PENGENDALIAN INTERNAL (COSO)
Didirikan pada tahun 1985, yang merupakan aliansi dari lima
organisasi profesi diantaranya :
- Financial Executives International (FEI)
- The American Accounting Association (AAA)
- The American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA)
- The Institute of Internal Auditors (IIA)
- The Institute of Management Accountants (IMA) (formerly the
National Association of Accountants).
Misi utama dari COSO adalah “Memperbaiki/meningkatkan
kualitas laporan keuangan entitas melalui etika bisnis, pengendalian internal
yang efektif, dan corporate governance.”
Untuk menindaklanjuti rekomendasi dari komisi treadway, COSO
mengembangkan studi mengenai sebuah model untuk mengevaluasi pengendalian
internal. Pada tahun 1992, telah diselesaikan studi tersebut dengan
memperkenalkan sebuah “kerangka kerja pengendalian internal” yang akhirnya
menjadi sebuah pedoman bagi para eksekutif, dewan direksi, regulator, penyusun
standar, organisasi profesi , dan lainnya sebagai kerangka kerja yang komprehensif
untuk mengukur efektifitas pengendalian internal mereka.
A.
Pengendalian
Internal Menurut COSO
Pengendalian
internal merupakan bagian yang sangat penting agar tujuan perusahaan dapat
tercapai. Tanpa adanya pengendalian internal, tujuan tujuan perusahaan tidak
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Semakin besar perusahaan semakin
penting pula arti dari pengendalian internal dalam perusahaan tersebut.
Secara
umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan atau
organisasi tertentu. Perusahaan umumnya menggunakan Sistem Pengendalian
Internal untuk mengarahkan operasi perusahaan dan mencegah terjadinya
penyalahgunaan sistem. Definisi pengendalian internal yang dikemukan oleh
banyak penulis pada umumnya bersumber dari definisi yang dibuat oleh COSO (The Committee Of Sponsoring Organizations Of
Treadway Commission).
Pada
edisi yang baru, COSO (2013) mendefinisikan pengendalian internal sebagai
berikut: "Internal control is a process, affected by an entity's board
of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable
assurance regarding the achievement of objectives relating to operations,
reporting, and compliance"
Pengertian pengendalian internal
control menurut COSO tersebut, dapat dipahami bahwa pengendalian internal adalah
proses, karena hal
tersebut menembus kegiatan operasional organisasi dan merupakan bagian integral
dari kegiatan manajemen dasar. Pengendalian internal hanya dapat menyediakan
keyakinan memadai, bukan keinginan mutlak. Hal ini menegaskan bahwa sebaik
apapun pengendalian internal itu dirancang dan dioperasikan,hanya dapat
menyediakan keyakinan yang memadai, tidak dapat sepenuhnya efektif dalam
mencapai tujuan pengendalian internal meskipun telah dirancang dan disusun
sedemikian rupa dengan sebaik baiknya. Bahkan bagaimanapun baiknya pengendalian
internal yang ideal di rancang, namun keberhasilannya bergantung pada kompetisi
dan kendala dari pada pelaksanaannya dan tidak terlepas dari berbagai
keterbatasan.
1.
Tujuan pengendalian internal
Dari beberapa pendapat para ahli dapat dijelaskan bahwa tujuan pengendalian internal yaitu mencakup tiga hal pokok
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Ø Tujuan tujuan operasi yang berkaitan dengan efektivitas dan
efisiensi operasi.
Bahwa pengendalian internal
dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari semua operasi
perusahaan sehingga dapat mengendalikan biaya yang bertujuan untuk mencapai
tujuan organisasi.
Ø Tujuan-tujuan pelaporan
Bahwa pengendalian internal
dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan data serta catatan catatan akuntansi
dalam bentuk laporan keuangan dan laporan manajemen sehingga tidak menyesatkan
pemakai laporan tersebut dan dapat diuji kebenarannya.
Ø Tujuan-tujuan ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku.
Bahwa pengendalian internal
dimaksudkan untuk meningkatkan ketaatan entitas terhadap hukum hukum dan
peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, pembuat aturan terkait, maupun
kebijakan kebijakan entitas itu sendiri.
Ketiga tujuan pengendalian internal
tersebut merupakan hasil (output) dari suatu pengendalian internal yang baik,
yang dapat dicapai dengan memperhatikan unsur unsur pengendalian internal yang
merupakan proses untuk menghasilkan pengendalian internal yang baik. Oleh
karena itu, agar tujuan pengendalian internal tercapai, maka perusahaan harus
mempertimbangkan unsur unsur pengendalian internal.
v Unsur unsur pengendalian internal
COSO
menyatakan mengenai unsur unsur pengendalian internal sebagai berikut: "Internal control consists of five integrated components:
1.
Control Environment
2.
Risk Assessment
3.
Control Activities
4.
Information And Communication
5.
Monitoring Activities"
Adapun hubungan diantara kelima
tujuan dan komponen komponen pengendalian internal tersebut digambarkan oleh
COSO dalam bentuk kubus sebagai berikut:
Berdasarkan
gambar tersebut menjelaskan bahwa ada suatu hubungan langsung antara tujuan
tujuan sebagai apa yang hendak dicapai entitas dengan komponen komponen pengendalian
internal yang mewakili apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan tujuan itu,
serta struktur organisasi entitas pada setiap tingkatan (divisi, unit, operasi,
fungsi, dan lainnya). Ketiga kategori tujuan tersebut (operasi, pelaporan, dan
ketaatan) diwakili oleh kolom, kemudian kelima komponen pengendalian internal
diwakili oleh baris, sedangkan struktur organisasi entitas direpresentasikan
oleh ketiga dimensinya.
Agar
lebih jelas berikut ini akan dijelaskan kelima komponen pengendalian internal
tersebut :
1. Lingkungan Pengendalian (Control Invironment)
Lingkungan
pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan
mempengaruhi kesadaran personal organisasi tentang pengendalian. Lingkungan
pengendalian merupakan landasan untuk semua komponen pengendalian internal yang
membentuk disiplin dan struktur.
Berdasarkan
rumusan COSO, bahwa lingkungan pengendalian didefinisikan sebagai seperangkat
standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan
pengendalian internal di seluruh organisasi.
Selanjutnya,
COSO menyatakan, bahwa terdapat lima prinsip yang harus ditegakkan atau
dijalankan dalam organisasi untuk mendukung lingkungan pengendalian agar dapat
terwujud dengan baik, yaitu:
ü Organisasi yang terdiri dari dewan direksi, manajemen, dan
personil lainnya menunjukkan komitmen terhadap integritas dan nilai-nilai
etika.
ü Dewan direksi menunjukkan indenpendensi dari manajemen dan
dalam mengawasi pengembangan dan kinerja pengendalian internal.
