SISTEM PENGENDALIAN STRATEJIK KETERKAITAN DENGAN SISTEM KOMPENSASI
SISTEM PENGENDALIAN STRATEJIK
KETERKAITAN DENGAN SISTEM KOMPENSASI
1. SISTEM PENGENDALIAN STRATEJIK
Kinerja
adalah hasil akhir daripada kegiatan, walaupun sebenarnya kinerja dapat juga
berupa suatu proses yang dikehendaki. Pengukuran hasil akhir ini akan
tergantung kepada bentuk organisasi, mungkin dengan mempertimbangkan
tingkatannya dalam satu perusahaan. Ukuran yang digunakan meliputi:
kemampulabaan, pangsa pasar, pengurangan biaya, dan lain-lain sesuai dengan apa
yang telah dsepakati oleh organisasi ataupun perusahaan sebelum kegiatan
dimulai.
Organisasi
menghabiskan banyak waktu menentukan cara memotivasi pekerja. Salah satu cara
adalah menyamakan tujuan pekerja dengan organisasi. Namun, meskipun sasaran
tersebut telah disamakan, organisasi tidak dapat bergantung pada pengendalian
diri pekerja untuk mencapai kinerja yang ditargetkan. Pada beberapa kasus,
organisasi harus membuat system pengendalian tugas atau hasil. Pengendalian
tugas menggunakan alat pengendalian preventif atau bergantung pada pemantauan,
dimana pengendalian hasil berfokus pada perbandingan hasil actual terhdap
kinerja yang diinginkan.
Perkembangan
dan penggunaan jenis pengukuran kinerja yang tepat sangat berhubungan erat dan
langsung dengan karakteristik perilaku kedua, yang melibatkan bauran pengukuran
kinerja kuantitatif dan kualitatif jangka pendek dan jangka panjang, hal ini
disebut dengan pendekatan Balance Scorecard.
Literatur
akuntansi manajemen menjelaskan beberapa kerangka kerja pengukuran kinerja
termasuk yang diperkenalkan oleh program manajemen kualitas nasional dan
internasional. Balanced Scorecard
(BSC) adalah pendekatan pengukuran kinerja yang umum dan fleksibel, survei
mengindikasikan bahwa 60% hingga 70% perusahaan di seluruh dunia melaporkan
bahwa mereka menggunkan beberapa versi pendekatan ini. Dan Balanced Scorecard (BSC) juga telah disesuaikan agar berfungsi di
sektor publik dan nirlaba. Fitur Balanced
Scorecard (BSC) adalah ia menyediakan kerangka kerja yang memilih ukuran
kinerja keuangan dan non keuangan dari strategi perusahaan. Pengukuran tersebut
melibatkan, namun tidak membatasi, pengkuran operasi, keualitas dan perbaikan
proses.
Balanced
Scorecard (BSC) adalah sistem manajemen strategi yang
mendefenisikan sistem akuntansi pertanggung jawaban berdasarkan strategi. Balanced Scorecard (BSC) menerjemahkan
misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja
dalam empat perspektif yaitu: Perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
(infrastruktur). Perspektif terakhir ini mengacu pada tiga faktor utama yang
memungkinkannya yaitu: kemapuan pegawai, kemamupuan sistem informasi dan
perilaku pegawai (motivasi, pemberdayaan dan pensejajaran).
Balanced
Scorecard (BSC) mengukur kinerja organisasi berdasarkan empat
perspektif yang berbeda namun berhubungan yang diturunkan dari visi, strategi
dan tujuan organisasi.
·
Keuangan. Bagaimana cara pemegang saham
kami mengkur kesuksesan?
·
Palanggan. Bagaimana cara kami
menciptakan nilai untuk pelanggan?
·
Proses. Pada proses mana kami harus
sangat baik agar dapat memuaskan pelanggan dan pemegang saham?
·
Pembelajaran dan pertumbuhan. Apakah
kemampuan karyawan, sistem informasi, dan kemampuan organisasi yang dibutuhkan
agar dapat terus memperbaiki proses dan hubungan pelanggan?
