Sistem Pengendalian Stratejik – Keterkaitan Dengan Sistem Kompensasi (KHASUS Citibank Performance Evaluation)



Kasus 9-98

Pengukuran Kinerja Berganda untuk mengevaluasi dan penghargaan atas kinerja;

Evaluasi subjektif

Citibank: Evaluasi Kinerja 3


Frits Seegers, Presiden Citibank California, bertemu dengan tim manajemennya untuk membahas evaluasi kinerja dan keputusan atas bonus untuk manajer cabang California. Frits merasa ada yang kurang dari evaluasi kinerja James McGaran, yang merupakan manajer atas cabang paling penting di area Los Angeles, dan memiliki finansial yang sangat mengesankan.
            Tahun sebelumnya James mendapat rating “above par” dengan bonus penuh. Tapi tahun lalu, Divisi California Citibank mengumumkan Performance Scorecard yang baru untuk menegaskan pentingnya beragam metode pengukuran dalam pencapaian tujuan strategi divisi. Dalam metode pengukuran yang baru terdapat Indikator Kepuasan Konsumen. Namun sangat disayangkan, James McGaran mendapat nilai “Below Par” dalam Kepuasan Konsumen.
            Frits kemudian berkomunikasi dengan Lisa Johnson, Manajer Area yang merupakan supervisor James McGaran. (Exhibit 9-2) Lisa memberikan komentar positif, namun Lisa tidak memberikan rekomendasi final sampai dia mendiskusikan lebih lanjut dengan Frits. Lisa mengetahui bahwa kasus James dipantau oleh Manajer lain antar divisi karena James McGaran merupakan Manajer Keuangan yang paling penting diantara 31 cabang di area Los Angeles.
            Kantor cabang yang diurus oleh James memiliki 15 staff, pendapatan 6 Juta Dollar, dan 4,3 Juta Dollar Profit Margin. Dengan nasabah yang sangat beragam. Ada pengusahan yang memerlukan keuangan retail yang canggih. Ada juga beberapa pengusaha “Kakek dan Nenek” yang jumlahnya sangat rendah, namun  merupakan segment dominan di daerah lain. Dua kompetitor lain, Bank of America dan Wells Fargo memiliki kantor dengan jarak kurang dari satu blok dari kantor cabang James.
            James bekerja pada industri perbankan sejak tahun 1977 dan bergabung dengan Citibank pada tahun 1985 sebagai asisten manajer cabang. Pada tahun 1986 James dipromosikan menjadi manajer cabang. Hingga pada tahun 1992 dia diberi kewenangan untuk mengurus kantor cabang keuangan, dengan kemampuan yang melebihi harapan dia memberikan pendapatan yang mengesankan selama empat tahun berturut-turut. Pada tahun 1996, saat performa divisi diukur menggunakan pengukuran non finansial, terlihat bahwa kepuasan konsumen pada kantor cabang yang diurusnya tidaklah sebaik performa keuangannya.
            James melapor kepada Lisa Johnson, manager area di Los Angeles. Lisa adalah pegawai senior di Citibank yang sudah bergabung sejak tahun 1978 di Cicago dan kemudian pindah ke California pada awal tahun 1988. Area yang diurus oleh Lisa adalah yang terbesar diantara semua divisi. Lisa adalah manajer yang rutin membantu permasalahan setiap manajer cabang lain dan paham dengan permasalahan yang terdapat pada setiap cabang.
            Penilaian performa Citibank yang baru merupakan “Niche Player” di pasar California. Memiliki delapan puluh cabang dibandingkan dengan empat ratus kantor kompetitor terbesarnya. Strategi Citibank di California adalah untuk membangun monopoli yang menguntungkan dengan cara menyediakan hubungan keuangan yang baik dikombinasikan dengan pelayanan yang berkualitas kepada nasabah.