ü Manajemen dengan pengawasan dewan direksi menetapkan
struktur, jalur pelaporan, wewenang-wewenang dan tanggung jawab dalam mengejar
tujuan.
ü Organisasi menunjukkan komitmen untuk menarik,
mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompetensi sejalan dengan
tujuan.
ü Organisasi meyakinkan individu bertanggung jawab atas tugas
dan tanggung jawab pengendalian internal mereka dalam mengejar tujuan.
2. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Menurut COSO, penilaian
risiko melibatkan proses yang dinamis dan interaktif untuk mengidentifikasi dan
menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko itu sendiri dipahami sebagai
suatu kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi
pencapaian tujuan entitas, dan risiko terhadap pencapaian seluruh tujuan dari
entitas ini dianggap relatif terhadap toleransi risiko yang ditetapkan. Oleh
karena itu, penilaian risiko membentuk dasar untuk menentukan bagaimana risiko
harus dikelola oleh organisasi
Prinsip-prinsip yang mendukung penilaian risiko menurut
COSO sebagai berikut:
ü Organisasi
menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi
dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
ü Organisasi
mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan
analis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola.
ü Organisasi
mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian
tujuan.
ü Organisasi
mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi
sistem pengendalian internal.
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Menurut
COSO, aktivitas pengendalian adalah tindakan-tindakan yang ditetapkan melalui
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan
manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan.
Aktivitas pengendalian dilakukan pada semua tingkat entitas, pada berbagai
tahap dalam proses bisnis, dan atas lingkungan teknologi.
Aktivitas
pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai
tindakan dan fungsi organisasi. Aktivitas pengendalian meliputi kegiatan yang
berbeda,seperti: otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, analisis, prestasi kerja,
menjaga keamanan harta perusahaan dan pemisahan fungsi.
COSO
menegaskan mengenai prinsip prinsip dalam organisasi yang mendukung aktivitas
pengendalian yaitu sebagai berikut:
ü Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian
yang berkontribusi terhadap mitigasi risiko pencapaian sasaran pada tahap yang
dapat diterima.
ü Organisasi memilih dan mengembangkan aktivitas pengendalian
umum atas teknologi untuk mendukung tercapainya tujuan.
ü Organisasi menyebarkan aktivitas pengendalian melalui
kebijakan kebijakan yang menetapkan apa yang diharapkan, dan prosedur-prosedur
yang menempatkan kebijakan kebijakan ke dalam tindakan.
4. Informasi Dan Komunikasi (Information And Communication)
COSO
menjelaskan bahwa informasi sangat penting bagi setiap entitas untuk
melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal guna mendukung pencapaian
tujuan-tujuannya. Informasi yang diperlukan manajemen adalah informasi yang
relevan dan berkualitas baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal
dan informasi yang digunakan untuk mendukung fungsi komponen-komponen lain
pengendalian internal. Informasi diperoleh ataupun dihasilkan melalui proses
komunikasi antar pihak internal maupun eksternal yang dilakukan secara terus-
menerus, berulang, dan berbagi. Kebanyakan organisasi membangun suatu sistem
informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi yang andal, releva,n dan tepat
waktu.
Ada
3 prinsip yang mendukung komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian
internal menurut COSO, yaitu:
ü Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan
informasi yang berkualitas dan yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian
internal.
ü Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi,
termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal dalam rangka
mendukung fungsi pengendalian internal.
ü Organisasi berkomunikasi dengan pihak internal mengenai
hal-hal yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal.
5. Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities)
Aktivitas
pemantauan menurut COSO merupakan kegiatan evaluasi dengan beberapa bentuk
apakah yang sifatnya berkelanjutan, terpisah maupun kombinasi keduanya yang
digunakan untuk memastikan apakah masing-masing dari kelima komponen
pengendalian internal mempengaruhi fungsi fungsi dalam setiap komponen, ada dan
berfunsi. Evaluasi berkesinambungan ,(terus menerus) dibangun ke dalam proses
bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitamenyajikanyajikan informasi yang
tepat waktu. Evaluasi terpisah dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam
lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektifitas evaluasi
yang sedang berlangsung, bahan pertimbangan manajemen lainnya. Temuan-temuan
dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh pembuat kebijakan,
lembaga-lembaga pembuat standar yang diakui atau manajemen dan dewan direksi,
dan kekurangan kekurangan yang ditemukan dikomunikasikan kepada manajemen dan
dewan direksi.
Kegiatan
pemantauan meliputi proses penilaian kualitas kinerja pengendalian internal
sepanjang waktu, dan memastikan apakah semuanya dijalankan seperti yang
diinginkan serta apakah telah disesuaikan dengan perubahan keadaan. Pemantauan
seharusnya dilakukan oleh personal yang semestinya melakukan pekerjaan
tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian pada waktu
yang tepat, guna
menentukan apakah pengendalian internal beroperasi sebagaimana yang diharapkan
dan untuk menentukan apakah pengendalian internal tersebut telah disesuaikan
dengan perubahan keadaan yang selalu dinamis.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa pemantauan dilakukan
untuk memberikan keyakinan apakah pengendalian internal telah dilakukan secara
memadai atau tidak. Dari hasil pemantauan tersebut dapat ditemukan kelemahan
dan kekurangan pengendalian sehingga dapat diusulkan pengendalian yang lebih
baik.
v Keterbatasan
pengendalian internal
Pelaksanaan
struktur pengendalian internal yang efisien dan efektif haruslah mencerminkan
keadaan yang ideal. Namun dalam kenyataannya hal ini sulit untuk dicapai,
karena dalam pelaksanaannya struktur pengendalian internal mempunyai
keterbatasan-keterbatasan. COSO menjelaskan bahwa pengendalian internal tidak
bisa mencegah penilaian buruk atau keputusan, atau kejadian eksternal yang
dapat menyebabkan sebuah organisasi gagal untuk mencapai tujuan operasionalnya.
Dengan kata lain bahwa sistem pengendalian internal yang efektif dapat
mengalami kegagalan.
Lebih
lanjut dikemukakan bahwa keterbatasan-keterbatasan yang ada nungkin terjadi
sebagai hasil dari penetapan tujuan-tujuan yang menjadi prasyarat untuk
pengendalian internal tidak tepat, penilaian manusia dalam pengendalian
keputusan yang dapat salah dan bias, faktor kegagalan/kesalahananusia sebagai
pelaksana, kemampuan manajemen untuk mengesampingkan pengendalian internal,
kemampuan manajemen, personel lainnya, ataupun pihak ketiga untuk menghindari
kolusi, dan juga peristiwa-peristiwa eksternal yang berada di luar kendali organisasi.