Balanced Scorecard
(BSC) membuat perusahaan dapat melacak hasil keuangan sambil memantau dengan
pengukuran non keuangan, bagaimana mereka membangun kemampuannya dibidang
pelanggan, proses serta karyawan dan sistem untuk mencapai pertumbuhan dan
kemampuan memghasilkan laba dimasa depan.
Manfaat Pengukuran Kinerja Manajemen
1.
mengelola operasi
organisasi secara efektif
& efisien melalui pemotivasian karyawan secara maksimum
2.
membantu pengambilan
keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
3.
mengidentifikasi kebutuhan
pelatihan dan pengembangan karyawan dan untuk
menyediakan kriteria seleksi dan
evaluasi program pelatihan karyawan
4.
menyediakan umpan balik
bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka
5.
menyediakan suatu dasar
bagi distribusi penghargaan
Pengertian Kompensasi
Pengertian kompensasi
yang dikemukakan oleh
Anthony dan Govindarajan,
menyebutkan bahwa dari 3 jenis komponen kompensasi yang diterima manajer,
adalah:
1.
Gaji
2.
Tunjangan-tunjangan dalam bentuk natura
3.
Kompensasi insentif
Peran strategis kompensasi manajemen mempunyai tiga aspek:
1.
kondisi strategis yang dihadapi
perusahaan,
2.
dampak penghindaran risiko
terhadap pembuatan keputusan manager,
3. masalah
etika tertentu
Tujuan Kompensasi Manajemen
Program kompensasi
manajemen dikembangkan dengan tujuan mendukung tujuan strategis perusahaan,
sehingga tujuan kompensasi manajemen harus konsisten dengan tiga tujuan
pengendalian manajemen, yaitu:
-
motivasi
-
memberikan insentif,
-
menentukan secara adil atas penghargaan
Menurut Atkinson dan Kaplan, organisasi
menggunakan baik imbalan intrinsik maupun ekstrinisk untuk memotivasi pekerja.
Imbalan intrinsik adalah penghargaan yang berasal dari dalam individu dan
mencerminkan kepuasan dari melakukan pekerjaan dan dari kesempatan berkembang
yang disediakan pekerjaan itu. Sedangkan imbalan ekstrinsik adalah penghargaan
apapun yang diberikan oleh satu orang kepada orang lain untuk menghargai
pekerjaan yang diselesaikan dengan baik.
Imbalan Ekstrinsik Berdasarkan
Kinerja
Sistem kompensasi insentif atau
pembayaran berdasarkan kinerja adalah sistem imbalan yang menyediakan imbalan
ekstrinsik dalam bentuk uang berdasarkan hasil yang terukur. Sistem pembayaran
berdasarkan kinerja mendasarkan imbalan setelah mencapai atau melewati kinerja
terukur tertentu.
Jenis Program Kompensasi Insentif
Bentuk kompensasi paling umum
adalah bonus tunai, pembagian laba, pembagian keuntungan, opsi saham, lembar
saham kinerja. Hak atas kenaikan saham, unit partisipasi, dan program
kepemilikan saham oleh pekerja. Kita dapat menggolongkan program kompensasi ke
dalam dua bagian besar. Pertama adalah program ang bergantung pada penilaian
internal yang disedikan oleh system akuntansi manajemen organisasi. Yang kedua
adalah program yang bergantung pada kinerja harga saham organisasi di pasar
saham.
-
Bonus Tunai
Program bonus tunai memberikan
bayaran berbentuk uang berdasarkan kinerja yang diukur. Bonus ini merupakan
imbalan yang hanya diberikan sekali, dan tidak termasuk ke dalam upah dasar
pekerja pada tahun berikutnya. Bonus tunai dapat berjumlah tetap dan dipicu
ketika kinerja yang diukur melebihi target, atau bonus ini proportional dengan
tingkat kinerja terhadap targetnya.
-
Pembagian Laba
Pembagian laba adalah bonus tunai
yang dihitung sebagai persentase dari laba yang dilaporkan unit organisasi.
Pembagian laba adalah program kompensasi insentif kelompok yang berfokus pada
kinerja jangka pendek.
