MENGEVALUASI LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN
MENGEVALUASI LINGKUNGAN EKSTERNAL
PERUSAHAAN
2.1 Definisi Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan adalah
suatu kekuatan, suatu kondisi, suatu keadaan, suatu peristiwa yang saling
berhubungan dimana organisasi mempunyai atau tidak mempunyai kemampuan untuk
mengendalikannya, adapun definisi lainnya mengatakan Lingkungan diartikan
menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan
kehidupan manusia. Sedangkan Analisis lingkungan adalah suatu proses monitoring
terhadap lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mengidentifikasikan peluang
(opportunities) dan tantangan (threats) yang mempengaruhi kemampuan perusahaan
untuk mencapai tujuannya.
Lingkungan eksternal
bisa dikatakan sebagai komponen-komponen atau variable lingkungan yang berada
atau berasal dari luar organisasi atau perusahaan. Komponen tersebut cenderung
berada di luar jangkauan organisasi, artinya organisasi atau perusahaan tidak
bisa melakukan intervensi terhadap komponen-komponen tersebut. Komponen itu
lebih cenderung diperlakukan sebagai sesuatu yang given atau sesuatu yang mau
tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana organisasi berkompromi atau
menyiasati komponen-komponen tersebut. Menurut Chuck Williams mengatakan bahwa lingkungan eksternal semua kejadian
diluar perusahaan yang memiliki pontensi untuk mempengaruhi perusahaan.
Sedangkan James A.F. Stoner
Lingkungan eksternal terdiri atas unsur-unsur yang berada di luar suatu
organisasi, yang relevan pada kegiatan organisasi itu. T.Hani Handoko mengatakan bahwa Lingkungan eksternal terdiri dari
unsur-unsur di luar perusahaan yang sebagian besar tak dapat dikendalikan dan
berpengaruh dalam pembuatan keputusan oleh manajer.
2.2 Tujuan Analisis Lingkungan
Tujuan analisis
lingkungan dilakukan agar organisasi dapat mengantisipasi lingkungan organisasi
sehingga dapat bereaksi secara cepat dan tepat untuk kesuksesan organisasi. Untuk maksud tersebut banyak sekali
pengelompokan variabel-variabel yang diperkirakan member pengaruh nyata
terhadap pencapaian tujuan organisasi. Yang selalu diusahakan adalah berusaha
melengkapi variable-variabel tersebut akan tetapi tidak akan pernah bisa
sekomplit yang diharapkan karena para pengambil keputusan harus berpacu dengan
waktu dalam proses “Decission Making”.
Akan tetapi, satu hal yang perlu diingat bahwa tidak ada satu pun cara yang
bisa dikatakan terbaik untuk menganalisis lingkungan bisnis. Kesemuanya harus
dikembalikan kepada “konteks” kepada situasi dan kondisi yang dihadap
perusahaan. Tujuan analisis lingkungan menurut perusahaan Untuk menyediakan
kemampuan dalam menggapai masalah-masalah kritis dalam lingkungan bagi
manajemen perusahan, menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan organisasi
dan kemudian mencoba masukkannya kedalam pengambilan keputusan organisasi, dan
mengenali masalah-masalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan, dan
memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan sutau
rencana untuk menanganinya.
2.3
Analisis Lingkungan Eksternal
Kebanyakan perusahaan menghadapi lingkungan eksternal yang berkembang
secara cepat, kompleks dan global yang membuatnya semangkin sulit
diinterpretasikan. Untuk menghadapi lingkungan yang sering kali tidak jelas dan
tidak lengkap, perusahaan dapat menempuh cara yang disebut analisis lingkungan
eskternal (external environmental
analysis) proses ini meliputi empat kegiatan yaitu : scanning, monitoring,
forecasting dan assessing. Tujuan dalam mempelajari lingkungan umum untuk
mengidentifikasi berbagai peluang dan ancaman. Peluang (opportunities) adalah
kondisi-kondisi dalam lingkungan umum yang dapat membantu perusahaan mencapai
daya saing strategis. Sedangkan ancaman (threat) adalah kondisi-kondisi dalam
lingkungan umum yang dapat mengganggu usaha perusahaan dalam memcapai daya
saing strategis. Dari 4 komponen analisis lingkungan diuraikan sebagai berikut
:
1. Scanning
Scanning
adalah usaha untuk mempelajari seluruh segmen dalam lingkungan umum. Melalui
scanning, perusahaan mengidentifikasi sinyal-sinyal awal perubahan yang mungkin
terjadi dalam lingkungan umum dan mendeteksi setiap perubahan yang sedang
terjadi. Dengan scanning, analis secara khusus berhubungan dengan informasi dan
data yang tidak jelas, tidak lengkap dan tidak berkaitan satu sama lain.
2. Monitoring
Pada
saat melakukan monitoring, para analisi mengamati perubahan lingkungan untuk
melihat apakah, sebenarnya, suatu kecendurungan sedang berkembang. Hal penting
untuk suksesnya suatu monitoring adalah kemampuan untuk mendeteksi arti dari
setiap kejadian lingkungan. Sebagai contoh, kecendurungan baru dalam hal dengan
pendidikan dapat diperkirakan dari perubahandalam dana pusat dan Negara bagian
untuk lembaga pendidikan, perubahan dalam persyaratan kelulusan sekolah
menengah, atau perubahan isi kurikulum sekolah tinggi. Dalam hal ini analis
akan menentukan apakah peristiwa yang berbeda ini menggambarkan suatu
kecendurngan dalam pendidikan, dan jika memang demikian, apakah data informasi
lainnya harus dipelajari untuk memantau kecendurangan tersebut.
3. Forecasting
Scanning
dan monitoring berhubungan dengan apa yang terjadi dalam lingkungan umum pada
suatu waktu tertentu. Saat melakukan forecasting, analis mengembangkan proyeksi
tentang apa yang akan terjadi, dan seberapa cepat, sebagai hasil perubahan dan
kecenderungan yang dideteksi melalui scanning dan monitoring. Sebagai contoh,
analis dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan suatu teknologi baru utnuk
mencapi pasar. Atau mereka juga dapat memperkirakan kapan prosedur pelatihan
perusahaan yang berbeda dibutuhkan untuk menghadapi perubahan komposisi
angkatan kerja, atau berapa lama waktu yang diperlukan bagi perubahan dalam
kebijakan perpajakan pemerintah untuk mempengaruhi pola konsumsi pelanggang.