Keterbatasan bawaan yang melekat
dalam setiap pengendalian internal sebagaimana dikekukakan oleh mulyadi (2003)
yaitu:
1. Kesalahan dalam pertimbangan
2. Gangguan
3. Kolusi
4. Pengabaian oleh manajemen
5. Biaya lawan manfaat
KELEMAHAN dan KELEBIHAN
COSO
ERM –Integrated Framework memiliki keunggulan esensial dalam memberikan panduan
yang lebih mendetail dan komprehensif. Keberadaan prinsip manajemen risiko,
penetapan konteks eksternal, dan pemisahan antara kerangka kerja dengan proses
manajemen risiko menjadi keunggulan kompetitif yang dimiliki. Namun pada
akhirnya, dalam memilih standar terbaik untuk diimplementasikan, keunikan pada
kedua standar tersebut perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan sasaran,
karakteristik, dan regulasi yang berlaku pada organisasi. Dalam penerapannya,
organisasi juga dapat mengadaptasi dan mengkombinasikan komponen-komponen
tertentu pada kedua rujukan tersebut untuk membangun sistem manajemen risiko
tersendiri yang efektif bagi organisasinya.
Pengendalian
Internal Menurut COBIT
Definisi Pengendalian Internal
menurut COBIT
Control
Objectives for Information and Related Technology atau COBIT adalah proses yang
sedang dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian
dari Information System Audit and Control Association (ISACA) untuk membantu
perusahaan dalam mengelola sumber daya teknologi informasi.
COBIT juga
merupakan jembatan antara manajemen teknologi informasi dengan para
eksekutif bisnis atau dewan direksi. Dikatakan seperti itu karena CoBIT mampu
menjelaskan laporan dengan bahasa yang umum sehingga dapat mudah dipahami oleh
semua pihak. Salah satu alasan mengapa COBIT dapat merajalela di seluruh dunia
karena semakin besarnya perhatian dari corporate governance dan kebutuhan
perusahaan dalam menghasilkan sesuatu yang lebih dengan kondisi sumber daya
yang sedikit dan ekonomi yang sulit.
Tujuan utama
yang diharapkan dari adanya COBIT yaitu agar perusahaan mampu meningkatkan
nilai tambah dalam bidang IT dan dapat mengurangi risiko-risiko inheren yang
ada didalamnya.
COBIT mengadopsi definisi pengendalian
dari COSO yaitu : “Kebijakan, prosedur, dan praktik, dan struktur organisasi
yang dirancang untuk memberikan keyakinan yang wajar bahwa tujuan organisasi
dapat dicapai dan hal-hal yang tidak diinginkan dapat dicegah atau dideteksi
dan diperbaiki”. Sedangkan COBIT mengadaptasi definisi tujuan pengendalian (control
objective)dari SAC yaitu : “Suatu pernyataan atas hasil yang diinginkan
atau tujuan yang ingin dicapai dengan mengimplementasikan prosedur pengendalian
dalam aktivitas IT tertentu”.
Komponen tujuan pengendalian (control objectives) COBIT ini terdiri atas 4 tujuan
pengendalian tingkat-tinggi ( high-level control objectives )
yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning &
organization , acquisition & implementation ,delivery
& support , dan monitoring.
Komponen-komponen COBIT
COBIT mempunyai
komponen-komponen sebagai berikut:
a.
Executive Summary
b.
Framework
c.
Control Objective
d.
Audit Guidelines
e.
Management Guidelines
f.
Control Practices
Definisi Pengendalian
Internal menurut COBIT
Untuk pengertian
Pengendalian Internal COBIT mengadopsinya dari COSO, yaitu:
“Kebijakan,
prosedur, praktik, struktur organisasi yang dirancang untuk memberikan
keyakinan yang wajar bahwa tujuan organisasi dapat dicapai dan hal-hal yang
tidak diinginkan dapat dicegah, dideteksi atau diperbaiki”.
Selain itu untuk
tujuan pengendalian sendiri
COBIT mengadopsinya dari SAC, yaitu:
“Suatu
pernyataan atas hasil yang diinginkan atau tujuan yang ingin dicapai dengan
mengimplementasikan prosedur pengendalian dalam aktivitas IT tertentu”.
Ringkasan
Konsep Pengendalian Internal COBIT dilihat dari berbagai sudut pandang
Pengguna UtamaCOBIT di rancang
untuk digunakan oleh tiga pengguna yang berbeda yaitu :
ü
Manajemen
: untuk membantu mereka menyeimbangkan antara resiko dan investasi pengendalian
dalam sebuah lingkungan IT yang sering tidak dapat diprediksi.
ü
User
: untuk memperoleh keyakinan atas layanan keamanan dan pengendalian IT
yang disediakan oleh pihak internal atau pihak ketiga.
ü
Auditor
: untuk medukung/memperkuat opini yang dihasilkan dan/atau untuk memberikan
saran kepada manajemen atas pengendalian internal yang ada.
Tujuan
Pengendalian Internal bagi Organisasi
a.
Operasi yang efektif dan efisien
Keefektifan
berkenaan dengan informasi yang diperoleh harus relevan dan berkaitan dengan
proses bisnis yang ada dan juga dapat diperoleh tepat waktu, benar, konsisten,
dan bermanfaat. Sedangkan keefisienan berkaitan dengan penyediaan informasi
melalui sumber daya (yang paling produktif dan ekonomis) yang optimal.
b.
Kerahasiaan
Menyangkut
perhatian atas perlindungan informasi yang sensitif dari pihak-pihak yang tidak
berwenang.
c.
Integritas
Berkaitan
dengan akurasi dan kelengkapan dari informasi dan juga validitasnya sesuai
nilai-nilai dan harapan bisnis.
d.
Ketersedian Informasi
Berkaitan
dengan informasi harus dapat tersedia ketika dibutuhkan oleh suatu proses
bisnis baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Ini juga terkait dengan
pengamanan atas sumber daya yang perlu dan kemampuan yang terkait.
e.
Pelaporan keuangan yang handal
Berkaitan
dengan pemberian informasi yang tepat bagi manajemen untuk mengoperasikan
perusahaan dan juga pemenuhan kewajiban mereka untuk membuat pelaporan
keuangan.
f.
Ketaatan terhadap ketentuan hukum dan peraturan
Terkait dengan
pemenuhan sesuai dengan ketentuan hukum, peraturan, perjanjian kontrak, dimana
dalam hal ini proses bisnis dipandang sebagai suatu subjek.
v Domain
- Planning
and organization
Domain
ini mencakup strategi dan taktik, dan perhatian atas identifikasi bagaimana IT
secara maksimal dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan bisnis. Selain itu,
realisasi dari visi strategis perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan dikelola
untuk berbagai perspektif yang berbeda. Terakhir, sebuah pengorganisasian yang
baik serta infrastruktur teknologi harus di tempatkan di tempat yang
semestinya.