-
Berbagi Keuntungan
Berbagi keuntungan atau gain
sharing adalah system pembagian bonus tunai dari pool ketika jumlah total yang
tersedia merupakan fungsi dari kinerja relative terhadap target tertentu.
Sebagai contoh, para pekerja dalam unit tertentu (departemen atau toko)
menerima bonus jika kinerja mereka melebihi target kinerja. Gain sharing
meningkatkan kinerja tim dan partisipasi dalam pembuatan keputusan.
Tiga program gain sharing yang paling umum digunakan:
a. Improshare
(pembagian peningkatan produktivitas) menentukan bonus poolnya dengan
menghitung perbedaan antara tingkat biaya tenega kerja target berdasar level
produksi tertentu dan biaya tenaga kerja yang sebenarnya.
b. The
Scanlon plan dihitung menggunakan data pada beberapa periode dasar didasarkan:
Rasio dasar = biaya gaji / nilai
barang atau jasa yang diproduksi
c. The rucker
plan didasarkan pada rumus berikut ini, yang mencerminkan data dari periode
yang mewakili:
Rucker standard = biaya gaji /
nilai produksi
-
Opsi Saham dan Program Kompensasi
Saham Lainnya yang Berhubungan dengan Saham
Opsi saham adalah hak membeli
unit saham organisasi pada harga yang telah ditentukan, yang disebut sebagai
harga opsi. Secara umum, penggunaan program kepemilikan saham pekerja
mengasumsikan bahwa pekerja akan bekerja lebih giat ketika mereka mempunyai
saham kepemilikan.
2. PEMBAHASAN KASUS
·
CITIBANK: Performance
Evaluation
Frits Seeger, Presiden Citibank California, bertemu dengan
tim manajemen untuk meninjau evaluasi kinerja dan keputusan bonus untuk manajer
cabang California. Berikutnya adalah Evaluasi kinerja James McGaran. Frits merasa gelisah tentang yang
satu ini. McGaran adalah manajer cabang yang paling penting di daerah
Los Angeles, dan keuangan nya sangat mengesankan. Setahun lalu dia menerima peringkat
"above par" dengan bonus penuh. Tapi tahun lalu, Divisi California
Citibank telah memperkenalkan scorecard kinerja baru untuk menyoroti pentingnya
beragam rangkaian langkah-langkah dalam mencapai tujuan strategis divisi. Di antara langkah-langkah baru yang
diperkenalkan adalah indikator kepuasan pelanggan. Sayangnya, James McGaran telah
mencetak "below par" pada kepuasan pelanggan.
Frits melihat kepada Lisa Johnson, pengelola kawasan
mengawasi James McGaran. Frits telah membaca komentar Lisa (Exhibit 1). Komentar yang sangat positif, tapi
Lisa tidak ingin memberikan rekomendasi akhir sampai ia telah membahas dengan
Frits. Dia tahu bahwa kasus James akan
diawasi ketat oleh banyak manajer dalam divisi.
Keuangan District Cabang
James McGaran adalah seorang manajer yang paling penting
dari 31 cabang di daerah Los Angeles. Terletak di distrik keuangan Los
Angeles. Cabang
James memiliki staf 15 orang, pendapatan sebesar $ 6 juta dan $ 4,3 juta pada
margin keuntungan. Basis pelanggan sangat beragam. Pelanggan individu berkisar dari
orang-orang yang bekerja di distrik keuangan dengan perbankan ritel canggih
perlu informasi perbankan individu untuk kenyamanan. Pelanggan bisnis adalah pembeli
canggih yang menuntut kualitas layanan yang tinggi dan karyawan berpengetahuan
yang bisa memenuhi kebutuhan keuangan mereka. "Mom dan pop" bisnis,
segmen yang dominan di daerah lain, juga hadir tetapi untuk tingkat yang jauh
lebih rendah. Kompetisi intens. Dua pesaing - Bank of America dan
Wells Fargo - memiliki kantor kurang dari satu blok dari cabang James.
James bergabung dengan Citibank pada tahun 1985 sebagai
manajer cabang pembantu. Dia telah bekerja di industri perbankan sejak tahun 1977.