4. Assessing
Tujuan
dari assessing adalah untuk menentukan saat dan pengaruh perubahan lingkungan
serta kecenderungan dalam manajemen strategis suatu perusahaan. Melalui
scanning, monitoring dan forecasting, analis dapat mengerti lingkungan umum.
Selangkah lebih maju, tujuan dari assessment adalah untuk menentukan implikasi
dari pengertian itu terhadap organisasi, tanpa assessment, analis akan
mendapatkan data yang menarik, tanpa mengetahui relevansinya.
2.4 Faktor-Faktor Lingkungan Eksternal
a.
Lingkungan
umum (General environment)
Mencakup elemen dalam masyarakat luas yang dapat mempengaruhi
suatu industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemen-elemen ini
dikelompokkan ke dalam segmen lingkungan (environmental segments), yang terdiri
dari segmen-segmen demografi, ekonomi, politik atau hukum, social-budaya, serta
teknologi. Perusahaan tidak dapat mengendalikan elemen-elemen ini secara
langsung, karena tantangan strategisnya adalah untuk mengerti setiap segemen
dan implikasi masing-masing, sehingga strategi yang tepat dapat dirumuskan dan
diterapkan.
b.
Lingkungan
Industri (industry environment)
Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok,
pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang
mempengaruhi suatu perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara
keseluruhan, interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba yang dapat
dicapai. Tantangannya adalah untuk menentukan posisi dalam industry dimana
perusahaan dapat mempengaruhi factor-faktor tersebut dengan baik atau dengan
mempertahankan diri dari pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin besar
kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industrinya, akan semakin
besar pula kecendurungan perolehan laba di atas rata-rata.
Bagan 2-1 :
Lingkungan Umum
Tabel
2-1 :
Lingkungan
Umum: Segmen dan Elemen
|
|
|
|
Segmen Demografis
Segmen Ekonomi
Segmen
politik/hukum
Segmen
Sosial Budaya
|
·
Besarnya populasi
·
Struktur usia
·
Distribusi geografis
·
Komposisi etnis
·
Distribusi pendapatan
·
Tingakat inflasi
·
Tingkat bunga
·
Defisit atau surplus neraca
perdagangan
·
Defisit atau suplus anggaran
·
Tingat simpanan pribadi
·
Tingakat simpanan perusahaan
·
Produk domestic bruto
·
Hukum anti-trust
·
Hukum perpajakan
·
Hukum pelatihan tenaga kerja
·
Kebijakan dan filosofi pendidikan
·
Wanita dalam angkatan kerja
·
Variasi dalam angkatan kerja
·
Perilaku atas kualitas kerja
·
Pertimbangan mengenai lingkungan
|
Segmen
Teknologi
|
·
Inovasi produk
·
Inovasi proses
·
Aplikasi pengetahuan
·
Teknologi komunikasi baru
|
|
|
Dari bagan diatas terlihat bahwa yang
tergolong pada factor-faktor lingkungan eksternal demografis, ekonomi, politik
atau hukum, social budaya dan teknologi merupakan factor-faktor yang bersumber
dari luar organisasi dan biasanya timbul terlepas dari situasi oprasional yang
dihadapi oleh perusahaan yang bersangkutan, akan tetapi mempunyai dampak pada
proses manajerial dan operasional dalam organisasi (perusahaan) tersebut.
1. Segmen
Demografis
Demografis sangat berhubungan dengan besarnya
populasi, struktur usia, distribusi geografis, komposisi etnis, dan distribusi
pendapatan. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, perusahaan harus menganalisis
demografis masyarakat umum, dari pada hanya populasi domestic. Ukuran pengamatan perubahan demografis
dalam populasi akan menggaris bawahi pentingnya segmen lingkungan ini. Dalam
Negara-negara tertentu, termasuk Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa, setiap pasangan
rata-rata memiliki kurang dari dua anak. Dengan tingkat kelahiran demikian,
maka populasi akan menyusut dari waktu kewaktu. Berkurangnya populasi dapat
mendorong suatu Negara untuk meningkatkan imigrasi sehingga tenaga kerja cukup.
Struktur
Usia,
dalam Negara-negara tertentu, seperti Amerika Serikat, usia rata-rata populasi
meningkat. Penyebabnya adalah tingkat kelahiran yang menurun serta bertambahnya
tingkat harapan hidup. Salah satu dampak yang timbul adalah berupa beban
tambahan pada sistem perawatan kesehatan. Dibalik semua ini, perusahaan
dapat mengartikannya sebagai peluang untuk
mengembangkan barang dan jasa untuk memenuhi populasi yang semakin pajang
usianya. Distribusi Geografis, selama
berpuluh-puluh tahun, Amerika Serikat telah mengalami pergeseran populasi dari
utara dan timur ke barat dan selatan. Demikian juga kecendurungan perpindahan
dari daerah metropolitan ke non-metropolitan terus berlanjut. Salah satu dampak
perubahan ini adalah pada dasar pengenaan pajak pemerintah local maupun Negara
bagian. Komposisi Etnis, dalam
populasi suatu Negara akan selalu berubah. Di Amerika Serikat, komposisi etnis
di Negara bagian dan di kota dalam Negara bagian amat bervariasi. Bagi
perusashaan, tantanganya adalah agar waspada dan sensitive atas perubahan
tersebut. Melalui pengamatan yang teliti, perusahaan dapat mengembangkan dan
memasarkan barang atau jasa yang dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan unik
serta kepentingan kelompok etnis yang berbeda. Distribusi Pendapatan,dengan mengerti bagaimana pola distribusi
pendapatan dalam populasi, perusahan dapat mengetahui besarnya daya beli dan discretionary income kelompok yang berbeda. Penelitan atas distribusi pendapatan
memberikan gambaran bahwa dengan adanya peningkatan standar hidup, terdapat
perbedaan di dalam dan atarnegara. Yang biasanya menjadi perhatian perusahaan
adalah pendapatan rata-rata masing-masing keluarga dan individu. Dengan
memperhatikan angka ini, perusahaan akan mendapatkan informasi yang relevan.