            Pelayanan diberikan langsung di kantor cabang atau jarak jauh, tergantung permintaan nasabah. Ekspektasi atas pelayanan kepada nasabah semakin meningkat seiring dengan kenaikan laba bersih mereka. Para nasabah menginginkan pelayanan yang baik dengan pilihan produk keuangan yang sesuai dengan pribadi nasabah masing-masing. Citibank menawarkan pelayanan yang luas diantaranya jumlah ATM yang tersebar dibanyak tempat, 24 hours Banking, dan Home Banking.
            Sebelumnya, Citibank mendominasi evaluasi kinerja pada Pengukuran keuangan. Namun pihak manajemen cabang merasa pengukuran yang selama ini dilakukan kurang cocok dengan strategi bank. Frits Seegers ingin agar orang-orang di kantor tersebut memiliki pandangan yang lebih luas mengenai bisnis dan memahami bahwa pelayanan pada nasabah adalah kunci sukses untuk memonopoli bisnis jangka panjang.
            Karena dirasa penting, kantor cabang California memasukan pengukuran non-finansial pada Performance Scorecard mereka. Dikombinasikan dengan pengukuran keuangan yang sudah ada untuk memperbandingkan setiap aspek dalam strategi bank. Performance Scorecard diujicoba pada tahun 1995 dan digunakan pada kuartal pertama tahun 1996, manajemen pusat menggunakan data pada Performance Scorecard dan Performance Data dijadikan alat ukur untuk evaluasi strategi dan kemampuan perusahaan
Performance Scorecard dibuat berdasarkan enam aspek (exhibit 9-3 sampai 9-6) ;
-          Financial (Keuangan)
-          Strategy Implementation (Penerapan Strategi)
-          Customer Satisfaction (Kepuasan Nasabah)
-          Control (Pengendalian)
-          People (Masyarakat)
-          Standards
            Pengukuran keuangan didapatkan dari total pendapatan dan margin laba terhadap target yang terdapat di sistem akunting.
            Pengukuran atas implementasi strategi dilihat pada pendapatan dari berbagai jenis segmen target pelanggan yang relevan dengan strategi cabang. Performance Scorecard James berfokus kepada pendapatan dari nasabah rumahan, pengusaha, dan profesional.
            Kepuasan nasabah diukur melalui interview via telepon yang dilakukan kepada nasabah yang pernah berkunjung selama sebulan terakhir di dua puluh lima kantor cabang. Penilaian kepuasan nasabah berdasarkan pada pelayanan Citibank misalnya pelayanan telepon 24 jam dan mengenai mesin ATM. Pihak independen dilibatkan untuk melakukan survey, yang dipandu oleh departemen Relationship Satisfaction. Dengan adanya strategi bank yang berfokus pada pelayanan nasabah, Frits Seegers menganggap pengukuran kepuasan nasabah adalah hal yang penting sebagai kunci sukses kantornya. Dia melihat hal tersebut sebagai indikator kunci untuk peningkatan performa keuangan. Jika kepuasan nasabah memburuk, akan berimbas kepada keuangan perusahaan.
            Pengukuran atas kontrol dievaluasi oleh internal auditor pada kantor cabang. Setiap cabang harus memperoleh nilai minimal “Par” (skala 4 dari 1 sampai 5) untuk memperoleh bonus. Jika nilai yang diperoleh dibawah 4, maka kantor cabang tersebut tidak mencapai nilai minimum untuk kontrol yang efektif.
            People (masyarakat) dan Standar adalah rating non-kuantitatif yang ditentukan secara subjektif oleh Boss Manajer Cabang. Pengukuran “People” difokuskan pada tindakan proaktif yang dilakukan oleh manajer untuk membina dan berkomunikasi dengan bawahan, untuk mendorong program pelatihan lingkungan, menjadi contoh bagi staff baru. Pengukuran atas Standar termasuk keterlibatan manajer dalam komunitas, asosiasi perdagangan, dan etika bisnis.