- Acquisition
dan implementation
Untuk
merealisasikan strategi IT, solusi TI perlu diidentifikasi, dikembangkan atau
diperoleh, serta diimplementasikan, dan terintegrasi ke dalam proses bisnis.
Selain itu, perubahan serta pemeliharaan sistem yang ada harus di cakup dalam
domain ini untuk memastikan bahwa siklus hidup akan terus berlangsung untuk
sistem-sisteem ini.
3. Delivery and
Support
Domain ini memberikan fokus utama pada aspek
penyampaian/pengiriman dari IT. Domain ini mencakup area-area seperti
pengoperasian aplikasi-aplikasi dalam sistem IT dan hasilnya, dan juga, proses
dukungan yang memungkinkan pengoperasian sistem IT tersebut dengan efektif dan
efisien. Proses dukungan ini termasuk isu/masalah keamanan dan juga pelatihan.
- Monitoring
Semua
proses IT perlu dinilai secara teratur sepanjang waktu untuk menjaga kualitas
dan pemenuhan atas syarat pengendalian. Domain ini menunjuk pada perlunya
pengawasan manajemen atas proses pengendalian dalam organisasi serta penilaian
independen yang dilakukan baik auditor internal maupun eksternal atau diperoleh
dari sumber-sumber anternatif lainnya.
Kerangka
kerja COBIT
ini terdiri atas beberapa arahan ( guidelines ), yakni:
Control
Objectives : Terdiri
atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi ( high-level control
objectives ) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu: planning
& organization , acquisition & implementation , delivery
& support , dan monitoring .
Audit
Guidelines : Berisi
sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed
control objectives ) untuk membantu para auditor dalam memberikanmanagement
assurance dan/atau saran perbaikan.
Management
Guidelines : Berisi
arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti
dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
ü Sejauh mana Anda
(TI) harus bergerak, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat
yang dihasilkannya.
ü Apa saja
indikator untuk suatu kinerja yang bagus?
ü Apa saja faktor
atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses (critical
success factors )?
ü Apa saja
risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan?
ü Bagaimana dengan
perusahaan lainnya – apa yang mereka lakukan?
ü Bagaimana Anda
mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.
ü The COBIT
Framework memasukkan
juga hal-hal berikut ini:
ü Maturity
Models –
Untuk memetakan status maturity proses-proses TI (dalam skala 0 – 5) dibandingkan
dengan “the best in the class in the Industry” dan juga International
best practices
ü Critical Success
Factors (CSFs)
– Arahan implementasi bagi manajemen agar dapat melakukan kontrol atas proses
TI.
ü Key Goal
Indicators (KGIs)
– Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan business requirements
ü Key Performance
Indicators (KPIs)
– Kinerja proses-proses TI sehubungan denganprocess goals.
Satu dari prinsip dalam COBIT 5 ini
adalah pembedaan yang dibuat antara tata kelola (governance) dan pengelolaan
(management). Selaras dengan prinsip ini, setiap organisasi diharapkan untuk
melaksanakan sejumlah proses tata kelola dan sejumlah proses pengelolaan untuk
menyediakan tata kelola dan pengelolaan enterprise IT yang komprehensif.
Ketika mempertimbangkan proses untuk
tata kelola dan pengelolaan dalam konteks enterprise, perbedaan antara
jenis-jenis proses tergantung kepada tujuan dari proses tersebut, antara lain :
- Proses
tata kelola berhubungan dengan tujuan tata kelola, yaitu value delivery;
manajemen resiko dan penyeimbangan sumber daya; serta termasuk praktik dan
aktivitas yang dituju sesuai evaluasi pilihan strategis yang menyediakan
arahan kepada IT dan memantau outcome (hal ini sesuai dengan konsep
standar ISO 38500).
- Selaras
dengan definisi pengelolaan, praktik dan aktivitas dari proses pengelolaan
(management process) melingkupi tanggung jawab area perencanaan,
pembangunan, pelaksanaan, dan pemantauan dari enterprise IT. Proses
pengelolaan juga menyediakan cakupan end-to-end dari IT.
Walau outcome kedua jenis proses berbeda
dan dimaksudkan untuk audience yang berbeda, secara internal, contohnya dari
konteks prosesnya sendiri, semua proses membutuhkan aktivitas perencanaan,
pembangunan (atau implementasi), eksekusi, dan pemantauan.
COBIT 5 tidaklah menentukan tetapi dari
penjelasan di atas jelas bahwa COBIT 5 mendukung organisasi mengimplementasi
proses tata kelola dan pengelolaan pada area yang dicakupi seperti yang
dijelaskan pada gambar di bawah.
Dalam teorinya, perusahaan dapat
mengorganisasi prosesnya apabila memungkinkan selama tujuan dasar tata kelola
dan pengelolaan tercakupi. Perusahaan kecil memiliki proses yang lebih sedikit
sedangkan perusahaan yang lebih besar atau rumit memiliki proses yang banyak.
Semuanya mencakupi tujuan yang sama. Meskipun begitu, COBIT 5 juga menyertakan
sebuah model referensi proses yang mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci
sejumlah proses tata kelola dan pengelolaan. Model referensi proses
merepresentasikan semua proses yang secara normal ditemukan dalam sebuah
perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan IT dengan demikian menyediakan
sebuah model referensi umum yang dapat dimengerti untuk manajer bisnis dan It
yang beroperasi dan juga auditor maupun penasehat.
Menggabungkan model operasional dan
membuat sebuah bahasa umum untuk semua bagian bisnis yang terlibat dalam
kegiatan IT merupakan salah satu hal yang paling penting dan langkah kritis menuju
tata kelola yang baik (good governance). Selain itu, model referensi proses
menyediakan kerangka kerja untuk mengukur dan memantau kinerja IT,
mengomunikasikan dengan penyedia layanan, serta menyatukan praktik-praktik
pengelolaan terbaik.
Model referensi proses COBIT 5 membagi
proses tata kelola dan pengelolaan perusahaan IT ke dalam dua domain, yaitu
domain tata kelola dan domain pengelolaan.
- Domain
tata kelola mengandung lima proses tata kelola yang di dalam setiap
prosesnya praktik evaluasi, pengarahan, dan pemantauan didefinisikan.
- Domain
pengelolaan ada empat yang selaras dengan wilayah tanggung jawab
perencanaan, pembangunan, pelaksanaan, dan pemantauan.
- Dalam
COBIT 5, proses-proses juga mencakupi lingkup penuh dari kegiatan bisnis
dan IT yang berhubungan dengan tata kelola dan pengelolaaan enterprise IT.
Dengan demikian membuat model proses benar-benar enterprise-wide.
Model referensi proses COBIT 5 adalah
penerus proses model COBIT 4.1 dengan mengintegrasikan proses model Risk IT dan
Val IT. Gambar di bawah menggambarkan himpunan lengkap dari proses tata kelola
dan pengelolaan dalam COBIT 5.