Focus strategis selanjutnya akan mempertahankan bagaimana pola distribusi
pendapatan dalam suatu masyarakat setempat memaikan peranan penting dalam
membangun dan mengoprasikan suatu perushaan kecil yang sukses.
2. Segmen
Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah
ekonomi suatu perusahaan beroperasi. Faktor ekonomi berdampak langsung secara
nyata pada berbagai strategi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh
kesejahteraan relative berbagai segmen pasar, didalam perencanaan strategis
setiap perusahaan harus mempertimbangkan kecendrungan ekonomi di segmen-segmen
yang mempengaruhi industrinya. Misalnya, bila suku bunga naik maka dana yang
diperlukan untuk menambah modal akan lebih mahal atau bahkan tidak tersedia,
penghasilan yang dibelanjakan menurun dan barang yang di beli menurun.
3. Segmen
Politik
Faktor-faktor politik mencakup peraturan pemerintah
pusat dan daerah serta aktivitas-aktivitas politik yang dirancang untuk
mempengaruhi perilaku bisnis. Para manajer harus mengabaikan adanya kelompok
penekan seperti LSM yang beroperasi dalam kerangka legal politik untuk
mempengaruhi perusahaan agar tidak mengabaikan tanggung jawab sosial mereka.
Faktor politik menetekan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi
perusahaan. Kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui keputusan tentang
perdagangan yang adil, undang-undang antitrust, program perpajakan, ketentuan
upah minimum, kebijakan tentang polusi dan penetapan bunga, batasan administrative
dan banyak lagi tindakan yang di maksud untuk melindungi pekerja, konsumen,
masyarakat umum dan lingkungan
4. Segmen
Sosial Budaya
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan
mencakup keyakinan nilai-nilai, sikap, opine dan gaya hidup dari orang-orang
dilingkungan eksternal perusahaan yang dikembangkan dari kondisi cultural,
ekologi, demografis, religious, pendidikan dan etnis. Seandainya sikap sosial
berubah, maka untuk berbagai tipe pakaian, buku, aktivitas yang menyenangkan
dan lain-lain berubah juga. Seperti kekuatan-kekuatan lain dalam lingkunagn
eksternal yang jauh, kekuatan sosial adalah dinamis, dengan perubahan yang
konstan yang diakibatkan oleh usaha individu untuk memuaskan keinginan dan
keperluan mereka dengan mengenali dan mengadaptasi terhadap faktor-faktor
lingkungan.
Faktor perubahan sosial yang paling besar dalam
tahun-tahun belakangan ini adalah:
a) Masuknya
sejumlah besar tenaga wanita dalam pasar tenaga kerja. Ini tidak hanya
mempengaruhi kebijakan penerimaan dan kompensasi dan kemampuan sumber daya dari
perusahaan mereka, ini juga menciptakan atau memperluas secara besar permintaan
untuk serangkaian produk atau jasa luas
yang diperlukan, karena absensinya tenaga wanita tersebut dirumah.
b) Perubahan
sosial besar yang kedua telah merupakan kepentingan yang diakselerasi dari
konsumen dan karyawan dalam masalah mutu kehidupan. Mesalnya banyak karyawan
perusahaan yang menuntut seminggu bekerja lima hari, kesempatan untuk pelatihan
dan lain-lain.
5. Segmen
Teknologi
Kumpulan faktor-faktor
kelima dalam lingkungan umum mencakup perubahan teknologi. Untuk menghindari
keusangan dan meningkatkan inovasi, suatu perusahaan harus sadar mengenai
perubahan teknologi yang dapat mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi
yang kreatif dapat memunculkan kemungkinan produk baru, perbaikan dalam produk
yang ada, atau dalam teknik manufacturing dan pemasaran.
Seperkonduktor terbaru dengan
hambatann rendah terhadap arus listrik mampu merevolusi operasi bisnis,
khususnya dibidang transportasi, kesehatan, listrik dan industry computer.
Internet merupakan mesin ekonomi global dan nasional yang memacu produktivitas,
faktor kunci untuk meningkatkan standart kehidupan dan menghemat biaya milyaran
dolar dalam distribusi dan biaya transaksi perjualan langsung untuk system yang
dapat melayani diri sendiri.
2.5
Analisis Lingkungan Industry
Industry adalah kelompok perusahan yang
menghasilkan produk yang mirip atau merupakan pengganti satu sama lain. Dalam
hal persaingan, perusahaan-perusahaan ini saling mempengaruhi. Biasanya,
industry terdiri atas berbagai ragam strategi bersaing yang digunakan
perusahaan dalam mengejar daya saing strategis dan profitabilitas tinggi.
Semua organisasi bisnis apa pun bidang
utama usahanya, bagaimana pun tujuan dan berbagai sasaran dirumuskan, filsafat
yang dianut, gaya manajerial yang digunakan, proses yang terjadi, teknologi
yang diterapkan dan terlepas dari besarnnya dapat digolongkan pada dua golongan
besar, yaitu organisasi bisnis yang terlibat dalam industry yang menghasilkan
barang dan yang menghasilkan jasa.
Pada umumnya disadari oleh kalangan
dunia usaha bahwa terdapat perbedaan dan persamaan tolok ukur kinerja
perusahaan yang menghasilkan barang dan yang menghasilkan jasa. Perbedaannya
pada intinya terletak pada kenyataan bahwa mengukur produktivitas perusahaan
yang menghasilkan barang relative lebih mudah antara lain karena barang-barang
yang dihasilkan dapat diukur sebab ada spesifikasi dan standarnya. Sebaliknya,
jasa yang dihasilkan suatu perussahaan relative sukar diukur karena tidak dapat
dikuantifikasikan. Spesifikasi dan standarnya tidak sama. Persamaannya pada
akhirnya terletak pada dua hal, yaitu kepuasan pemakai produk atau pelanggan
dan apakah perusahaan berhasil meraih keuntungan atau tidak.