            Setiap komponen Scorecard dinilai secara terpisah menjadi tiga tingkatan kategori; “below par”, “par”, atau “above par”. Untuk ukuran yang dapat dinilai secara kuantitatif (Financial, Strategy Implementation, Customer Satisfaction, dan Control) batas kinerja ditentukan menggunakan ketiga kategori ini. Namun karena kurangnya indikator, untuk penilaian pada People dan Standards ditentukan secara subjektif oleh pimpinan kantor cabang.
            Kinerja dan Insentif Proses perencanaan kinerja dimulai pada bulan Oktober dengan proses negosiasi antara Frits Seegers dan manajer area. Pada akhir tahap awal ini, target Performance Scorecard untuk tahun mendatang ditetapkan  untuk divisi dan untuk masing-masing area. Target tersebut dijelaskan sampai ke tingkatan paling bawah. Manajer area bernegosiasi dengan manajer cabang untuk menentukan target keuangan mereka dan tujuan pelaksanaan strategi untuk tahun ini. Pada akhir proses ini, target untuk manajer cabang yang ditambahkan untuk memastikan bahwa mereka menyamai atau melampaui target di area tersebut.
            Kepuasan pelanggan dan kontrol tujuan dalah wajib untuk semua cabang di divisi. Untuk kepuasan pelanggan, tujuan tahun 1996 adalah untuk mencapai peringkat minimal 80.
            Keuangan, Implementasi strategi, kepuasan pelanggan, dan kontrol target membentuk dasar kuantitatif untuk evaluasi kinerja. Setiap kuartal, manajer area menerima informasi kantor cabang dengan angka yang sebenarnya untuk setiap ukuran ini dan membandingkan dengan target tiap kuartal. Informasi ini, digabung dengan penilaian subjektif yang diberikan oleh manajer area atas People dan Standards membentuk dasar untuk evaluasi tiap kuartal dan tiap tahun manajer cabang.
            Evaluasi kinerja akhir tahun ditentukan bersama oleh sebuah tim yang dipimpin oleh Frits Seegers. Tim terdiri manajer area, termasuk Lisa Johnson, dan manajer sumber daya manusia, kualitas, dan keuangan. Frits percaya bahwa memiliki sebuah tim dan bersama-sama mengevaluasi kinerja setiap manajer cabang memberi konsistensi pada proses di seluruh divisi. Tim ini yang sekarang memutuskan evaluasi kinerja James untuk tahun ini.
            Selain unsur motivasi lain yang terkait dengan evaluasi tahunan, bonus manajer cabang terkait dengan Peringkat Performance Scorecard. Peringkat “Below Par” tidak mendapat bonus apapun. Peringkat “Par” mendapat bonus hingga 15% dari gaji pokok (bagi manajer cabang dengan gaji di bagian bawah braket gaji, bonus bisa mencapai 20%). Peringkat “Above Par” mendapat bonus sebesar 30%.
            Jika seorang manajer sama sekali tidak memiliki minimal peringkat “Par” di semua komponen Scorecard, manajer tidak bisa mendapatkan rating "Above Par”.
            Kinerja Keuangan Cabang Frits diulas pada tahun 1996 untuk James McGaran. Keuangannya luar biasa 20% di atas target. Menurut Lisa Johnson, cabang yang diurus oleh James "telah menghasilkan pendapatan tertinggi dan membuat kontribusi margin terbesar untuk bisnis cabang manapun dalam sistem." Strategi skor implementasinya berada di peringkat "Par" sampai "Above Par", meskipun Lisa Johnson telah memberinya "Above Par" Peringkat di tiga kuartal. James telah mempertahankan peringkat "Above Par" di scorecard kontrol dan Lisa Johnson telah menilai dia sangat baik di mana dia memiliki keleluasaan untuk melakukannya.
            Namun, rating atas kepuasan pelanggan adalah "Below Par". Cabang memperoleh peringkat "Par" jika mencetak nilai 74 sampai 79. Jika kepuasan pelanggan di atas 80 atau telah meningkat 6 poin tanpa regresi selama 2 kuartal dan itu di atas rata-rata pasar (77), maka cabang mendapat rating "Above Par”.