Dalam setahun, pada tahun 1986, ia dipromosikan menjadi manajer cabang kecil. Dia berkembang dengan cepat melalui
jajaran hingga 1992 ketika ia diberi tanggung jawab mengelola kantor distrik
keuangan. Kinerjanya di kantor ini telah melebihi harapan setiap
tahun. Dia telah menyampaikan hasil
keuangan yang mengesankan selama empat tahun berturut-turut. Pada tahun 1996, ketika divisi
memperluas indikator kinerja mencakup non-financial
measures, menjadi jelas bahwa penilaian ini cabang kepuasan pelanggan tidak
mengikuti pola yang sama seperti kinerja keuangan.
James dilaporkan Lisa Johnson, manajer daerah Los Angeles. Lisa adalah karyawan lama dari
Citibank. Dia bergabung dengan Perusahaan pada tahun 1978 di Chicago
dan pindah ke California pada awal 1988. Daerah nya adalah yang terbesar di
divisi dan termasuk dua wilayah yang sebelumnya telah dikelola secara terpisah. Lisa adalah seorang manajer hands-on yang menghabiskan banyak waktu
di cabang-cabang mendukung manajer dan menjadi akrab dengan peristiwa di
masing-masing cabang.
New Performance Scorecard
Citibank adalah pemain ceruk di pasar California.Memiliki delapan puluh cabang dibandingkan
dengan empat ratus kantor pesaing terbesarnya. Strategi Citibank di California
adalah untuk membangun sebuah waralaba yang menguntungkan dengan memberikan
hubungan perbankan dikombinasikan dengan tingkat tinggi layanan kepada nasabah. Layanan disampaikan tatap muka (di
cabang) atau jarak jauh, tergantung pada keinginan pelanggan. Harapan layanan pelanggan meningkat
sejalan dengan kekayaan bersih mereka, seperti yang dilakukan profitabilitas
mereka untuk bank. Pelanggan ini menuntut tingkat tinggi layanan dengan
perhatian pribadi hati-hati dan pilihan yang luas dari produk-produk keuangan. Citibank memberikan array yang luas dari layanan termasuk
jaringan padat mesin ATM, 24 jam perbankan, dan rumah perbankan.
Langkah-langkah keuangan telah mendominasi evaluasi kinerja
Citibank di masa lalu. Tapi manajer puncak di divisi merasa bahwa tindakan ini merupakan
cara yang lemah untuk mengkomunikasikan strategi layanan yang tinggi bank. Frits Seegers ingin orang-orang di
divisi untuk memiliki pandangan yang lebih luas dari bisnis dan fokus perhatian
mereka pada dimensi-dimensi yang penting untuk keberhasilan jangka panjang dari
waralaba.
Untuk mencerminkan pentingnya non-financial measures sebagai indikator terkemuka strategi implementasi,
Divisi California mengembangkan Performance
Scorecard. Ini dilengkapi financial
measures yang telah ada dengan pengukuran baru yang mencerminkan dimensi
kompetitif penting dalam strategi bank. Versi awal pra-diuji pada tahun
1995 dan, dimulai pada kuartal pertama tahun 1996. Tujuan Performance Scorecard dan data kinerja menjadi alat manajemen pusat
untuk menerapkan strategi dan mengevaluasi kinerja.
Performance
Scorecard dibangun sekitar enam jenis ukuran:
financial, strategy implementation, customer
satisfaction, control, people, dan standards (lihat Exhibit 2 sampai5).
Financial measures diperoleh dari sistem akuntansi reguler dan berfokus
terutama pada total pendapatan dan margin keuntungan terhadap sasaran.
Strategy
implementation measures melacak pendapatan untuk berbagai jenis segmen target
pelanggan yang relevan dengan strategi cabang. Performance Scorecard James difokuskan
terutama pada pendapatan dari pelanggan ritel - rumah tangga, bisnis, dan
profesional.