Terlepas dari persamaan dan perbedaan
tersebut, manajemen strategic dalam suatu organisasi mutlak mengenali industry dalam
bidang mana perusahaan bergerak sebagai faktor lingkungan eksternal yang turut
berpengaruh terhadap jalannya roda perusahaan yang bersangkutan. Pentingnya
pengenalan industry itu lebih jelas lagi apabila diingat sebagai lingkungan
eksternal yang jauh atau umum, tetapi juga sebagai faktor lingkungan yang dekat
atau industry. Dikatakan sebagai faktor eksternal yang jauh karena perkembangan
yang terjadi di dalamnya berada diluar kendali suatu perusahaan tertentu,
tetapi mempunyai dampak langsung atau tidak langsung pada keberadaan
organisasi. Kondisi industry juga dapat dikatakan cara sebagai faktor eksternal
yang dekat karena kondisi tersebut berpengaruh secara langsung, secara
oprasional pada jalannya roda organisasi atau perusahaan.
Dibandingkan lingkungan umum, lingkungan
industry memiliki efek yang lebih langsung terhadap daya saing strategis dan
profitabilitas. Intensitas bersaing dalam industry dan potensi laba industry
tersebut sebagaimana diukur dengan pengembalian atas investasi secara jangka
panjang merupakan fungsi lima kekuatan persaingan ancaman pesaing baru,
pemasok, pembeli, produk pengganti, serta intensitas persaingan antara para
pesaing.
Model lima kekuatan yang dikembangkan
oleh Michael Porter memperluas bidang untuk analisis bersaing. Secara historis,
pada saat mengamati lingkungan persaingan, perusahaan berkonsentrasi pada
perusahaan yang menjadi pesaing mereka. Tetapi saat ini persaingan dipandang
sebagai sekelompok cara alternative bagi konsumen untuk mendapatkan hasil yang
diinginkan dari pada hanya sebagai pesaing langsung.
Model lima kekuatan mengakui bahwa
pemasok dapat menjadi pesaing perusahaan dengan integrasi ke depan, sebagaimana
pembeli juga dapat menjadi pesaing perusahaan dengan integrasi ke belakang.
Demikian juga perusahaan-perusahaan yang memilih untuk memasuki suatu pasar
yang baru serta memilih memproduksi barang yang dapat menjadi pengganti barang
yang ini diproduksi, dapat menjadi pesaing. Karena karakteristik lingkungan
industry membentuk strategis perusahaan, analis lingkungan berusaha menentukan
kekuatan relatif dari masing-masing kekuatan pesaing tersebut.
BAGAN 2.5
Faktor-Faktor
Pendorong Persaingan dalam Industri
Ancaman dari Para
Pendatang Baru
Produsen baru( new enprants) dapat
membahayakan perusahaan-perusahaan yang telah ada. Produsen baru menghasilkan
kapasitas produksi tambahan. Kecuali permintaan terhadap barang meningkat,
tambahan kapasitas akan menekan agar biaya bagi pembeli menjadi rendah, yang
mengakibatkan turunnya penjualan dan laba bagi seluruh perusahaan dalam
industry tersebut. Sering kali produsen baru memiliki sumber daya dalam jumlah
besar dan kemauan yang kuat umtuk memperoleh pangsa pasar. Tetapi, hadirnya
pesaing baru dapat mendorong perusahaan- perusahaan yang ada menjadi lebih
efektif dan efesien serta belajar bagaimana pesaing dalam dimensi baru (misalnya
saluran distribusi dalam computer). Seberapa besar kecendrungan perusahaan akan
memasuki suatu industri tergantung industri dari dua faktor rintangan untuk
masuk (barrier to entry) dan reaksi yang diharapkan dari pelaku industri yang
ada. Apabila perusahaan menganggap untuk masuk kedalam suatu industry adalah
sulit, atau apabila perusahaan mengalami kerugian pesaing dalam memasuki suatu
industry, maka saat itulah rintangan untuk masuk timbul.
Persaingan merupakan kenyataan hidup
dalam dunia bisnis. Sifat, bentuk dan intensitas persaingan yang terjadi dan
cara yang ditempuh oleh para pengambil keputusan strategic untuk menghadapinya
pada tingkat yang dominan mempengaruhi tingkat keuntungan suatu perusahaan. Kenyataan
ini dihadapi bukan hanya oleh perusahaan yang tergolong lemah, tetapi juga oleh
perusahaan yang kuat sekalipun. Salah satu faktor yang turut berpengaruh ialah
apabila ada pendatang-pendatang baru dalam industry tertentu. Kehadiran para
pendatang baru dikatakan sebagai ancaman karena para pendatang baru tersebut
membawa berbagai hal ke dalam industry seperti kemampuan baru keinginan merebut
pangsa-pangsa tertentu, tekonologi yang muntakhir, sarana dan prasarana yang
lebih lengkap dan tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.
Dilain pihak harus ditekankan pula bahwa
betapa pun para usahawan untuk berkecimpung dalam bidang industry tertentu, yang
mungkin baru baginya apakah tersebut diupayakan supaya menjadi kenyataan
dipengaruhi pula oleh bentuk, sifat dan kuat atau lemahnya berbagai kendala
yang harus dihadapi yaitu :
1) Keterbatasan
industriawan yang bersangkutan untuk mengambil langkah-langkah yang bersifat
ekonomi berskala jual, jaringan distribusi, keuangan dan pengadaan tenaga kerja
yang kapabel dan memenuhi persyaratan dan segi-segi kehidupan perusahaan.
2) Berkaitan
dengan loyalitas para pelanggan sebagai pengguna produk yang dihasilkan oleh perusahaan
yang sudah lebih dahulu memproduksikan
dan memasarkan produk “Loyalitas” yang telah dipupuk oleh penghasil produk
terjadi karena pengiklanan, kemudahan memperoleh pelayanan purna jual dan
kesenangan para pemakai. Loyalitas tidak mudah diubah oleh pendatang baru.
3) Keterbatasan
usahawan yang bersangkutan memenuhi persyaratan. Modal diperlukan untuk memulai
usaha baru dengan berbagai kepentingan termasuk biaya yang tidak kembali,
seperti untuk membiayai kegiatan penelitian pendahuluan. Disamping itu untuk
infestasi membeli barang-barang yang tidak bergerak, infentaris, dan berbagai
biaya lainnya.