PENGENDALIAN
DAN AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
CASE
7.1.
a.
Anda bertemu dengan
Komite Audit Go-Go, yang
terdiri dari controller, bendahara, wakil presiden keuangan, dan direktur
anggaran.
MASALAH:
Bagian 301 dari Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX) mensyaratkan perusahaan publik untuk memiliki sebuah komite audit yang independen. Di Indonesia,berdasarkan POJK No. 33 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik serta merujuk ke Peraturan Bapepam IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dimana Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dan terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang lainnya berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.Hal ini tidak terjadi di Go-Go Corporation.
Bagian 301 dari Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX) mensyaratkan perusahaan publik untuk memiliki sebuah komite audit yang independen. Di Indonesia,berdasarkan POJK No. 33 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik serta merujuk ke Peraturan Bapepam IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit dimana Komite Audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dan terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris Independen dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang lainnya berasal dari luar Emiten atau Perusahaan Publik.Hal ini tidak terjadi di Go-Go Corporation.
SOLUSI:
Komite Audit harus dibentuk sesuai dengan ketentuan atau paraturan-peraturan yang telah ditetapkan bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Komite Audit harus independen dan bertanggung jawab untuk:
Komite Audit harus dibentuk sesuai dengan ketentuan atau paraturan-peraturan yang telah ditetapkan bagi Emiten atau Perusahaan Publik. Komite Audit harus independen dan bertanggung jawab untuk:
·
Melakukan
penelaahan atas informasi keuangan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi
keuangan lainnya,
·
Melakukan
penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan di
bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berhubungan dengan
kegiatan perusahaan,
·
Mengawasi struktur pengendalian internal korporasi,
·
Komite
Audit harus menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.
b.
Anda mengenali bendahara sebagai mantan ajudan Ernie Eggers, yang didakwa atas penipuan
beberapa tahun yang lalu.
MASALAH:
Posisi bendahara sebuah perusahaan melibatkan pengelolaan kas dan aset keuangan lainnya, sangat penting bahwa posisi tersebut diisi oleh seseorang yang integritas dan nilai-nilai etikanya tidak diragukan lagi. Kondisi yang ada di Go-Go Corporation menjadi dilemma dimana di satu sisi, hanya karena bendahara pernah bekerja untuk seseorang yang ternyata tidak jujur tidak berarti bendahara tidak jujur juga. Setiap orang harus dinilai pada kemampuannya sendiri, bukan kepentingan orang lain. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati untuk tidak berasumsi bahwa secara otomatis bendahara tidak jujur. Di sisi lain, fakta mengatakan bahwa bendahara tersebut pernah menjadi pembantu seseorang yang didakwa karena penipuan sehingga harus menimbulkan pertanyaan dalam dirikita sebagai auditor.
Posisi bendahara sebuah perusahaan melibatkan pengelolaan kas dan aset keuangan lainnya, sangat penting bahwa posisi tersebut diisi oleh seseorang yang integritas dan nilai-nilai etikanya tidak diragukan lagi. Kondisi yang ada di Go-Go Corporation menjadi dilemma dimana di satu sisi, hanya karena bendahara pernah bekerja untuk seseorang yang ternyata tidak jujur tidak berarti bendahara tidak jujur juga. Setiap orang harus dinilai pada kemampuannya sendiri, bukan kepentingan orang lain. Oleh karena itu, Anda perlu berhati-hati untuk tidak berasumsi bahwa secara otomatis bendahara tidak jujur. Di sisi lain, fakta mengatakan bahwa bendahara tersebut pernah menjadi pembantu seseorang yang didakwa karena penipuan sehingga harus menimbulkan pertanyaan dalam dirikita sebagai auditor.
SOLUSI:
Meskipun kita mungkin tidak memiliki informasi yang spesifik untuk mengkaitkan bendahara perusahaan dengan kasus penipuan sebelumnya, informasi ini harus menunjukkan kebutuhan untuk memeriksa dengan seksama standar sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan serta kebijakan dan prosedur SDM perusahaan dalam hal perekrutan.
Meskipun kita mungkin tidak memiliki informasi yang spesifik untuk mengkaitkan bendahara perusahaan dengan kasus penipuan sebelumnya, informasi ini harus menunjukkan kebutuhan untuk memeriksa dengan seksama standar sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan serta kebijakan dan prosedur SDM perusahaan dalam hal perekrutan.
c.
Manajemen menjelaskan rencananya untuk mengubah metode
akuntansi atas penyusutan
dari metode akselerasi menjadi lurus.
Manajemen menyiratkan bahwa jika Kantor Akuntan tidak sependapat dengan
perubahan ini, Go-Go akan mempekerjakan auditor lainnya.
MASALAH:
Mengapa sebuah perusahaan ingin merubah metode penyusutan dari akselerasi menjadi garislurus? Salah satu alasannya adalah untuk mengurangi beban penyusutan, sehingga dapat meningkatkan laba bersih dan berpotensi meningkatkan harga saham perusahaan. Atau, mereka mungkin akan mencari cara untuk menutupi, atau menyembunyikan, masalahperusahaan yang lainnya yang akan mempengaruhi laba bersih.
Mengapa sebuah perusahaan ingin merubah metode penyusutan dari akselerasi menjadi garislurus? Salah satu alasannya adalah untuk mengurangi beban penyusutan, sehingga dapat meningkatkan laba bersih dan berpotensi meningkatkan harga saham perusahaan. Atau, mereka mungkin akan mencari cara untuk menutupi, atau menyembunyikan, masalahperusahaan yang lainnya yang akan mempengaruhi laba bersih.
SOLUSI:
Di Indonesia, perubahan kebijakan akuntansi telah diatur di dalam PSAK 25.Perusahaan harus memiliki alasan logis dalam mengubah kebijakan akuntansinya, selain hanya untuk meningkatkan laba bersih dan harga saham. Jika manajemen tidakmemiliki alasan yang baik dan jelas atas perubahan kebijakan akuntansi yang diinginkan, maka komitmen terhadap integritas, nilai-nilai etika serta kompetensi perusahaan harus dievaluasi secara cermat. Hal ini juga mungkin ada hubungannya dengan filosofi manajemen, gaya pengoperasian, dan selera resiko yang mana perusahaan juga memiliki selera resiko yaitu jumlah resiko yang bersedia diterima oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya.
d.
Anda mempelajari
bahwa wakil presiden
keuangan mengelola staf yang terdiri atas lima auditor
internal.
MASALAH:
Fungsi audit internal itu harusnya bersifat independen dan tidak terorganisasi dari fungsi akuntansi dan keuangan.