Customer
satisfaction diukur melalui wawancara
telepon dengan sekitar dua puluh lima pelanggan cabang yang telah mengunjungi
cabang selama bulan lalu. Skor kepuasan pelanggan yang berasal dari
pertanyaan-pertanyaan yang berfokus pada layanan cabang serta layanan Citibank
lainnya seperti 24 jam phone banking
dan layanan ATM. Sebuah perusahaan riset independen yang bertanggung jawab
untuk mengelola survei bawah bimbingan divisi departemen Relationship Satisfaction. Mengingat strategi bank saat ini,
yang berfokus pada layanan pelanggan sebagai pembeda utama. Frits Seeger menganggap ukuran
kepuasan pelanggan sebagai hal penting bagi keberhasilan jangka panjang dari
divisinya. Dia melihat itu sebagai indikator utama kinerja keuangan
masa depan. Jika kepuasan pelanggan memburuk, itu hanya masalah waktu
sebelum terlihat dalam keuangan.
Control measures melaporkan evaluasi oleh auditor internal pada proses
pengendalian internal cabang. Cabang harus memiliki skor setidaknya “par” (didefinisikan
sebagai 4 pada skala 1 sampai 5) untuk memenuhi persyaratan untuk bonus apapun. Jika rating di bawah 4, bisnis
cabang dianggap berisiko dan tidak memenuhi persyaratan minimum untuk kontrol yang
efektif.
People and standards ditentukan
secara subjektif oleh bos manajer cabang. Ukuran “People” difokuskan pada upaya
proaktif dari manajer untuk mengembangkan dan berkomunikasi dengan bawahan,
untuk mendorong program pelatihan daerah, dan menjadi panutan bagi orang-orang
yang lebih junior. “Standards” termasuk penilaian keterlibatan manajer dalam
kelompok masyarakat, asosiasi perdagangan, dan etika bisnis.
Setiap komponen dari Scorecard
ini diberikan skor secara independen menjadi salah satu dari tiga kategori peringkat:
"below par", "par", atau "above par". Untuk measurement yang dapat diukur secara kuantitatif - keuangan,
implementasi strategi, kepuasan pelanggan, dan kontrol - ambang batas kinerja
yang telah ditetapkan menentukan kinerja mana yang termasuk dalam skala
tiga-tingkat ini. Namun, peringkat yang berhubungan dengan “people and
standards” tidak memiliki indikator obyektif yang sesuai: kinerja kasus ini
ditentukan secara subjektif oleh manajer cabang superior.
Performance and Incentives
Proses perencanaan kinerja dimulai pada bulan Oktober
dengan proses negosiasi antara Frits Seegers dan pengelola kawasan itu. Pada akhir tahap awal ini, Performance Scorecard target untuk tahun
mendatang didirikan untuk divisi dan untuk masing-masing daerah. Target tersebut mengalir ke bawah
organisasi. Pengelola kawasan bernegosiasi dengan manajer cabang untuk
menentukan target keuangan mereka dan tujuan pelaksanaan strategi untuk tahun
ini. Pada akhir proses ini, target untuk
manajer cabang yang ditambahkan untuk memastikan bahwa mereka menyamai atau
melampaui target di daerah itu.
Kepuasan pelanggan dan kontrol tujuan yang umum untuk semua
cabang di divisi. Untuk kepuasan pelanggan, tujuan 1996 adalah untuk mencapai
peringkat minimal 80.
Target financial, strategy
implementation, customer satisfaction,
dan control membentuk dasar
kuantitatif untuk evaluasi kinerja ex
post. Setiap kuartal, pengelola kawasan menerima informasi cabang
dengan angka yang sebenarnya untuk setiap langkah-langkah ini dan perbandingan
dengan tujuan kuartalan. Informasi ini, bersama-sama dengan skor subjektif bahwa
pengelola kawasan berikan untuk peringkat “people and standards”, membentuk
dasar untuk evaluasi triwulan dan tahunan manajer cabang.
Evaluasi kinerja akhir tahun ditentukan bersama oleh sebuah
tim yang dipimpin oleh Frits Seegers. Tim terdiri pengelola kawasan,
termasuk Lisa Johnson, dan manajer sumber daya manusia, kualitas, dan keuangan. Frits percaya bahwa memiliki sebuah
tim bersama-sama mengevaluasi kinerja setiap manajer cabang memberi konsistensi
untuk proses seluruh divisi. Tim tersebut akan memutuskan evaluasi kinerja James untuk
tahun ini.