4) Biaya
–biaya tertentu yang harus dipikul oleh pendatang baru yang tidak perlu lagi
dipikul oleh berbagai perusahaan lainnya. Perusahaan-perusahaan yang terlebih
dahulu memasuki dalam bidang industry tertentu berada pada posisi yang lebih
menguntungkan. Contohnya lokasi perusahaan yang stratejik, akses pada sumber
bahan mentah atau bahan baku, kemudahan memperoleh kredit, kemungkinan telah
memperoleh subsidi dari pemerintah dan penguasaan teknologi canggih.
5) keterbatasan
akses pada saluran distribusi barang yang dihasilkan. Setiap pendatang baru
harus memiliki jalur-jalur distribusi barang. Misalnya pendatang baru harus
mampu menggeser produk lain dari tempat pajangan. Cara –cara yang digunakan
untuk “menggeser” dapat beranekaragam. Dapat dipastikan bahwa para “pendatang
lama” tidak akan tinggal diam dan pasti akan mengambil langka-langkah yang
efektif.
6) kebijaksanaan
yang ditetapkan oleh pemerintah yang dapat membatasi kesempatan bagi usahawan
memasuki bidang industry tertentu. Contohnya: perketatan perizinan, pasar yang
sudah jenuh, tidak tersedianya bahan mentah, atau bahan baku, mengurangi polusi
udara, mengurangi pencemaran air, pelestarian lingkungan dan lain sebagainya.
Kekuatan Posisi Pemasok
Meningkatnya harga dan mengurangi mutu
produk yang dijual adalah cara potensial yang dapatr digunakan pemasok untuk
mendapatkan kekuatan terhadap perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam suatu
industry. Apabila perusahaan tidak dapat menutup peningkatan biaya yang terjadi
melalui struktur harganya, makan profitabilitasnya akan berkurang akibat
tindakan pemasok. Kelompok pemasok dikatakan berkuasa apabila terjadi :
1. Pemasok
mendominasi penguasaan dan pemilikan bahan mentah atau bahan tertentu, apalagi
bila bahan mentah atau bahan baku tersebut bersifat langka padahal produk hasil
olahan bahan itu sangat di perlukan oleh para konsumen.
2. Bahan
mentah atau bahan baku itu sulit dicari substitusinya karena berkaitan langsung
dengan spesifikasi produk tertentu.
3. Pembeli
bukan merupakan konsumen penting bagi pemasok
4. Produk
pemasok penting bagi pembeli.
5. Efektivitas
produk pemasok menciptakan biaya peralihan yang tinggi bagi pembeli.
6. Pemasok
merupakan ancaman serius apabila berintegrasi ke depan kea rah industry pembeli
(misalnya produsen pakaian yang memilih membuka took pakaian sendiri).
Kredibilitas meningkat apabila pemasok memilih sumber daya yang besar dan
menyediakan produk yang amat bermutu. Keputusan Raplh Lauren untuk membuka
outlet sendiri merupakan ancaman serius bagi segmen-segmen tertentu dalam
industry eceran pakaian.
Kekuatan Posisi Pembeli
Perusahaan akan selalu berusaha untuk memaksimumkan
pengembalian atas modal mereka. Pembeli lebih suka membeli produk dengan harga
serendah mungkin dimana industry dapat memperoleh pengembalian serendah mungkin
yang dapat di terima. Untuk mengurangi biaya, pembeli akan menuntut kulaitas
yang lebih tinggi, pelayanan yang lebih baik, serta harga yang lebih murah.
Hasil ini dapat dicapai dengan mendorong persaingan antara perusahaan dalam
suatu industry. Kelompok pembeli dikatan berkuasa apabila saat :
1. Membeli
sejumlah yang besar hasil dari industry
2. Pertimbangan
harga produk yang dibeli tidak menjadi pertimbangan utama
3. Dapat
berpindah ke pemasok lainnya dengan biaya yang rendah
4. Produk
pemasok tidak ekslusif atau standar, dan memiliki ancaman yang kuat untuk
beritegrasi kebelakang ke dalam industry pemasok. Rangkaian besar pengecer
bersifat membahayakan apabila mereka menjual produk dengan label nama mereka
sendiri, yang merupakan ancaman untuk integrasi ke belakang
5. Apabila
makin banyak perusahaan menghasilkan produk yang sejenis atau serupa sehingga
pembeli mempunyai banyak pilihan
Produk Substitusi atau Ancaman
Produk Penganti
Setiap perusahan akan berusaha menyaingi
perusahaan lain yang menghasilkan produk pengganti. Dengan kemampuannya
memuaskan kebutuhan yang ridak jauh berbeda dari konsemen, tetapi dengan karateristik
berbeda, harga produk pengganti dapat menjadi batas tertinggi dari harga yang
akan ditetapkan oleh suatu perusahaan. Contoh dalam produk penganti seperti
karet alam digantikan oleh karet sintetis, gula yang berasal dari tebu
digantikan oleh pemanis sintetis, kapas sebagai bahan baku pakaian diganti oleh
polyester, nilon dan rayon. Kiranya tidak sulit untuk menemukan contoh-contoh
lain yang menggambarkan bahwa produks substitusi yang dapat digunakan oleh
manusia memuaskan kebutuhannya semakin banyak dihasilkan oleh semakin banyak
perusahaan. Kepekaan tentang hal ini harus terdapat dalam diri para pengambil
keputusan strategic betapa pun pentingnya kedua hal tersebut mendapatkan
perhatian. Tidak adanya atau tipisnya kepekaan tersebut dapat berakibat pada
menurunnya tingkat perolehan keuntungan yang pada gilirannya mengurangi
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya, belum berbicara
mengenai pertumbuhan dan perkembangan.