            Lisa dan Frits menyadari bahwa penerapan yang ketat atas kebijakan baru untuk evaluasi kinerja berarti bahwa James mampu memperoleh paling banyak "Par" untuk evaluasi tahun ini. Tapi cabang yang ditangani James adalah yang terbesar dan cabang terberat di antara semua divisi. Dia memiliki nasabah yang sering menuntut dan kompetisi yang dengan pesaing yang ketat. Sehingga sulit untuk mengelola beragam rangkaian indikator, dan ukuran kepuasan nasabah cenderung sulit untuk ditangani dengan hanya menunjukan kinerja keuangan. James telah membahas dengan Lisa mengenai sebuah survei. Nasabah dinilai tidak hanya berdasarkan cabang mereka, tetapi juga layanan Citibank yang lain seperti ATM yang merupakan di luar kendali manajer cabang. Dengan demikian, terdapat kemungkinan bahwa layanan ini tidak memberikan dukungan yang cukup kepada nasabah di cabang yang diurus oleh James.
            Walaupun khawatir, James telah bekerja keras untuk meningkatkan rating kepuasan nasabah selama kuartal terakhir. Dia telah membuat beberapa perubahan dalam stafnya untuk meningkatkan skor. Satu orang di cabang sekarang ditugaskan untuk menyapa nasabah ketika tiba di kantor dan membantu dengan masalah yang mungkin timbul. Dia juga mengadakan rapat cabang dan melatih karyawan cabang untuk memusatkan perhatian mereka pada peningkatan kepuasan nasabah.
            James sangat mementingkan peringkatnya. Adalah sebuah kebanggan kebanggaan untuk menjadi "Above Par" dan menunjukkan bahwa ia mampu berhasil menjalankan cabang yang paling sulit diantara semua divisi. Ia merasa sangat kecewa ketika di dua kuartal tahun ini peringkat nya hanya “Par”. Karena cabang yang diurusnya termasuk sulit dan ia memberikan kinerja keuangan terbaik di divisi, dia berpikir bahwa usahanya layak diberikan rating di atas rata-rata, walaupun kepuasan pelanggan agak tertinggal.
            Frits mengulas Scorecard James untuk setiap kuartal tahun 1996 (exhibit 9-3 sampai 9-6). Keuangannya luar biasa, tetapi hanya pada kuartal terakhir adalah ia mampu menarik kepuasan pelanggan kepada tingkat yang dapat diterima. Jika tim evaluasi kinerja memberi James "Above Par" orang bisa berpikir bahwa penilaian tersebut tidak terlalu mementingkan aspek non-keuangan. James mendapat "Below Par" untuk kepuasan pelanggan selama tahun 1996 dan, jika ukuran ini benar-benar penting, dia sepantasnya mendapatkan rating "Above Par". Di sisi lain, dia pantas diberikan “Above Par” atas kinerjanya yang sangat baik di pengukuran lainnya. James adalah contoh bagi banyak manajer cabang lainnya.
Frits membawa ringkasan scorecard di tangannya (exhibit 9-2) dan berbalik ke Lisa Johnson:
            "Lisa, aku sudah membaca komentar anda dan Ulasan Scorecard kuartalan James. Semua yang sekarang tersisa adalah memberi tanda pada enam kotak di formulir ringkasan ini dan memutuskan rating kinerja keseluruhan untuk James. . . Apa yang kamu sarankan? "
Pertanyaan :
(a)           Mengapa Citibank menunjukkan Performance Scorecard nya?
Manfaat apa yang diharapkan Citibank dari Performance Scorecard yang ada?
(b)          Apa hubungan sebab akibat yang tersirat dalam Performance Scorecard?
(c)           Karakteristik pengukuran apa yang cocok untuk digunakan untuk mengevaluasi kinerja dan bonus?
Bahas pengukuran Performance Scorecard dalam kaitannya dengan karakteristik yang anda identifikasi.
(d)          Asumsikan bahwa Anda adalah Lisa Johnson. Lengkapi exhibit-1 untuk mengevaluasi kinerja James dan jelaskan alasan Anda untuk setiap rating yang anda berikan pada masing-masing enam ukuran dan evaluasi secara keseluruhan.