Untuk tambahan unsur motivasi lain dikaitkan dengan
evaluasi tahunan. Bonus manajer cabang terkait dengan peringkat Performance Scorecard akhir. Peringkat "below par"
tidak membawa bonus apapun. Peringkat "par" menghasilkan bonus hingga 15%
dari gaji pokok (untuk cabang manajer dengan gaji di bagian bawah braket gaji,
bonus bisa mencapai 20%). Peringkat "Above par" bias mendapatkan sebanyak
bonus 30%.
Tanpa peringkat "par" di semua komponen Scorecard, manajer tidak bisa
mendapatkan rating "above par".
Performance of the Financial District Branch
Frits meninjau formulir evaluasi kinerja James McGaran
tahun 1996. Keuangannya luar biasa - 20% di atas target. Menurut Lisa Johnson, cabang James
"telah menghasilkan pendapatan tertinggi dan membuat kontribusi margin
terbesar untuk bisnis setiap cabang dalam sistem". Skor strategy implementation berada pada range "par" hingga "above par", meskipun Lisa
Johnson telah memberinya peringkat "above par" di kuartal ke-tiga. James telah mempertahankan peringkat
"above par" di scorecard kontrol dan Lisa Johnson menilai dia tanpa
terkecuali di mana dia memiliki keleluasaan untuk melakukannya.
Namun, kepuasan pelanggan adalah "below par". Cabang A memperoleh peringkat
"par" jika memperoleh skor 74 ke 79. Jika kepuasan pelanggan adalah
di atas rata-rata pasar (77), kemudian cabang mendapat peringkat "above
par".
Lisa dan Frits menyadari bahwa aplikasi yang ketat dari
kebijakan baru untuk evaluasi kinerja berarti James bisa memperoleh paling
banyak "par" untuk evaluasi tahun ini. Tapi cabang James adalah yang
terbesar dan terberat di divisi. Dia memiliki klien menuntut dan
kompetisi yang menantang. Sulit untuk mengelola seperti beragam rangkaian indikator,
dan ukuran kepuasan pelanggan. James telah membahas dengan Lisa keprihatinannya mengenai
kecukupan survei. Pelanggan dinilai tidak hanya pada cabang mereka, tetapi
juga layanan lain Citibank seperti ATM yang berada di luar kendali manajer
cabang. Dengan demikian, hal itu mungkin
bahwa layanan ini terpusat tidak memberikan dukungan yang cukup kepada
pelanggan canggih cabang James.
Meskipun kekhawatiran ini, James telah bekerja keras untuk
meningkatkan rating kepuasan pelanggan selama kuartal terakhir. Dia telah membuat beberapa
perubahan dalam stafnya untuk meningkatkan skor. Satu orang di cabang sekarang
didedikasikan untuk menyapa pelanggan ketika tiba di kantor dan membantu dengan
masalah yang mungkin timbul. Dia juga mengadakan pertemuan cabang dan melatih karyawan
cabang untuk memusatkan perhatian mereka pada peningkatan kepuasan pelanggan.
James menganggap pentingnya peringkat. Ini merupakan masalah kebanggaan
untuk menjadi "above par" dan menunjukkan bahwa ia mampu berhasil
menjalankan cabang yang paling sulit di divisi. Ia merasa sangat kecewa ketika,
dalam dua kuartal tahun ini, peringkatnya hanya "par". Cabang nya sulit dan ia memberikan
kinerja keuangan terbaik di divisi. Dia berpikir bahwa usahanya layak mendapatkan
peringkat "above par". Bahkan jika kepuasan pelanggan agak
tertinggal.
Frits mengulas Scorecard James untuk setiap kuartal tahun
1996 (Exhibit 2 sampai 5). Keuangannya yang luar biasa, tetapi hanya pada kuartal
terakhir ia mampu menarik kepuasan pelanggan untuk tingkat yang dapat diterima. Jika tim evaluasi kinerja memberi
James "above par", maka orang lain bisa berpikir bahwa divisi tidak
serius dengan langkah-langkah non-keuangan. James telah memperoleh "below
par" pada kepuasan pelanggan untuk semua kuartal di tahun 1996 dan, jika
ukuran ini benar-benar penting, ia tidak harus mendapatkan "above par"
rating. Di sisi lain, dia pantas memperoleh
"above par " pada kinerjanya yang sangat baik di dimensi lain. James merupakan titik acuan bagi
banyak manajer cabang lainnya.