Intensitas Persaingan
Antarperusahaan
Dalam kebanyakan industry perusahaan
banyak bersaing secara aktif satu dengan lainnya untuk menciptakan daya saing
strategis dan laba yang tinggi. Pencapaian hal-hal tersebut menuntut
keberhasilan yang relative terhadap para pesaing. Dengan demikian, persaingan
yang terjadi antara perusahaan-perusahaan tersebut distimulasi pada saat satu
atau lebih perusahaan merasakan tekanan persaingan atau apabila mereka
mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan posisi pasar mereka. Persaingan ini
sering kali terjadi atas dasar harga, inovasi preoduk, dan tindakan lain untuk
mencapai pembedaan produk seperti pelayanan, kampaye ikan yang unik, dan jumlah
produk.
Telah
tergambar di muka salah satu kenyataan hidup dalam dunia bisnis ialah
terjadinya persaingan yang ada kalanya semangkin tajam. Persaingan ini akan
terjadi semakin tajam apabila terjadi:Makin banyak perusahaan yang menghasilkan
dan memasarkan produk yang serupa atau sejenis
a. Makin
banyak perusahaan yang mampu menawarkan produk substitusi kepada para konsumen
dengan manfaat yang relative sama
b. Makin
langkanya bahan mentah atau bahan baku untuk proses lebih lanjut
c. Masuknya
produk yang sedang “trendy” kepasaran
d. Terjadinya
pergeseran dalam perilaku para konsumen dalam memilih dan membeli produk
tertentu
e. Terjadi
peningkatan kemampuan ekonomi para pelanggan atau pemakai produk sehingga
orientasi mereka “bergeser” dari harga ke mutu dan pelayanan, termasuk
pelayanan purna jual
f. Beralihnya
posisi suatu Negara, misalnya dari masyarakat agraris ke masyarakat industry
Dalam menuntut kemampuan yang lebih
tinggi dari para perumus kebijaksanaan strategic dalam perusahaan agar dengan
demikian strategi yang dirumuskannya memungkinkan organisasi meraih keuntungan,
mempertahankan eksistensi dan menempuh jalur pertumbuhan dan perkembangan.
Secara ideal, apa yang seharusnya terjadi ialah persaingan yang sehat. Akan
tetapi pengalaman banyak orang menunjukan bahwa tidak semua usahawan yang
menghadapi persaingan dengan berpegang teguh pada norma-norma moral dan etik.
Ada saja usahawan yang mau terlibat dalam persaingan yang tidak sehat
dilakukannya melalui upaya seperti :
a. Manipulasi
harga
b. Manipulasi
mutu
c. Dalam
kampaye pemasaran memberikan janji-janjin yang muluk-muluk
d. Alpa
dalam member pelayanan
e. Menggunakan
teknik-teknik promosi yang melebih-lebihkan manfaat produk yang dihasilkan dan
dipasarkannya.
Berbagai tindakan yang bersifat
manipulasi seperti itu mungkin saja memberikan keuntungan yang besar pada satu
ketika tertentu, tetapi tidak untuk di jangka panjang. Oleh karena itu, sikap
yang tepat untuk ditampilkan ialah merumuskan strategi perusahaan sedemikian
rupa sehingga norma-norma moral dan etik tetap dipegang teguh. Bertindak
demikian memang mungkin tidak menghasilkan keuntungan besar untuk jangka
pendek, akan tetapi dapat dikatakan merupakan jaminan untuk kesinambungan
kehidupan perusahaan yang bersangkutan.
2.6 Studi Kasus
ANALISIS
LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL
DALAM
MENETAPKAN STRATEGI UNTUK KEBERLANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN
(Studi
Kasus Pada Industri Rumah Tangga Keripik Tempe Ri-Mas Malang)
Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu
sektor usaha yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional, selain
berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, UMKM juga
berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Di Indonesia, UMKM
selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena
sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan
usaha berskala kecil baik di sektor tradisional maupun modern.
Keripik Tempe Ri-Mas adalah industri
rumah tangga yang bergerak di bidang produksi dan penjualan pangan yaitu
keripik tempe. Usaha ini didirikan pada tahun 1993 oleh sang pemilik, Ibu Siti
Nurhayati atau yang lebih dikenal dengan Ibu Sugiri. Perusahaan ini berlokasi
di jalan Terusan Sulfat Gg. 1, Malang, Jawa Timur. Keripik Tempe Ri-Mas adalah
sebuah industri rumah tangga yang sedang berkembang. Perusahaan ini telah
berdiri cukup lama, namun sistem penjualan dan pemasaran pada perusahaan ini
masih perlu ditelusuri lebih jauh. Perusahaan tidak memiliki jalur distribusi
karena aktivitas penjualan dilakukan langsung di rumah produksi dan tidak
memiliki cabang. Sistem pemasaran hanya melalui mulut ke mulut, sehingga
transaksi penjualan dilakukan dengan cara menghubungi sang pemilik melalui
media telekomunikasi, yaitu telepon dan pesan singkat pada handphone. Salah
satu contohnya, usaha ini tidak memiliki kios sebagai wadah pemasaran, sehingga
hanya menerima pesanan di rumah. Usaha ini hanya memproduksi keripik tempe
dengan rasa original. Produk keripik tempe yang akan dijual tidak boleh
melebihi satu hari setelah proses produksi, apabila melebihi, keripik tempe
tersebut tidak boleh dijual. Selain itu, pemilik sengaja tidak mencantumkan
tanggal kadaluarsa dan keterangan berat bersih (netto) pada kemasan. Hasil
produksi perusahaan dalam 1 hari mencapai 30 – 50 kg.
Hal ini tentu mempunyai dampak terhadap
proses operasional yang nantinya juga mempengaruhi going concern perusahaan.
Permasalahan yang akan dibahas pada penelitian ini adalah tentang bagaimana
rumusan strategi untuk keberlangsungan hidup perusahaan keripik tempe Ri-Mas
Malang melalui analisis internal dan eksternal perusahaan. Tujuan yang ingin
dicapai pada penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi perusahaan dengan
menggunakan analisis SWOT atas lingkungan internal dan eksternal perusahaan
untuk menempati posisi yang kuat dalam persaingan sehingga menunjang
keberlangsungan hidup perusahaan.
Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1984 tentang peridustrian, industri adalah kegiatan
ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi, dan/atau
barang jadi menjadi barang nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,
termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Menurut Kementrian
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang
dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), “adalah entitas
usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan
paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan
entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih
besar dari Rp 200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan
bangunan”. (www.depkop.go.id). Sedangkan menurut
Menurut Glueck (1980:87) mendefinisikan bahwa “lingkungan meliputi
faktor-faktor luar perusahaan yang dapat menuntun ke arah kesempatan-kesempatan
atau ancaman-ancaman pada perusahaan”. Supriyono (2001:68) menyatakan bahwa
“kesuksesan perencanaan strategis pengamatan terhadap lingkungan eksternal
berusaha jadi lingkungan sebenarnya merupakan pola semua kondisi-kondisi atau
faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi atau menuntun ke arah peluang atau
ancaman pada kehidupan dan pengembangan perusahaan. Lingkungan secara relevan
mempengaruhi proses atau keputusan strategi”.
Michael
E. Porter (1994) mengungkapkan bahwa terdapat lima kekuatan persaingan dalam
lingkungan industri, yaitu :
a. Ancaman masuknya pendatang baru.
b. Ancaman produk pengganti.
c. Daya tawar-menawar pembeli.
d. Daya tawar-menawar pemasok.
e. Tingkat persaingan di antara para
pesaing yang ada
Dalam analisis lingkungan eksternal
dapat terjadinya lingkungan industri dan lingkungan umum. yang mana lingkungan
industri akan terjadinya sebuah yang namanya persaiangan, ancaman perusahaan,
daya tawar menawar pemasok, daya tawar menawar konsumen. Sedangkan dalam
lingkungan umum akan terjadinya perekonomian dan social. Dapat kita lihat dari
segi lingkungan industry yaitu :
a. Persaingan
Keripik tempe Ri-Mas
memiliki posisi bersaing sebagai pengikut pasar (market follower), karena
perusahaan ini berusaha untuk tetap mempertahankan pangsa pasarnya tanpa
mengganggu keseimbangan yang ada. Perusahaan memilih untuk menonjolkan salah
satu keunggulan yang dimilikinya terhadap pasar sasaran, yaitu dari segi
kualitas. Pesaing perusahaan yang memiliki ancaman besar terhadap bisnis
keripik tempe Ri-Mas adalah industri keripik tempe yang ada di Sanan, salah
satunya adalah industri rumah tangga “Bawang Jaya”. Industri keripik tempe
Bawang Jaya telah memiliki “nama” dimata pelanggan. Pelanggan keripik tempe
Bawag Jaya datang dari berbagai daerah. Industri keripik tempe Bawang Jaya
telah menggunakan teknologi yang lebih canggih, seperti penggunaan teknologi
informasi untuk pencatatan transaksi secara otomatis dan penggunaan internet
sebagai media iklan. Posisi yang cukup strategis untuk memasarkan produknya
juga menjadi kelebihan dari pesaing, karena lebih mudah untuk menjaring
pembeli.
b. Ancaman
Perusahaan Keripik Tempe Baru
Munculnya perusahaan
pendatang baru akan menimbulkan perebutan pangsa pasar yang lebih agresif,
didorong dengan motivasi penguatan posisi pendatang baru dalam kancah bisnis
serupa. Perusahaan pendatang baru seringkali membawa kapasitas baru, dorongan
kuat untuk merebut pasar, serta diikuti sumber daya yang lebih besar untuk
menciptakan posisi yang menguntungkan. Namun berhasilnya perusahaan pendatang
baru yang sejenis untuk merebut pangsa pasar, tergantung dari hambatan masuk
yang timbul karena kondisi pasar dan reaksi dari perusahaan lama, dalam hal ini
perusahaan keripik tempe Ri-Mas.
c. Daya
Tawar Menawar Pemasok
Daya tawar-menawar
pemasok akan menjadi lebih kuat apabila didukung dengan beberapa faktor, yaitu
pemasok hanya didominasi oleh sedikit perusahaan, produk yang ditawarkan
pemasok adalah produk yang memiliki ciri khas dan istimewa, perusahaan keripik
tempe Ri-Mas tidak lagi menjadi pelanggan penting, dan pemasok mulai memperlihatkan
ancaman untuk melakukan integrasi hilir.
d. Daya
Tawar Menawar Konsumen
Perusahaan perlu untuk mengkaji dan
lebih memperhatikan faktor-faktor yang bisa memperkuat daya tawar-menawar
konsumen, seperti produk yang dihasilkan adalah produk yang standar, konsumen
mampu membeli produk dalam jumlah besar, produk perusahaan bukanlah produk yang
penting bagi konsumen, konsumen memperoleh laba yang rendah karena harga yang
ditawarkan tidak bersaing, dan konsumen memperlihatkan ancaman akan beralih
menjadi produsen pada bisnis yang serupa terhadap perusahaan keripik tempe
Ri-Mas.
Lingkungan Umum
a. Kondisi
Perekonomian
Faktor ekonomi dapat
menentukan cara, sifat, dan arah perekonomian yang akan atau sedang ditempuh
oleh suatu perusahaan. Perusahaan umumnya akan terlebih dahulu menganalisis
kondisi perekonomian yang terjadi, sebelum mengambil langkah untuk menentukan
tindakan yang akan diambil. Perusahaan harus berhati-hati dalam menentukan
kondisi perekonomian yang tepat untuk memulai usaha, merubah arah usaha, melakukan
inovasi, atau merubah posisi bersaing. Kesehatan perekonomian suatu negara akan
mendorong pula kesehatan perekonomian rakyatnya sehingga sangat mempengaruhi
kapabilitas usaha dan kemampuan daya beli.
b. Kondisi
Sosial
Memperoleh pencitraan sosial yang
baik dari lingkungan sekitar tempat perusahaan berada, akan memudahkan
perusahaan untuk mengembangkan dan mempertahankan bisnis yang digeluti. Selain
itu, keamanan berusaha juga merupakan nilai lebih yang diperoleh perusahaan.