PEMBAHASAN


Performance scorecard Citibank bisa digunakan untuk mengevaluasi keuntungan dan kerugian menggunakan ukuran keuangan maupun non-keuangan, untuk mengkomunikasikan strategi dan mengevaluasi kinerja. Asumsi yang mendasari keputusan penggunaan indikator non-keuangan adalah adanya model bisnis yang menghubungkan ukuran non-keuangan untuk penciptaan nilai di dalam perusahaan Citibank.
                                            
Strategi Citibank adalah “Untuk membangun franchise yang menguntungkan dengan menyediakan relationship banking dengan pelayanan kualitas tinggi untuk konsumennya.” Di mana “kualitas pelayanan yang tinggi” berarti perhatian secara khusus terhadap tiap individu dan pilihan produk keuangan yang banyak.
Tujuan utama dari performance scorecard adalah untuk mengkomunikasikan suatu strategi ke seluruh organisasi dan menetapkan dasar untuk evaluasi berdasarkan strategi tersebut. Namun bila performance scorecard dijadikan dasar untuk menentukan bonus atas pencapaian yang ada, maka top manajer harus mengetahui dengan jelas strategi yang akan mereka capai dan memiliki pengukuran yang tepat. Jika tidak maka akan menimbulkan konsekuensi yang tidak diharapkan, sehingga upaya yang dilakukan organisasi akan salah arah.
Performance scorecard ini merupakan suatu bentuk terjemahan strategi Citibank dalam ukuran operasional. Yang sering terjadi adalah ketika perusahaan menetapkan strategi namun kurang dalam pengimplementasian serta komunikasi ke anggota perusahaan. Dengan adanya performance scorecard ini, Citibank dapat mengkomunikasikan strategi perusahaan serta menterjemahkan strategi dalam ukuran yang jelas. Dalam kasus ini, performance scorecard merupakan sebuah alat dalam manajemen kinerja bisnis. Diharapkan setelah menggunakan performance scorecard, strategi Citibank dapat dikelola serta dapat mengukur sejauh mana strategi telah dicapai sehingga bisa digunakan untuk evaluasi dan perbaikan ke depannya.
  • Intinya, Citibank memperkenalkan performance scorecard dikarenakan kinerja keuangan saja tidak bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan strategi Citibank. Ada ukuran-ukuran non finansial lainya yang mencerminkan strategi Citibank yang perlu dinilai kinerjanya. Selain itu, performance scorecard ini merupakan terjemahan strategi Citibank.






Evaluasi Kinerja James
Berikut ini beberapa argumen mengenai rating yang tepat atas penilaian kinerja kepuasaan nasabah kantor cabang yang diurus oleh James :
“Par”
“Below Par”
  • Memberikan apresiasi atas kerja keras James à James layak mendapat bonus maksimum
  • Memberikan kredibilitas untuk sistem baru. jika tidak, sistem baru akan diremehkan
  • James selalu mendapatkan bonus maksimal di tahun sebelumnya
  • Mengkomunikasikan pentingnya kepuasan konsumen kepada seluruh anggota organisasi
  • Sistem harus fleksibel untuk mengadaptasi  sebuah pengecualian yang rasional

  • Untuk menjaga motivasi James, jika dia kecewa ada kemungkinan James akan mengundurkan diri karena sistem yang baru menghalangi kerja kerasnya


