Perilaku Organisasi (Tgs 1)
1.
Manusia berkarakteristik
teori X bisa diubah menjadi manusia
berkarakteristik teori Y, itu dikarenakan
karakteristik teori X memiliki sikap otoriter yang mana hanya mau bekerja bila
ada yang mengawasi dan ada perintah dari atasan tidak pernah berfikir untuk
bekeja dengan inisiatif sendiri walaupun tidak diawasi oleh atasaanya,
sedangkan karakteristik teori Y memiliki sikap demokratis yang mana bekerja
berdasarkan keingin sendiri atau termotifasi dengan inisiatif sendiri untuk
mengerjakan tugasnya tanpa adanya pengawasan dari atasan dan imbalan yang
diberikan atas pekerjaan. Dari pengertian itu maka dapat kami simpulkan bahwa
karakteristik Teori X dapat diubah menjadi teori Y dengan cara membiasakan
karyawan untuk bekerja tanpa diperintahkan, memberikan job desk agar mereka
mengetahui pekerjaan mereka masing-masing tanpa harus diperintah, memberikan
sanksi jika karyawan lalai dalam melakukan tugasnya.
Teori X menyatakan bahwa pada dasarnya
manusia adalah makhluk pemalas yang tidak suka bekerja serta senang menghindar
dari pekerjaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Pendidik/tenaga
kependidikan memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai visi, misi dan tujuan
dari tugasnya, namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi.
Oleh karena itu, teori X memberikan pengawasan yang ketat, tugas-tugas yang
jelas, dan menetapkan imbalan atau hukuman, dan juga diancam serta diarahkan
agar dapat bekerja sesuai dengan yang diinginkan oleh lembaga.
Teori Y memiliki anggapan bahwa kerja
adalah kodrat manusia seperti halnya kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja
tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat karena mereka memiliki
pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai visi, misi dan tujuan
pendidikan. Pendidik/tenaga kependidikan memiliki kemampuan, kreativitas,
imajinasi, kepandaian serta memahami tanggung jawab dan prestasi atas
pencapaian tujuan kerja. Pendidik/tenaga kependidikan juga tidak harus
mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Asumsi
teori X
Rata-rata manusia memiliki bawaan tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya jika dia bisa.
Rata-rata manusia memiliki bawaan tidak menyukai pekerjaan dan akan menghindarinya jika dia bisa.
1.
Karena mereka tidak
suka bekerja, kebanyakan orang harus dikontrol dan terancam sebelum mereka akan
bekerja cukup keras.
2.
Manusia rata-rata lebih
suka diarahkan, tidak menyukai tanggung jawab, adalah jelas, dan keinginan
keamanan di atas segalanya.
3.
Asumsi ini terletak di
belakang hari ini sebagian besar prinsip-prinsip organisasi, dan menimbulkan
baik untuk "sulit" manajemen dengan hukuman dan kontrol ketat, dan
"lunak" manajemen yang bertujuan untuk harmoni di tempat kerja
4.
Kedua ini adalah "salah" karena pria
perlu lebih dari imbalan keuangan di tempat kerja, dia juga membutuhkan
motivasi lebih dalam tatanan yang lebih tinggi - kesempatan untuk memenuhi
dirinya sendiri.
5.
Teori X manajer tidak memberikan kesempatan
ini staf mereka sehingga karyawan diharapkan berperilaku dalam mode.
Teori
Y Asumsi
1.
Pengeluaran upaya fisik
dan mental dalam bekerja adalah sebagai alam seperti bermain atau istirahat.
2.
Pengendalian dan
hukuman bukan satu-satunya cara untuk membuat orang bekerja, manusia akan
mengarahkan dirinya sendiri jika ia berkomitmen untuk tujuan organisasi.
3.
Kalau suatu pekerjaan memuaskan, maka hasilnya
akan komitmen terhadap organisasi.
4.
Pria belajar rata-rata, di bawah kondisi yang
tepat, tidak hanya untuk menerima tetapi mencari tanggung jawab.
5.
Imajinasi, kreativitas, dan kecerdikan dapat
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah kerja dengan sejumlah besar karyawan.
6.
Di bawah kondisi kehidupan industri modern,
potensi intelektual manusia rata-rata hanya sebagian dimanfaatkan.
2. Teknik pendekatan yang layak diterapkan untuk memotivasi
karyawan:
v Pendekatan
Interaksional
Pendekatan ini memandang bahwa kontak-kontak sosial
sebagai suatu unsur penting, serta faktor kebosanan dan tugas-tugas yang
bersifat pengulangan merupakan pengurang dari motivasi. Asumsi-asumsi dari
pendekatan ini menurut Miles antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Seseorang ingin dipandang orang yang berguna
2.
Orang ingin memiliki dan diakui sebagai individu
3.
Adanya tuntutan pengakuan dipandang lebih penting dari
pada uang yang digunakan untuk memotivasi orang agar kerja
Berpijak pada asumsi-asumsi tersebut maka kebijakan
pimpinan adalah menyangkut :
1.
Mengusahakan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial bawahan
agar meras penting dan berguna dengan pelbagai kebebasan untuk membuat
keputusan sendiri atas pekerjaannya.
2.
Kesediaan memberikan informasi kepada bawahan serta
bersedia mendengarkan keberatan-keberatan bawahan atas rencana-rencanmaya
3. Pemberian
kebebasan diri bagi bawahan untuk mendisiplinkan diri atas aktivitas rutinnya
Motivasi yang diberikan oleh manajer tentang bagaimana
memotivasi bawahan :
ü Pemberian penghargaan yang sesuai
dengan kebutuhan bawahan
ü Penentuan prestasi yang diinginkan
ü Meningkatkan prestasi yang dapat
dicapai
ü Menghubungkan penghargaan dengan
pestasi
ü Penganalisaan factor-faktor apa yang
bersifat berlawanan dengan efektifitas penghargaan
ü Penentuan penghargaan yang mencakupi
dan memadai
3. Solusi
yang diterapkan oleh manajer perusahaan jika melihat dari segi perspektif
konsep motivasi pada kasus Pak Andika yaitu dengan cara memberikan
pilihan kepada pak andika untuk mengambil cuti untuk menyelesaikan permasalahan
keluarganya dan memberikan pinjaman uang (cash bon) bila dia memerlukan,
sedangkan bila pihak perusahaan mampu untuk menaikkan gaji pak andika maka
perusahaan tidak perlu memberikan pinjaman uang dan cuti sementara dengan
syarat Pak Andika dapat meningkatkan kembali kenerjanya.
Komentar
Posting Komentar