Frits memegang ringkasan scorecard di tangannya (Exhibit 1) dan berbalik ke Lisa Johnson:
"Lisa, saya sudah membaca komentar Anda dan mengulas
Scorecard kuartalan James. Yang tertinggal hanya enam kotak pada formulir ringkasan
ini dan keputusan peringkat kinerja keseluruhan untuk James ... Apa yang Anda
rekomendasikan? "
·
Analisa
Kasus
Performance Scorecard yang dimiliki oleh Citibank pada tahun 1996
terdiri dari enam ukuran, yaitu: financial,
strategy implementation, customer satisfaction, control, people, dan standards.
Selain pengukuran keuangan, terdapat ukuran non-keuangan di dalam evaluasi
kinerja yang baru.
Setiap komponen dalam Performance Scorecard pada Citibank diberikan skor/peringkat secara
independen, yang terdiri dari tiga kategori: below par, par, dan above par. Peringkat ini diukur secara
kuantitatif dengan ambang batas yang telah ditetapkan, kecuali untuk “people
and standards” tidak memiliki
indikator obyektif yang sesuai, sehingga kinerjanya ditentukan secara subjektif
oleh manajer cabang superior.
Tujuan
utama dari balanced scorecard adalah untuk menetapkan tujuan dan memungkinkan
manajer untuk menyelesaikan penilaian kinerja menggunakan pengukuran
kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran keuangan atau bersifat kuantitatif
merupakan hal penting dalam menganalisis kinerja pada Bank, sehingga
mengesampingkan ukuran non-kuantitatif yang juga sama-sama penting dalam
penilaian kinerja. Sedangkan dalam industri jasa, kepuasan pelanggan sangat
penting dalam menentukan kinerja operasional perusahaan.
Frit
Seegers, Presiden Citibank
California, melihat ini sebagai indikator utama kinerja keuangan
masa depan Bank, karena layanan pelanggan merupakan komponen penting dari
strategi Citibank di California.
Performance Scorecard James McGaran,
manajer cabang di Los Angeles, selama empat kuartal pada tahun 1996 terlihat
pada Exhibit 2 hingga 5:
EXHIBIT 1: JAMES MCGARAN'S PERFORMANCE SCORECARD
|
||||||||
Q1
|
Q2
|
Q3
|
Q4
|
Average
|
Year End
|
|||
Financial
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
3
|
||
Revenue
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Expense
|
2
|
3
|
2
|
2.33
|
||||
Margin
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Strategy
Implementation
|
2
|
3
|
3
|
3
|
2.75
|
3
|
||
Total Households
|
2
|
3
|
2
|
2.33
|
||||
New to bank household
|
2
|
2
|
2.00
|
|||||
Lost to bank household
|
2
|
2
|
2.00
|
|||||
Cross-sell, splits,
mergers households
|
2
|
3
|
2.50
|
|||||
Retail asset balances
|
2
|
3
|
2.50
|
|||||
Market share
|
3
|
3
|
3.00
|
|||||
Customer Satisfaction
|
2
|
1
|
1
|
2
|
1.50
|
2
|
||
Control
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
3
|
|||
Audit
|
3
|
3
|
2.00
|
|||||
Legal/Regulatory
|
3
|
3
|
2.00
|
|||||
People
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
3
|
||
Performance Management
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Teamwork
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Training/Development
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Self
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Other
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Employee Satisfaction
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Standards
|
3
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
3
|
||
Leadership
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Business
Ethics/Integrity
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Customer
Interaction/Focus
|
3
|
2
|
3
|
2.67
|
||||
Community Involvement
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Contribution to
overall business
|
3
|
3
|
3
|
3.00
|
||||
Overall Evaluation
|
3
|
2
|
2
|
3
|
2.50
|
3
|
Ringkasan
Performance Scorecard James McGaran pada tahun 1996:
·
Financial: Above Par
Kinerja keuangan pada cabang
James melampaui harapan manajemen untuk 4 tahun terakhir secara konsisten.
