Ekonomi Manajerial



1.      Pernyataan: Perubahan kondisi ekonomi makro seperti suku bunga pasar dapat menimbulkan risiko bagi internal perusahaan dalam membuat keputusan bisnis jangka pendek.
A.    Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umunya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing (dalam Madura, 2000, p. 101).
Dari pendapat diatas dapat dihubungkan dengan kasus perubahan suku bunga pasar bagi internal perusahaan dalam membuat keputusan bisnis jangka pendek yang mana,  menurut Samuelson (1990), suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk memanfaatkan uang selama jangka waktu tertentu. Suku bunga merupakan salah satu sasaran kebijakan moneter yang sangat besar pengaruhnya karena suku bunga memegang peranan penting di dalam kegiatan perekonomian. Jadi perubahan suku bunga menimbulkan berbagai resiko bagi perusahaan mulai dari melakukan pinjaman jangka panjang maupun jangka pendek, karena semakin panjang jangka waktunya maka semakin besar tingkat suku bunga. Misalnya dipertengahan tahun perusahaan masih meminjam utang ke bank dan terjadi perubahan tingkat suku bunga pasar maka kemampuan perusahaan untuk membayar utang akan terpengaruh baik positif maupun negatif. Perubahan ini tentu saja akan mempengaruhi anggaran yang sudah ditetapkan perusahaan pada awal periode, keputusan itu akan berubah agar perusaaan dapat membayar utang jangka pendeknya dengan mengalihkan biaya yang masih bisa ditunda untuk dipakai menutupi utang bank yang sudah jatuh tempo.

B.     Risiko yang muncul bagi  perusahaan apabila terjadinya perubahan tingkat suku bunga pasar:
Risiko suku bunga adalah risiko berubahnya nilai investasi karena adanya perubahan dalam suku bunga pasar yang mana risiko ini akan mengakibatkan pengaruh pada perusahaan. Perubahan dalam suku bunga biasanya berdampak pada surat berharga yang berpendapatan tetap seperti obligasi, karena apabila terjadi kenaikan suku bunga maka harga obligasi akan turun atau hubungannya berlawanan arah. Resiko yang muncul bagi perudsahaan yaitu :
ü  Commodity Position Risk (Resiko perubahan nilai komoditi)
Adalah situasi dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang komoditi di pasar yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini semakin parah saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak dalam suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar. Misalnya Harga obligasi bergerak berlawanan arah dengan tingkat suku bunga. Bila tingkat suku bunga turun, harga obligasi akan naik. Sebaliknya, jika suku bunga naik,harga obligasi akan turun. Semakin jauh obligasi tersebut dari waktu jatuh temponya, akan semakin besar penurunan harganya bila tingkat suku bunga naik. Risiko ini harus dipahami karena bisa membuat perusahaan akan mengalami kerugian.
ü  Equity Position Risk ( Risiko perubahan Kekayaan)
Adalah suatu kondisi dimana kekayaan perusahaan mengalami perubahan dari biasanya sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian perusahaan. Ini dapat dilihat dari tingkat sudku bunga bank yang mana apabila tingkat suku bungan bank mengalami kenaikna maka utang yang dimiliki oleh perusahaan akan meningkat dan ini berbanding terbalik dengan pendapatan yang diperoleh perusahaan,yang mana akan mengakibatkan pendapat berkurang karena harga yang menigkat untuk menutupi biaya yang dikeluarkan perusahaan.
Dampak tingkat suku bunga pada nilai perusahaan, pada tingkat suku bunga rendah konsumen membeli produk dengan menggunakan dana pinjaman dengan biaya bunga rendah, sehingga permintaan untuk produk tersebut sangat kuat yang menimbulkan kinerja dan nilai perusahaan meningkat  secara subtansial (diukur dengan harga saham).

C.    Jenis Keputusan yang dapat dibuat dalam jangka pendek bagi perusahaan yaitu:

ü  Membuat alternatif produk baru, dengan membuat variasi produk yang dapat mengurangi biaya yang dikeluarkan perusahaan dan menghasilkan pendaptan yang stabil untuk perusahaan apabila terjadi perubahan tingkat suku bunga lagi. Apabila perusahaan sulit menemukan produk baru yang dapat membantu pendapatan perusahaan, manajemn bisa membuat keputusan untuk menaikkan harga produk tapi dengan menambah kualitas barang yang akan menambah daya jual produk.
ü  Sumber pendanaan lain, keputusan perusahaan untuk menambah modal perusahaan dalam mengembangkan produk untuk menambah pendapatan dengan mengeluarkan obligasi atau dengan menekan biaya yang masih bisa ditunda untuk dikeluarkan. Selain itu perusahaan yang sudah melakukan listing di bursa saham dapat melakukan stok split yang mana akan membuat investor tertarik untuk melakukan investasi di perusahaan dengan harga saham yang lebih murah

