Sistem Sosial



1.      Teori Organisasi
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka. Teori organisasi adalah suatu konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Masalah adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan.
a.      Teori Organisasi Klasik
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas. Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Definisi organisasi menurut Teori Klasik:
Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama. Teori organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.
Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
a.       Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b.      Kelompok orang
c.       Kerjasama
d.      Kekuasaan dan kepemimpinan
Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi pokok: kekuasaan, saling melayani, doktrin, disiplin, sedangkan yang dijadikan tiang dasar penting dalam organisasi formal adalah:
a.       Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b.      Proses skalar dan fungsional (proses pertumbuhan vertikal dan horizontal)
c.       Struktur (hubungan antar kegiatan)
d.      Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan)

b.      Teori Neoklasik
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan Manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori neoklasik merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”. Hugo Munsterberg Salah satu tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”. Hugo menulis sebuah buku “Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karakteristik individu dalam organisasi dan meningkatkan adanya pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap organisasi. Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun1924 milik perusahaan Western Electric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton Mayo seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan kondisi kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan produktifitas.
c.       Teori Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori modern sering disebut dengan teori “Analisa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. Teori organisasi modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan dan apabila ingin bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.

Berdasarkan teori yang sudah ada mengenasi organisasi maka kasus antara inem yang melampaui bagong untuk langsung menemui gareng adalah langkah yang salah yang mana walaupun inem memiliki hubungan yang dekat dengan gareng, karena inem tidak melaksanakan birokrasi dengan baik dan lebih mendahului hubungan pribadi antara inem dengan gareng. Perilaku inem membuat bagong merasa tertekan dan tidak dihargai sebagai atasan karena sudah dilangkahi serta tidak dilibatkan dalam masalah yang dihadapi.
2.      Sudut Pandang :
a.      Asas-Asas Organisasi
Agar suatu organisasi dapat berjalan baik perlu adanya asas-asas atau prinsip-prinsip tertentu. Atau dengan kata lain suatu organisasi yang baik perlu dilandasi oleh suatu asas-asas atau prinsip-prinsip tertentu. Dengan pengetahuan tentang asas-asas atau prinsip-prinsip organisasi maka dalam setiap usaha untuk mengorganisasi kalau tidak mau mengalami kesulitan atau kegagalan maka prinsip-prinsip tersebut harus kita perhatikan. Adapun beberapa asas atau prinsip organisasi yang perlu diketahui antara lain adalah sebagai berikut:

1.      Asas Perumusan Tujuan
Dalam menyusun suatu organisasi, maka asas yang harus diperkirakan adalah asas perumusan tujuan. Dengan asas tersebut maka berarti bahwa sebelum organisasi tersebut disusun, maka terlebih dahulu harus mengetahui tujuan dari organisasi itu dibentuk. Dengan lain menyusun organisasi tersebut bermaksud agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
2.      Asas Pembagian Kerja
Di muka telah dikemukakan bahwa, dalam pembentukan atau penyusunan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif. Karena suatu organisasi selalu membutuhkan tenaga-tenaga orang lain yang kadang-kadang tidak sedikit jumlahnya, maka perlu adanya pembagian kerja yang baik. Dengan adanya pembagian kerja maka tiap orang/bagian akan dapat mengetahui secara jelas tugas dan tanggung jawab serta kedudukannya masing-masing dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, akan dapat diharapkan tidak terjadinya kesimpangsiuran dalam pekerjaan sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.