Begitupun dengan tahun ini. Secara
keseluruhan selama satu tahun pendapatan melebihi target sebesar $604,933, dan
beban berhasil ditekan sehingga
berada di bawah target sebesar $88,460 sehingga total contribution margin
meningkat di atas target sebesar $693,393.
·
Strategy Implementation: Above Par
Peringkat James dalam
kuartal 2, 3 dan 4 memperoleh “above par”. Kinerja cabang mencapai atau bahkan
melebihi target (Scorecard tidak menunjukkan besaran target untuk ukuran ini).
·
Control: Above Par
Ukuran ini dinilai hanya
dalam 3 kuartal, tidak ada ulasan ataupun nilai pada kuartal ke-tiga. Cabang James
memiliki pengendalian yang kuat padahal termasuk merupakan cabang yang besar
dan kompleks.
·
People: Above Par
James adalah seorang
manajer yang sangat baik. Kinerjanya konsisten dan selalu melebihi harapan.
·
Standards: Above Par
James adalah pemimpin
dihormati yang memiliki standar tinggi untuk dirinya sendiri dan orang-orang
yang mempekerjakan. Dia terus bekerja untuk meningkatkan dirinya dan
karyawannya. Dia terlibat dalam masyarakat dan mendorong yang sama dari
karyawannya.
·
Customer Satisfaction: Below Par
Kepuasan pelanggan dalam
dua kuartal awal memperoleh nilai “below par”. Namun, James mengidentifikasi
peluang peningkatan dan secara substansial meningkatkan nilai pada akhir tahun.
Evaluasi
secara keseluruhan: Above Par
James
layak mendapatkan peringkat “above par” disebabkan secara keseluruhan kinerja
James sangat baik, meskipun pada ukuran kepuasan pelanggan hanya memperoleh
nilai “below par”. Namun, kami akan mengabaikan ini karena beberapa alasan:
-
Tahun ini adalah tahun pertama performance scorecard atau balance scorecard dilaksanakan, butuh
beberapa waktu untuk penyesuaian
-
Kecukupan survei yang digunakan untuk mengukur kepuasan
pelanggan. Manajemen harus meninjau survei dan mendapatkan beberapa masukan
dari manajer cabang pada apa indikator yang harus digunakan untuk mengukur
kepuasan pelanggan.
-
Proses peninjauan yang dilakukan oleh manager
atasan dalam hal ini manager area. Manajer atasan menilai kinerja non-kuantitatif
secara subyektif. Proses ini dapat ditingkatkan dengan memungkinkan staf untuk
menilai kinerjanya sendiri dan membicarakannya dengan atasannya. Staf akan
mendapatkan kesempatan untuk membela dirinya jika dia tidak setuju dengan
penilaian atasan atas kinerjanya.
-
Jika diberikan rating “par” secara keseluruhan, dan
mengabaikan kerja keras yang telah dilakukan James, ini akan menurunkan moral
salah satu manajer paling sukses dan mungkin akan menghasilkan kinerja yang
lebih rendah di masa depan, dan memungkinkan menurunkan motivasi kinerja
karyawan lainnya.
Selain
itu, Manajemen harus mengkomunikasikan kepada seluruh karyawan dalam hal ini
James McGaran, pentingnya unsur kualitatif dalam balanced scorecard dan menjadi
pertimbangan selama tinjauan kinerja.
James
McGaran diharapkan terus berusaha dan berupaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggannya misalnya dengan memberikan
pelayanan yang lebih cepat, menanggapi keluhan pelanggan dengan cepat dan
menyelesaikannya dengan cepat, dan berbagai macam cara lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Robert Simons (2000). Performance Measurement and Control Systems
for Implementing Strategy. Prentice Hall
Athony A. Atkinson, Robert S.
Kaplan, Ella Mae Matsumura, S. Mark young (2012). Management Accounting, Fifth Edition. Prentice Hall.
Komentar
Posting Komentar