James berhak mendapat rating “par” dalam aspek kepuasan nasabah dikarenakan James telah memberikan kinerja keuangan yang sangat baik, sehingga kerja keras James ini perlu diapresiasi dengan penilaian yang bagus. Selama ini kinerja James selalu bagus setiap tahunnya sehingga akan susah untuk mengumumkan bahwa kinerja atas kepuasan nasabah di kantor cabangnya jelek dan dia tidak akan mendapat bonus maksimum. Hal ini dapat menimbulkan kekecewaan pada diri James dimana ia telah berusaha keras untuk mendatangkan keuntungan bagi Citibank namun diberi rating “below par” yang akan mempengaruhi penilaian akhirnya. Serta seharusnya sistem bisa mengakomodasi keadaan khusus seperti kasus James ini.
Di sisi lainnya, James dipandang pantas mendapat rating “below par” pada penilaian kinerja kepuasan nasabah. Karena bila pengecualian diberikan pada James sehingga dia bisa mendapat penilaian “par” meskipun tidak mencapai target, itu sama saja dengan meremehkan sistem penilaian yang baru dan mengisyaratkan bahwa sebenarnya kepuasan nasabah tidak penting bagi Citibank. Tentu hal ini tidak benar dan akan sangat merugikan Citibank.        
Yang menjadi masalah ialah ketika Lisa dan Frits harus menentukan penilaian akhir bagi kinerja James secara keseluruhan. Problem yang dihadapi Lisa dan Frits dikarenakan adanya penilaian kinerja yang subjektif. Sistem baru ini memiliki keunggulan di mana dapat fleksibel untuk keadaan khusus dan untuk mengakomodasi keadaan yang tidak terdapat di penilaian objektif. Namun sistem ini memiliki beberapa kelemahan,yaitu
1.      Lisa dan Frits harus menentukan keputusan yang sulit dalam menghadapai kasus James ini karena penilaiannya tidak objektif dimana Lisa dan Frits merupakan penentu akhir dan memiliki pendapat personal dalam penilaian. A
2.      Ada kemungkinan penilaian subjektif ini menimbulkan politik dalam organisasi untuk mempengaruhi pengambil keputusan. Kriteria penilaian subjektif ini dapat menurunkan reabilitas sistem penilaian baru ini.
Berdasarkan penilaian terhadap kepuasan nasabah dalam empat kuartal sepanjang tahun 1996, dapat dihitung bahwa rata-rata nilai kepuasan nasabah untuk tahun 1996 adalah 63.75. Melihat nilai tersebut dan membandingkan target yang seharusnya dicapai adalah 80, maka diputuskan untuk memberikan penilaian “below par” untuk kategori kepuasan nasabah tahun 1996.
Untuk mendapatkan penilaian keseluruhan “above par”, minimal harus mendapatkan nilai “par” pada seluruh kategori. Karena pada tahun 1996 penilaian kepuasan nasabah adalah “below par”, maka nilai keseluruhan cabang James McGaran untuk tahun 1996 adalah “par”.

 
 
 
 
 
 
 
Description: D:\Google Drive\PPak unud 2014-2015\B02 AKUNTANSI MANAJEMEN LANJUTAN\PERTEMUAN 14\exhibit 9-2.jpg
Pro Kontra mengenai Rating James
Mendukung “Below Par”
Mendukung “Par”
  • Menekankan strategi Citibank
  • James telah menjadi kepala cabang sejak 1992 dan terus memiliki hasil yang bagus
  • Kepuasan nasabah merupakan indikator dari kinerja dan mewakili model bisnis. Rating yang jelek akan direfleksikan dalam kinerja keuangan di kemudian hari.
  • Ukuran kepuasan nasabah tidak bagus karena hanya 25 orang per kuarter,tidak mewakili populasi. Selain itu, pemilihannya bias karena hanya konsumen yang mengunjungi kantor cabang saja yang diinterview
  • Memfokuskan perhatian seluruh anggota akan kepentingan kepuasan konsumen untuk memenuhi strategi yang ada.
  • Kantor cabang James memiliki banyak tuntutan, oleh karena itu harus mendapat rating yang lebih rendah
  • James bisa saja mengelola ekspektasi konsumen atas ATM dan phone banking. Hal ini juga bisa dijadikan alasan oleh James untuk tidak memenuhi kepuasan nasabah.
  • Konsumen menjawab survei yang mencakup aspek yang tidak bisa dikontrol oleh James, seperti ATM dan phone banking.

  • Terlalu berfokus pada kepuasan nasabah dapat menimbulkan alokasi sumber daya yang kurang tepat. James dapat berinvestasi terlalu banyak pada kepuasan nasabah.

Di satu sisi James layak mendapatkan penilaian “Below Par karena kepuasan nasabah merupakan indikator utama pengukuran kinerja di mana kepuasan nasabah menetukan keberlanjutan bisnis ke depannya. Selain itu kepuasan nasabah tersebut merupakan terjemahan dari strategi Citibank. Ketegasan menerapan pengukuran yang baru ini, akan meningkatkan kesadaran seluruh karyawan akan pentingnya kepuasan nasabah untuk memenuhi strategi Citibank.