Fungsi audit internal itu harusnya bersifat independen dan tidak terorganisasi dari fungsi akuntansi dan keuangan.
SOLUSI:
Aspek-aspek penting dari struktur organisasi adalah dengan menyertakan hal-hal sebagai berikut:
Aspek-aspek penting dari struktur organisasi adalah dengan menyertakan hal-hal sebagai berikut:
·
Sentralisasi
atau desentralisasi wewenang
·
Hubungan
pengarahan atau matriks pelaporan
·
Organisasi
berdasarkan industry, lini produk, lokasi atau jaringan pemasaran
·
Bagaimana
alokasi tanggungjawab mempengaruhi ketentuan informasi
·
Organisasi
dan garis wewenang untuk akutansi, pengauditan, dan fungsi system informasi
·
Ukuran
dan jenis aktivitas perusahaan
Untuk itu berdasarkan
aspek-aspek penting dalam struktur organisasi, harusnya staff internal audit bertanggungjawab langsung kepada komite audit bukan ke wakil presiden keuangan.
e.
Anda mencatat bahwa
seluruh otoritas manajemen tampaknya berada pada tiga bersaudara,
yang bertindak sebagai CEO, presiden, dan wakil presiden keuangan.
MASALAH:
Dominasi organisasi manajemen oleh satu atau beberapa individu merupakan aspek filosofi dan gaya pengoperasian manajemen dandapat mengindikasikan masalah pada lingkungan internal.Mungkin akan ada potensi dari kelompok kecil ini untuk menimpa sistem pengendalian internal.
Dominasi organisasi manajemen oleh satu atau beberapa individu merupakan aspek filosofi dan gaya pengoperasian manajemen dandapat mengindikasikan masalah pada lingkungan internal.Mungkin akan ada potensi dari kelompok kecil ini untuk menimpa sistem pengendalian internal.
SOLUSI:
Dalamkondisiotoritasmanajemen yang dijalankan oleh keluarga, sangat penting mengevaluasi situasi seperti ini dengan hati-hati untuk menentukan apakah terdapat kelemahan dalam pengendalian internal.
Dalamkondisiotoritasmanajemen yang dijalankan oleh keluarga, sangat penting mengevaluasi situasi seperti ini dengan hati-hati untuk menentukan apakah terdapat kelemahan dalam pengendalian internal.
f.
Anda diberitahu
bahwa kinerja divisi dan manager
departemen dievaluasi secara subjektif, karena manajemen Go Go percaya bahwaprosedur evaluasi kinerjaformal kontraproduktif.
MASALAH:
Hal ini mungkinmenunjukkan adanyamasalah dalam standar sumber daya manusia manajemen dan pemantauan kinerja mereka. Metode evaluasi subjektif sering tidak efektif dalam mendeteksi masalah atau dalam mengidentifikasi kinerja yang baik.
Hal ini mungkinmenunjukkan adanyamasalah dalam standar sumber daya manusia manajemen dan pemantauan kinerja mereka. Metode evaluasi subjektif sering tidak efektif dalam mendeteksi masalah atau dalam mengidentifikasi kinerja yang baik.
SOLUSI:
Sangat penting mengevaluasi situasi seperti ini dengan hati-hati untuk menentukan apakah terdapat kelemahan dalam pengendalian internal. Harusnya evaluasi dilakukan secara objektif dan dilakukan secara periodic untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka.
Sangat penting mengevaluasi situasi seperti ini dengan hati-hati untuk menentukan apakah terdapat kelemahan dalam pengendalian internal. Harusnya evaluasi dilakukan secara objektif dan dilakukan secara periodic untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka.
g.
Anda mempelajari bahwa perusahaan telah melaporkan peningkatan dalam
pendapatan per saham dalam kurun waktu 25 kuartal;
Namun, pendapatan selama kuartal terakhir telah mendatar dan bisa menurun.
MASALAH:
Filosofi dan gaya operasi manajemen, serta komitmen mereka terhadap integritas dan nilai-nilai etika, dapat diuji ketika sebuah perusahaan menghadapi penurunan laba. Ketika laba per saham menurun atau ketika mereka tidak memenuhi harapan, sahamperusahaan dapat terjun bebas bahkan terkadang turun dengan sangat signifikan. Akibatnya, perusahaan berusaha untuk menghin dari penurunan laba bila memungkinkan. Masalahnya akan muncul dan akan dipertanyakan ketika manajemen berusaha untuk menopang pendapatan mereka.
Filosofi dan gaya operasi manajemen, serta komitmen mereka terhadap integritas dan nilai-nilai etika, dapat diuji ketika sebuah perusahaan menghadapi penurunan laba. Ketika laba per saham menurun atau ketika mereka tidak memenuhi harapan, sahamperusahaan dapat terjun bebas bahkan terkadang turun dengan sangat signifikan. Akibatnya, perusahaan berusaha untuk menghin dari penurunan laba bila memungkinkan. Masalahnya akan muncul dan akan dipertanyakan ketika manajemen berusaha untuk menopang pendapatan mereka.
SOLUSI:
Karena banyaknya kasus penipuan yang telah dilakukan oleh beberapa perusahan dengan cara penggelembungan pendapatan, jika nantinya perusahaan berusaha menopang pendapatan mereka, hal ini nantinya harus diselidiki dan harus bersikap lebih skeptic serta dapat ditandai dengan “red flags”.
Karena banyaknya kasus penipuan yang telah dilakukan oleh beberapa perusahan dengan cara penggelembungan pendapatan, jika nantinya perusahaan berusaha menopang pendapatan mereka, hal ini nantinya harus diselidiki dan harus bersikap lebih skeptic serta dapat ditandai dengan “red flags”.
h.
Anda meninjau kebijakan dan
prosedur manual perusahaan, yang terdaftar kebijakan
untuk berurusan dengan pelanggan, vendor, dan karyawan.
untuk berurusan dengan pelanggan, vendor, dan karyawan.
MASALAH:
Salah satu metode untuk menempatkan wewenang dan tanggung jawab adalah kebijakan dan prosedur manual tertulis dan komprehensif. Go-Go memiliki kebijakan dan prosedur manual tertulis, tetapi tidak lengkap. Hal ini terbatas hanya tiga bidang: kebijakan untuk menangani pelanggan, vendor, dan karyawan.
Salah satu metode untuk menempatkan wewenang dan tanggung jawab adalah kebijakan dan prosedur manual tertulis dan komprehensif. Go-Go memiliki kebijakan dan prosedur manual tertulis, tetapi tidak lengkap. Hal ini terbatas hanya tiga bidang: kebijakan untuk menangani pelanggan, vendor, dan karyawan.