3. Asas Pendelegasian Wewenang
Bagi manajer sulit untuk melakukan seluruh pekerjaan seorang diri baik karena keterbatasan kemampuan waktu dan sebagainya. Untuk itu perlu bagi seorang manajer dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya menyerahkan sebagian yang tidak begitu penting kepada bawahan-bawahannya.
4. Asas Koordinasi
Dengan adanya pembagian kerja dalam suatu organisasi maka diharapkan dalam pelaksanaan tugas-tugasnya jangan sampai terjadi kesimpang siuran. Akan tetapi, dalam praktek adanya koordinasi yang baik maka kemungkinan kesimpangsiuran itu tetap ada, sebab kecenderungan setiap orang atau setiap bagian mempunyai egoisme untuk berusaha melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Tindakan ini pada prinsipnya adalah baik, tetapi kalau tindakan ini berlebih-lebihan artinya tidak memperhatikan kegiatan-kegiatan lain maka justru dapat menyulitkan, misalnya bagian produksi berusaha untuk meningkatkan produksinya sebanyak mungkin tanpa memperhatikan bagian penjualan, maka ini berarti akan menimbulkan over produksi (produksi yang berlebihan).
5. Asas Batas Efisiensi Pengawasan
Dalam meningkatkan tugas masing-masing orang/bagian tersebut mempunyai beberapa orang yang di bawah pengawasannya. Untuk itu batas-batas efisiensi pengawasan harus betul-betul diperhatikan, artinya bila batas pengawasan orang hanya lima orang maka janganlah orang tersebut dibebani untuk mengawasi delapan orang. Beberapa batas yang tepat sebenarnya tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing yang tidak dapat dibuat standar secara tegas. Perbedaan kecakapan yang memimpin, sikap pekerjaan dan faktor-faktor lain ikut pula menentukan beberapa batas yang paling baik.
6. Asas Pengawasan Umum
Suatu organisasi tidak dapat terjamin kelancarannya bila pengawasannya kurang baik untuk itu maka dalam penyusunan organisasi harus dilakukan sedemikian rupa misalnya diusahakan penyusunan organisasi yang sederhana sehingga dengan demikian pimpinan akan mampu melakukan pengawasan secara keseluruhan.
Dari keenam asas yang terpapar diatas inem dan gareng melanggar, yang mengakibatkan bagong prustasi dan jatuh sakit. Asas yang dilanggar, Asas Perumusan Tujuan, Asas Pembagian Kerja, Asas Pendelegasian Wewenang, Asas Koordinasi, Asas Batas Efisiensi Pengawasan, Asas Pengawasan Umum semuanya dilanggar tapi yang paling fatal yaitu Asas Pembagian Kerja, Asas Pendelegasian Wewenang, Asas Koordinasi yang mana ketiga asas ini berpengaruh terhadap keputusan yang diambil inem untuk langsung menghubungi gereng dan tidak mendiskusikan terlebih dahulu dengan bagong.




b.      Sistem sosial merupakan suatu sinergi antara berbagai subsistem sosial yang saling mengalami ketergantungan dan keterkaitan. (Teori Sibenertika Parson)
UNSUR-UNSUR SISTEM SOSIAL
Menurut Alvin L. Bertrand, ada 10 unsur sistem sosial:
1.    Keyakinan (pengetahuan)
2.    Perasaan (sentiment)
3.    Tujuan
4.    Norma
5.    Status dan peranan
6.    Tingkatan atau pangkat (rank)
7.    Kekuasaan atau pengaruh (power)
8.    Sanksi
9.    Sarana atau fasilitas
10. Tekanan ketegangaan (stress strain)

Dari sudut pandang sistem sosial masalah ini yang paling dilanggar yaotu perasaan yakni perasaan bagung karena diacuhkan dan tidak dihargai sebagai atasan, status dan peran yakni inem yang tidak melihat status dan peranan bagong sebagai atasannya sehingga inem melangkahi bagus langsung menemui gereng, dan menimbulkan tekanan dan tegangan akibat masalah ini bagong merasa tertekan karena dia sama sekali tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
c.       Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan dan pembagian tugas. (Everet M. Rogers)
·         Komunikasi organisasi adalah sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang. (Robert Bonnington)
·         Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok fomal maupun informal dari suatu organisasi. (Wiryanto, 2005)
Dalam sudut pandang komunikasi dalam organisasi inem juga melakukan kesalahan karena kurangnya komunikasi antara inem dan bagong yang harusnya terjalin terlebih dahulu sebelum menghubungi Gareng.
3.        Gareng harus mengakui kesalahannya karena telah membiarkan inem tidak mengikuti aturan birokrasi yang ada dan seharusnya Gareng memberikan pengarahan terhadap inem tentang pentingnya komunikasi dan birokrasi dalam pengambilan keputusan. Bukannya malah mendiskusikan masalah tersebut hanya dengan ini bukan dengan bagong terlebih dahulu karena bagong atasan inem.
4.        Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah suatu sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan sistematis, dan bertujuan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja individu dalam rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar
Kasus antara inem, bagong dan Gareng sering terjadi dalam organisasi. Karena kurangnya peraturan koordinasi yang baik dan benar dan lemahnya sikap sosial yaitu saling menghargai antar sesama rekan kerja. Sehingga banyak yang melanggar aturan birokrasi dan menyebabkan terjadinya ketegangan dan konflik intern karyawan.

Komentar

Postingan Populer