Di sisi lain, James berhak mendapatkan penilaian “Par” karena dia memiliki kinerja keuangan yang sangat baik, di mana kinerja keuangan merupakan tujuan utama suatu bisnis. Selain itu, pemilihan sampel untuk interview sangat terbatas jumlah dan kriterianya, yaitu hanya 25 orang dan merupakan nasabah yang mengunjungi kantor cabang tersebut selama satu bulan terakhir. Sehingga hasil survey yang didapatkan mungkin tidak dapat mewakili jawaban dari nasabah Citibank secara keseluruhan. Biasanya konsumen utama Citibank jarang mengunjungi kantor cabang, karena mereka lebih memilih menggunakan layanan-layanan perbankan seperti melalui telepon, ATM, atau bahkan kunjungan pihak bank ke rumah atau kantor mereka. Selain itu, ada beberapa pertanyaan dalam survey yang merupakan faktor-faktor yang di luar kendari kantor cabang, misalnya ATM dan phone banking.
Jika ditinjau dari segi lingkungan bisnis, tempat di mana cabang James berada memiliki nasabah-nasabah yang memiliki tuntutan yang tinggi dibandingkan nasabah pada cabang Citibank yang lain. Penekanan yang terlalu berlebihan pada kepuasan konsumen dapat mengakibatkan pengalokasian dana oleh James dengan tidak seimbang, yaitu ketika James terlalu banyak menginvestasikan pada kepuasan konsumen.
Menurut kami, dari 2 sudut pandang diatas, James layak mendapat penilaian akhir “Par” dan tidak mendapat bonus maksimum. Meskipun hanya 1 indikator saja yang tidak memenuhi persyaratan untuk mendapat rating ”Above Par” namun indikator tersebut sangat penting bagi keberlanjutan usaha di masa depan. Penilaian serta penetapan target Citibank masih belum sempurna dan memiliki beberapa kekurangan, namun bila alasan kekurangan dalam sistem penilaian dijadikan alasan untuk memperbaiki penilaian terhadap James maka akan memberikan dampak psikologis yang tidak bagus misalnya karyawan lain bahkan James sendiri tidak akan respek dengan sistem penilaian baru dan menganggap kepuasan nasabah bukan aspek penting bagi Citibank. Hal ini akan berdampak buruk bagi Citibank, dimana kepuasan nasabah mencerminkan strategi Citibank.  Baik Frits maupun Lisa harus tetap tegas dan mengacu pada peraturan dimana hal ini bisa menjadi bukti bahwa Citibank berkomitmen terhadap layanan berkualitas yang dapat diukur dengan kepuasan nasabah. Diharapkan kedepannya, mementingkan kualitas dan kepuasan nasabah bisa menjadi budaya.

Rounded Rectangle: StandardsPentingnya Kepuasan Nasabah
                



















Rounded Rectangle: Financial
 
















Dari bagan di atas, dapat dilihat bahwa kepuasan nasabah memiliki peranan yang penting yang menentukan kinerja keuangan secara keseluruhan. Kemudian perlu diingat kembali bahwa strategi Citibank tidak hanya untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnisnya, namun juga untuk memberikan layanan yang berkualitas tinggi bagi nasabahnya. Jika ditinjau lebih lanjut, pelayanan yang berkualitas tinggi yang diberikan Citibank bagi nasabahnya bertujuan untuk memuaskan nasabahnya. Sehingga kurang tepat jika dikatakan bahwa kepuasan nasabah tidak mencerminkan strategi secara keseluruhan. Menurut kami, dengan memperhatikan indikator kepuasan nasabah James yang tidak mencapai target, maka James tidak layak mendapatkan penilaian akhir “Above Par”.
                                                                                             

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia. Modul Akuntansi Manajemen Lanjutan. 2015. Jakarta

Komentar

Postingan Populer