SOLUSI:
Sebuah kebijakan dan prosedur manual harus berisi lebih dari apa yang ditunjukkan. Kebijakan dan prosedur manual harus menjelaskan praktek-praktek bisnis yang tepat, menggambarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan oleh personil kunci, menjelaskan proedur dokumen, menjelaskan cara menangani transaksi, dan mendata sumber daya yang disediakan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. PedomanIni dapat menyertakan bagan, salinan formulir serta dokumen.Hal ini sangat penting untuk mengidentifikasisi apa yang bertanggung jawab untuk kebijakan keamanan informasi perusahaan.
Sebuah kebijakan dan prosedur manual harus berisi lebih dari apa yang ditunjukkan. Kebijakan dan prosedur manual harus menjelaskan praktek-praktek bisnis yang tepat, menggambarkan pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan oleh personil kunci, menjelaskan proedur dokumen, menjelaskan cara menangani transaksi, dan mendata sumber daya yang disediakan untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu. PedomanIni dapat menyertakan bagan, salinan formulir serta dokumen.Hal ini sangat penting untuk mengidentifikasisi apa yang bertanggung jawab untuk kebijakan keamanan informasi perusahaan.
i.
Penilaian awal Anda adalah bahwa sistem akuntansi
dirancang dengan baik dan mereka menerapkan prosedur
pengendalian internal yang efektif
MASALAH:
Meskipun kita percaya bahwa sistem akuntansi yang dirancang dengan baik, dan mereka telah menerapkan prosedur pengendalian internal yang efektif, namun kita tidak dapat bergantung pada keyakinan itu.
Meskipun kita percaya bahwa sistem akuntansi yang dirancang dengan baik, dan mereka telah menerapkan prosedur pengendalian internal yang efektif, namun kita tidak dapat bergantung pada keyakinan itu.
SOLUSI:
Kita tidak dapat mengandalkan prosedur pengendalian internal yang efektif, untuk itu kita harus melakukan pengujian atas prosedur pengendalian internal perusahaan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam pengujian prosedur pengendalian internal terhadap system akuntansi antara lain:
Kita tidak dapat mengandalkan prosedur pengendalian internal yang efektif, untuk itu kita harus melakukan pengujian atas prosedur pengendalian internal perusahaan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan dalam pengujian prosedur pengendalian internal terhadap system akuntansi antara lain:
1. Pengelolaan
Akses
• Akses fisik ke
perangkat keras teknologi sistem informasi dilindungi secara memadai.
• Keamanan
sistem telah dikonfigurasikan secara memadai.
• Hak akses yang
besar hanya diberikan kepada pengguna yang berwenang.
• Keamanan
password telah dikonfigurasikan secara memadai.
• Pengawasan
dilakukan terhadap hak akses yang telah diberikan kepada pengguna.
• Permintaan hak
akses pengguna telah disetujui oleh pihak-pihak yang berwenang.
• Pemisahan
tugas-tugas yang menimbulkan konflik kepentingan diterapkan dalam pengelolaan
akses (pemohon hak akses merupakan individu yang terpisah dari tugas pembuatan
hak akses di dalam sistem).
2. Operasi
Komputer
• Backup terhadap data finansial
dan pengujian terhadap kemampuan restore data dari medium backup telah
dilakukan.
j.
Beberapa karyawan mengeluh bahwa beberapa manajer
terkadang bertentangan dengan instruksi dari manajer lain terkait prosedur keamanan data yang tepat.
MASALAH:
Tidak ada batasan yang jelas ataswewenang dan tanggung jawab untuk kebijakan dan prosedur keamanan data.
Tidak ada batasan yang jelas ataswewenang dan tanggung jawab untuk kebijakan dan prosedur keamanan data.
SOLUSI:
Memiliki keamanan serta kontrol yang memadai atas data organisasi harus menjadi prioritas bagi manajemen puncak. Sebuah struktur organisasi perusahaan harusnya memberikan sebuah kerangka untuk operasi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan. Manajemen harus memastikan para pegawai untuk dapat memahami sasaran dan tujuan entitas, menetapkan wewenang dan tanggung jawab baik untuk departemen maupun individu untuk mencapai tujuan bisnis, seperti halnya keamanan data. Wewenang dan tanggung jawab ditetapkan dan dikomunikasikan dengan menggunakan deskripsi pekerjaan formal, pelatihan karyawan, jadwal pengoperasian, anggaran, kode etik, serta kebijakan dan prosedur tertulis.
Memiliki keamanan serta kontrol yang memadai atas data organisasi harus menjadi prioritas bagi manajemen puncak. Sebuah struktur organisasi perusahaan harusnya memberikan sebuah kerangka untuk operasi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan. Manajemen harus memastikan para pegawai untuk dapat memahami sasaran dan tujuan entitas, menetapkan wewenang dan tanggung jawab baik untuk departemen maupun individu untuk mencapai tujuan bisnis, seperti halnya keamanan data. Wewenang dan tanggung jawab ditetapkan dan dikomunikasikan dengan menggunakan deskripsi pekerjaan formal, pelatihan karyawan, jadwal pengoperasian, anggaran, kode etik, serta kebijakan dan prosedur tertulis.
k.
Setelah tinjauan yang
teliti terhadap anggaran untuk proyek-proyek peningkatan
keamanan data, Anda merasa anggaran tampaknya memadai.
MASALAH:
Tidak ada masalah mengenai anggaran untuk proyek-proyek dalam rangka peningkatan keamanan data karena dinilai telah memadai. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mengalokasikan anggaran dengan baik.
l.
Proyek
firewall jaringan yang meningkat menunjukkan
jadwal implementasi yang sangat agresif. Manajer TI
menyebutkan bahwa meskipun
ia mengerahkan semua personil dalam proyek ini selama lima minggu ke depan, ia masih belum dapat menyelesaikan proyek dengan tepat waktu. Manajer telah mengatakan hal ini kepada manajemen perusahaan,
yang tampaknya tidak ingin memodifikasi jadwal.
MASALAH:
Jadwal pelaksanaan firewall tidak layak.
Jadwal pelaksanaan firewall tidak layak.
SOLUSI:
Filosofi manajemen dan gaya pengoperasian harus dievaluasi secara cermat. Apakah manajemen mengambil risiko bisnis yang tidak semestinya untuk mencapai tujuannya? Apakah manajemen menekan para pegawainya untuk mencapai hasil yang diinginkan terlepas dari metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut?
Filosofi manajemen dan gaya pengoperasian harus dievaluasi secara cermat. Apakah manajemen mengambil risiko bisnis yang tidak semestinya untuk mencapai tujuannya? Apakah manajemen menekan para pegawainya untuk mencapai hasil yang diinginkan terlepas dari metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut?
m.
Beberapa karyawan
baru memiliki kesulitan dalam
menyelesaikan tugas mereka, dan sepertinya mereka
tidak tahu siapa yang dapat dimintai pertolongan.