2.      Hubungan anatar waktu dengan nilai bisnis bagi perusahaan yang sering disebut waktu terhadap nilai uang (the time value of  money) di masa yang akan datang menyangkut penanaman dana ke dalam suatu investasi baik investasi jangka pendek maupun jangka panjang. Berdasarkan pengaruh waktu nilai uang akan berubah di waktu yang akan datang kalau jumlahnya sama, hal ini disebabkan karena perkembangan perekonomian di mana masyarakat semakin tahu arti perkembangan perekonomian dan bagaimana dampaknya terhadap harga-harga secara umum. Oleh karena itu pengertian dari nilai uang terhadap waktu adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa yang akan datang atau suatu konsep yang mengacu pada perbedaan nilai uang yang disebabkan karena perbedaaan waktu. Berbicara masalah nilai waktu uang ini, Anwar Iqbal Qureshi (1991) yang dikutip Syafii Antonio (2001: 74) menjelaskan mengenai fenomena bunga dengan rumusan yang dikenal “menurunnya nilai barang di waktu mendatang dibanding dengan nilai barang di waktu kini.” Singkatnya kalangan ini menganggap bahwa: “sebagai agio atau selisih nilai yang diperoleh dari barang-barang pada waktu sekarang terhadap perubahan atau penukaran barang di waktu yang akan datang.” Alat analisi yang dapat digunakan untuk mengukur nilai sekarang dari satu jumlah uang/satu seri pembayaran yang akan datang, yang dievaluasi dengan suatu tingkat bunga tertentu  yang disebut nilai sekarang (Net Present Value). Adapun contoh kasus yaitu:
Misalkan  bisnis dengan jangka waktu 3 tahun, bunga 10%, profit perusahaan tahun pertama Rp 50.000.000,- dan meningkat 15% tiap tahun untuk 2 tahun terakhir, dan diasumsikan initial cost (biaya awal) sebesar Rp 98.000.000,-.
Tabel Net Present Value
Tahun
Initial Cost
Profit
Discount Factor 10%
Net Present Value
0
 Rp   98.000.000
 Rp           (98.000.000)
1,00
 Rp     (98.000.000)
1
 Rp                   -
 Rp            50.000.000
0,91
 Rp       45.454.545
2
 Rp                   -
 Rp            57.500.000
0,83
 Rp       47.520.661
3
 Rp                   -
 Rp            66.125.000
0,75
 Rp       49.680.691
Net Present Value
 Rp      44.655.898

Berdasarkan  perhitungan  diatas mengenai Net Present Value didapat hasil total NPV sebesar Rp 44.655.898,- itu menunjukkan bahwa bisnis ini dapat dilanjutkan karena NPV yang didapat menghasilkan hasil yang positif yang artinya  bisnis tersebut memiliki manfaat bagi perusahaan dalam menghasilkan kas. Kas yang dihasilkan akan membantu perusahaan dalam pembiayaan operasional perusahaan dan bisa dijadikan penambahan modal untuk perusahaan. Selain modal yang bertambah kas tersebut juga bisa sebagai pelunasan terhadap hutang yang dimiliki persahaan.

3.                            Analisis Expected Return, Realized Return, Standar Deviasi dengan risiko dan peluang:
Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, sedangkan return ekspektasi sifatnya belum terjadi.
Return realisasi dibutuhkan dalam menilai Return ekspektasi (expected return), Return saham dalam konteks manajemen investasi merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi yang merupakan imbalan atas keberanian investor menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. Ketika return yang diterima (realized return) menyimpang dari return yang diharapkan (expected return) maka jarak tersebutlah yang dinamakan risiko, dimana penyimpangan itu adalah Standar Deviasi.
Standar deviasi disebut juga simpangan baku.  Seperti halnya varians, standar deviasi juga merupakan suatu ukuran dispersi atau variasi.  Standar deviasi merupakan ukuran dispersi yang paling banyak dipakai.  Hal ini mungkin karena standar deviasi mempunyai satuan ukuran yang sama dengan satuan ukuran data asalnya. 
Resiko dan Peluang, return dan resiko merupakan hal yang tak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Hubungan yang semakin positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung semakin besar return yang harus dikompensasikan. Resiko merupakan variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Resiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Untuk menghitung resiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.
Dalam pengambilan suatu keputusan terdapat hal yang perlu kita ketahui yaitu adanya suatu keputusan yang bersifat pasti dan ada yang bersifat tidak pasti (certainty dan uncertainty). Penentuan certainty dan uncertainty sangat terkait dengan bagaimana suatu kemungkinan kejadian itu dapat diukur peluang (probability) . Peluang (probability) diistilahkan sebagai pengukuran kuantitas berbagai kemungkinan kejadian yang tidak pasti. Peluang (probability) terjadinya resiko tersebut harus dapat diperkirakan (predictable).
Kasus
                        Kasus ini menunjukkan bahwa terjadi penyimpangan antara Expected Return (ER) dengan Realized Return, sehingga muncul penyimpangan yang disebut dengan Standar Deviasi (penyimpangan baku). Ketika titik A,  Expected Return (ER) yang diharapkan sebesar 50% namun penyimpangan yang terjadi adalah 70% dari return realisasi. Harapan yang terjadi pada titik B, maka ER yang diharapkan sebesar 30% namun penyimpangan yang terjadi adalah 40% dari return realisasi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi return yang diharapkan maka semakin tinggi pula risiko yang mungkin terjadi. Grafik ini menunjukkan bahwa perusahaan akan menghadapi risiko ketika penyimpangan yang terjadi bersifat tidak menguntungkan (unfavorable) yaitu ketika Realized Return 40% atau 70% lebih rendah dari Expected Return.