Lingkungan sosial yang memicu timbulnya pencitraan yang baik mampu menjadi
salah satu kunci sukses perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan
bahwa modal merupakan faktor utama yang harus diperhatikan perusahaan terlebih
dahulu, karena faktor modal inilah yang menghambat berbagai aktivitas dan
kemajuan perusahaan, seperti penambahan kapasitas, penambahan tenaga kerja,
pengadopsian teknologi, dan aktivitas pemasaran. Kekuatan yang dimiliki
perusahaan masih belum cukup untuk membawa perusahaan bersaing ketat dengan
perusahaan lain, namun ancaman yang dihadapi jauh lebih besar, disebabkan
kelemahan internal yang masih belum diperbaiki dan lemahnya ilmu yang dimiliki
terkait bisnis yang digeluti. Kelemahan-kelemahan yang dimiliki membuat posisi
industri rumah tangga Keripik Tempe Ri-Mas berada pada kuadran IV analisis
SWOT, yang mencerminkan perusahaan berada dalam posisi yang tidak
menguntungkan. Namun, disamping kelemahan yang dimiliki, perusahaan masih
memiliki keunggulan yaitu kualitas produk. Berdasarkan analisis kekuatan dan
kelemahan perusahaan, strategi yang tepat untuk diterapkan adalah strategi
bisnis secara fungsional, yaitu dengan mengoptimalkan kinerja setiap fungsi
pada perusahaan.
Saran-saran yang dapat diberikan untuk industri
rumah tangga Keripik Tempe Ri-Mas adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan
sebaiknya memperbanyak cara untuk melakukan promosi. Kegiatan promosi yang bisa
dilakukan perusahaan yaitu melalui brosur sederhana, pembukaan counter, jasa
konsinyasi, dan pameran produk UMKM.
2. Perusahaan perlu melakukan kegiatan evaluasi
secara berkala.
3. Perusahaan
sebaiknya membuka gerai penjualan di lokasi yang strategis.
4. Perusahaan
perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis agar tujuan yang ditetapkan
bisa tercapai, yaitu mengikuti perkembangan pasar.
5. Peningkatan
kualitas tidak hanya dipertahankan dari segi produk yang ditawarkan, namun
kualitas pelayanan juga perlu ditingkatkan.
6. Perlu
diterapkannya pemisahan bidang pekerjaan.
7. Perusahaan
sebaiknya memperbaiki sistem jam kerja yang selama ini diterapkan, yaitu dengan
memberlakukan sistem shift.
8. Perusahaan hendaknya memberikan diskon tidak
hanya kepada pelanggan yang memesan dalam jumlah besar, tetapi juga kepada
pelanggan loyal.
9. Perusahaan
harus memantau persaingan ketat yang terjadi dan mengantisipasi kondisi yang
mangakibatkan kerugian bagi perusahaan, dengan mempertahankan pangsa pasar yang
telah dicapai.
10. Perusahaan
perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki melalui
pendidikan dan pelatihan kerja.
11. Perlu
adanya perbaikan dari segi strategi pemasaran. Perbaikan dilakukan pada
strategi promosi, ketepatan waktu, dan lokasi pemasaran
3.1 Kesimpulan
Lingkungan eksternal memiliki dua bagian
utama yang pertama lingkungan umum (elemen dalam masyarakat luas yang
mempengaruhi industry dan perusahaan-perusahaan di dalamnya) dan lingkungan
industry (faktor-faktor ancaman masuknya peserta, pemasok, pembeli, produk
pengganti, dan intensitas persaingan yang mempengaruhi perusahaan dan tindakan
serta tanggapan bersaing). Melengkapi pengertian perusahaan akan lingkungan
eksternal adalah analisis pesaing. Analisis lingkungan sering kali harus
mengasumsikan lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas Negara atau batas.
Analisis lingkungan eksternal mencangkup empat langkah yang pertama scanning,
monitoring, forecasting dan assessing. Analisis lingkungan ini akan
menghasilkan identifikasi peluang dan ancaman.
Lingkungan
umum (General environment), Mencakup
elemen dalam masyarakat luas yang dapat mempengaruhi suatu industry dan
perusahaan-perusahaan di dalamnya. Elemen-elemen ini dikelompokkan ke dalam
segmen lingkungan (environmental segments), yang terdiri dari segmen-segmen
demografi, ekonomi, politik atau hukum, social-budaya, serta teknologi.
Perusahaan tidak dapat mengendalikan elemen-elemen ini secara langsung, karena
tantangan strategisnya adalah untuk mengerti setiap segemen dan implikasi
masing-masing, sehingga strategi yang tepat dapat dirumuskan dan diterapkan.
Lingkungan
Industri (industry environment),
Sekelompok factor ancaman masuknya pendatang baru, pemasok, pembeli, produk
pengganti, dan intensitas persaingan antar pesaing yang mempengaruhi suatu
perusahaan dan langkah serta tanggapan bersaingnya. Secara keseluruhan,
interaksi antara lima factor ini menentukan besar laba yang dapat dicapai.
Tantangannya adalah untuk menentukan posisi dalam industry dimana perusahaan
dapat mempengaruhi factor-faktor tersebut dengan baik atau dengan
mempertahankan diri dari pengaruh factor-faktor diatas. Semangkin besar
kapasitas perusahaan untuk mempengaruhi lingkungan industrinya, akan semakin
besar pula kecendurungan perolehan laba.
3.2 Saran
Dalam
melakukan proses kegiatan perusahaan sebaikanya kita harus memperhatikan
faktor-faktor apa saja yang akan kita hadapi untuk perusahaan kita dimasa yang
akan datang. Dengan adanya analisis lingkungan eksternal ini dapat mengetahuai
bagaimana menghadapi faktor lingkungan umum yang terdiri dari demografis,
ekonomis, social budaya, teknologi dan politik. Sedangkan dari faktor
lingkungan industry dapat di lihat dari ancaman pesaing baru, kekuatan pemasok,
kekuatan pembeli, produk pengganti, dan intesitas persaingan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hit A. Michael. Dkk.
1996. Manajemen Strategis. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Siagian. Sondang. 2005.
Manajemen Strategis. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Dirgantoro Crown. 2001.
Manajemen Strategis. Jakarta: PT
Gramedia Widiaasarana Indonesia.
Irantara Yosal. 2004. Manajemen Strategis Public Relations.
Jakarta: Ghalia Indonesi
Komentar
Posting Komentar