MASALAH:
Pelatihan karyawan dan dukungan tampaknya agak lemah. Perusahaan yang meremehkan pelatihan cenderung memiliki lebih banyak penipuan dan pelanggaran. Jika karyawan tidak tahu siapa yang dapat dimintai pertolongan, berarti struktur organisasi perusahaan dan metode dalam menetapkan wewenang dan tanggung jawab tampaknya kurang atau tidak dapat dijelaskan.
SOLUSI:
Standar sumberdaya manusia yang baik itu harus dapat mengembangkan sumberdaya yang ada. Program pelatihan seharusnya diberikan kepada karyawan baru. Program pelatihan dapat mengajarkan karyawan baru akan tanggung jawab mereka, tingkat kinerja dan perilaku yang diharapkan, serta kebijakan dan prosedur, budaya, dan gaya pengoperasian perusahaan. Program pelatihan dapat dilakukan melalui diskusi, training, sharing knowledge. Pelatihan yang berkelanjutandapatmembantu para karyawandalammenghadapitantangan-tantanganbaru, tetap berada dalam persaingan, serta dapat beradaptasi dalam perubahan baik lingkungan maupun teknologi.
Standar sumberdaya manusia yang baik itu harus dapat mengembangkan sumberdaya yang ada. Program pelatihan seharusnya diberikan kepada karyawan baru. Program pelatihan dapat mengajarkan karyawan baru akan tanggung jawab mereka, tingkat kinerja dan perilaku yang diharapkan, serta kebijakan dan prosedur, budaya, dan gaya pengoperasian perusahaan. Program pelatihan dapat dilakukan melalui diskusi, training, sharing knowledge. Pelatihan yang berkelanjutandapatmembantu para karyawandalammenghadapitantangan-tantanganbaru, tetap berada dalam persaingan, serta dapat beradaptasi dalam perubahan baik lingkungan maupun teknologi.
n.
Strategi Go-Go
adalah untuk mencapai pertumbuhan yang konsisten bagi pemegang sahamnya. Namun, kebijakannya adalah tidak
untuk berinvestasi dalam proyek apapun kecuali payback
periode
pengembaliannya tidak lebih dari 48 bulan dan menghasilkan tingkat
pengembalian internal yang melebihi biaya modal sebesar 3%.
MASALAH:
Risk appetite atau selera resiko Go-Go Corp terlihat cukup agresif, tetapi tampaknya didasarkan pada prinsip-prinsip penganggaran biaya modal yang solid. Oleh karena itu, strategi ini tampaknya tidak menjadi masalah.
Risk appetite atau selera resiko Go-Go Corp terlihat cukup agresif, tetapi tampaknya didasarkan pada prinsip-prinsip penganggaran biaya modal yang solid. Oleh karena itu, strategi ini tampaknya tidak menjadi masalah.
o.
Anda mengamati
bahwa agen pembelian perusahaan mengenakan pakaian dan perlengkapan lainnya yang menunjukkan itu dari vendor besar. Manajer departemen pembelian dengan bangga memajang foto dirinya yang memegang seekorikan besar di atas
dek kapal
pemancingan mewah yang memiliki logo sebuah vendor Go-Go yang besar tergambarkan di ruang kemudi nya.
MASALAH:
Hadiah dari vendor dapat terlalu mempengaruhi pembelian agen untuk membeli lebih banyak barang dari vendor-vendor yang memberikan hadiah. Keputusan pembelian harus terbebas dari hal semacam ini.
Hadiah dari vendor dapat terlalu mempengaruhi pembelian agen untuk membeli lebih banyak barang dari vendor-vendor yang memberikan hadiah. Keputusan pembelian harus terbebas dari hal semacam ini.
SOLUSI:
Bagian dari filosofi dan gaya operasi manajemenharus menciptakan budaya organisasi yang menekankan integritas dan komitmen terhadap nilai-nilai etika dan kompetensi. Dengan demikian, manajemen harus jelas menyatakan standar sumber daya manusia serta kebijakan yang secara eksplisit menggambarkan perilaku jujur dan tidak jujur. Salah satu dari kekuatan pengendalian terbesar adalah kejujuran. Kebijakan SDM dan praktik-praktik yang mengatur kondisi kerja, insentif pekerjaan, dan kemajuan karir dapat menjadi kekuatan dalam mendorong kejujuran, efisiensi, serta loyalitas.
Bagian dari filosofi dan gaya operasi manajemenharus menciptakan budaya organisasi yang menekankan integritas dan komitmen terhadap nilai-nilai etika dan kompetensi. Dengan demikian, manajemen harus jelas menyatakan standar sumber daya manusia serta kebijakan yang secara eksplisit menggambarkan perilaku jujur dan tidak jujur. Salah satu dari kekuatan pengendalian terbesar adalah kejujuran. Kebijakan SDM dan praktik-praktik yang mengatur kondisi kerja, insentif pekerjaan, dan kemajuan karir dapat menjadi kekuatan dalam mendorong kejujuran, efisiensi, serta loyalitas.
Daftar Pustaka
Nama Penguji: Putri Ahmad
BalasHapusNegara: Indonesia
Alamat: Surabaya
Pinjaman: Rp100.000.000
Bank Rakyat Indonesia
Putri: putriitaahmad@gmail.com
Hubungi Mrs. RIKA ANDERSON
Email: Support@rikaandersonloancompany.com
Email: rikaandersonloancompany@gmail.com
www.wasap.my/+19295260086/RikaAndersonloancompany
Whatsapp: +1(929)526-0086
WA: +6285854125084
Am Putri Ahmad dari kota Surabaya. Saya kehilangan sekitar 7 juta karena saya butuh modal besar sekitar Rp100.000.000 juta. Saya hampir mati, saya tidak punya tempat untuk pergi. bisnis saya hancur, dan dalam proses itu saya kehilangan putra saya. Saya tidak tahan lagi dengan kejadian ini.
Saya bertemu dengan teman online Margaretha Asmara dengan email margarethaasmaran@gmail.com dan saya juga menghubungi ibu Nisrina Endang di email facebook endangnisrina@gmail.com yang memberikan kesaksian dan memperkenalkan saya kepada ibu yang baik, Mrs. Rika Anderson dari RIKA ANDERSON LOAN COMPANY yang akhirnya membantu saya beberapa hari yang lalu saya mendapat pinjaman 100 juta dari perusahaan.
Jadi jika Anda membutuhkan pinjaman dan ingin mendapatkan pinjaman dengan cepat. Saya melihat orang-orang membagikan kesaksian mereka di blog ini dan saya memutuskan untuk juga menceritakan kisah saya. Anda juga dapat menghubungi saya melalui email ini jika Anda memiliki keraguan atau saran. Semoga Allah memberkati kita semua dan membawa kita ke penolong keuangan yang baik.