    

4.      Pemodelan dalam ekonomi manajerial kasus permintaan pasar, dengan menggunakan Regresi linear berganda sebagai alat analisis data.
Evan J. Douglas (1995) memberi pengertian ekonomi manajerial sebagai berikut: Ekonomi manajerial adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penerapan prinsip-prinsip metodologi ekonomi dalam proses pengambilan keputusan perusahaan atau organisasi.        Dominic Salvatore (1996): Ekonomi manajerial adalah pengetahuan yang menunjukkan adanya aplikasi teori ekonomi dan analisis pengetahuan pengambilan keputusan yang menelaah bagaimana organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien. Hirschey,M.(,2003) Ekonomi manajerial adalah aplikasi teori dan metode ekonomi dalam proses pengambilan keputusan manajerial dan administratif. Dengan demikian ekonomi manajerial mengkaji dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan yang dapat digunakan sebagai rujukan untuk meningkatkan.
Esensi ilmu ekonomi adalah memaksimumkan utility pelaku ekonomi dengan kendalanya masing-masing. Pola pikir ini persis dengan teknik matematika optimalisasi Lagrange yang biasa dipelajari.
Penawaran dan Permintaan
Esensi ilmu ekonomi mikro adalah teori alokasi harga. Harga dibentuk oleh pasar  yang mempunyai dua sisi, yaitu penawaran dan permintaan. Harga yang merupakan sinyal kelangkaan (scarcity) suatu sumberdaya ini mengarahkan pelaku ekonomi untuk mengalokasikan sumberdayanya. Pasar sendiri terkadang menghasilkan harga yang fluktuatif atau tidak mencerminkan nilai barang yang sesungguhnya. Oleh karena itu pemerintah/produsen perlu melakukan intervensi dalam penentuan harga.
Pengguanaan model dalam ekonomi manajerial dapat mempermudah dalam melakukan analisi untuk menghasilkan keputusan yang tepat dalam suatu kasus tertentu. Modal  merupakan penyederhanaan dari sistem yang kompleks/situasi yang nyata atau fenomena. Model sering menggunakan persamaan yang menyatakan hubungan variabel satu dengan yang lainnya untuk dapat memberikan analisis dalam pembuatan keputusan. Salah satu bentuk pemodelan adalah regresi linier berganda.
Analisi regersi linier berganda adalah analisi untuk mengukur besarnya pengaruh anatara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel depende dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel independen menurut Priyatno (2012:127). Kasus ini terdapat variabel terikat dan variabel bebas yang mana  variabel terikat (dependent variabel) adalah permintaan  Miyak Kayu Putih  oleh rumah tangga per bulan (Y) sedangkan variabel bebas (Independent Variabel) adalah harga Miyak Kayu Putih  (X1) dan  promosi Miyak Kayu Putih  di TV (X2). Data hasil olahan digunakan untuk menganalisis pengaruh harga dan promosi Miyak Kayu Putih  di TV terhadap permintaan Miyak Kayu Putih  oleh rumah tangga menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Model persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X 1+ b2X2 + e

Keterangan:
Y              = permintaan Miyak Kayu Putih  oleh rumah tangga per bulan
a                           = konstanta
b1, b2       = koefisien regresi
X1            = harga Miyak Kayu Putih 
X2                        = promosi Miyak Kayu Putih  di TV
e               = error term

5.      Analisis keputusan membeli computer yang maan terdapat empat type yaitu Axus, Acer, Aple, dan Compaq.
Tabel analisis kurva indifference

Type Produk
Harga (Rp)
Derajat Atribut
Rasio Kenyamanan Pemakaian/Kualitas Produk
Jatah Anggaran (Rp)
Harga Produk/Jatah anggaran
Nilai rata-rata Kenyamanan Pemakaian
Nilai rata-rata Kualitas Produk
Kenyamanan Pemakaian
Kualitas Produk
Axus (A)
7.700.000
85
79
1,08
7.000.000
0,91
77,27
71,82
Acer (B)
6.800.000
76
76
1,00
8.000.000
1,18
89,41
89,41
Aple  (C )
7.875.000
70
80
0,88
7.500.000
0,95
66,67
76,19
Compaq (D)
6.800.000
73
77
0,95
8.500.000
1,25
91,25
96,25



Berdasarkan kurva diata dapat di buat penjelasan bahwa kedua kurva indiference yang terbentuk, dapat dilihat dari kurva diatas bahwa konsumen akan mendapatkan kepuasan yang lebih maksimal apabila konsumen memilih Komputer Tipe Aple ( C)  karena kurve indiference Aple ( C)  menyinggung garis batas efisiensi yang membuat konsumen akan memiliki efisiensi dari pembelian Aple ( C).

Komentar

Postingan Populer