Praktikum Akuntansi Keuangan Aktiva Tetap studi kasus PT Karya Makmur
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara
umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat
untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama
bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah
mengenal proses penyusunan laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun
dan nomor-nomor akun yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya
mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan jurnal khusus), posting
buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan
(laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal penutup, neraca
saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.
Dari
tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva
tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva tetap,
yaitu berbagai jenis aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk
operasi perusahaan. Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud dan tidak
berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci
tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan
cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva
tetap sebuah perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana membuat jurnal koreksi pada buku jurnal umum?
1.2.2 Bagaimana posting jurnal koreksi ke dalam
buku pembantu masing - masing jenis aset
tetap?
1.2.3. Bagaimana posting jurnal koreksi ke dalam
buku besar aset tetap dan akumulasi depresiasi?
1.2.4. Bagaimana melakukan pengkajian untuk
mengidentifikasi ada tidak penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 desember
2010, jika terdapat penurunan nilai tersebut dalam buku jurnal dan posting ke
dalam rekening buku besar dan buku pembantu ?
1.2.5. Bagaimana mencatat transaksi yang
berhubungan dengan aset tetap selama tahun 2011 termasuk jurnal untuk mencatat
beban depresiasi tahun 2011 ?
1.2.6. Bagaiaman posting transaksi yang
berhubungan dengan aset tetap selama tahun 2011 ke dalam buku pembantu masing -
masig jenis aset tetap yang sesuai ?
1.2.7. Bagaiaman posting transaksi yang
berhubungan dengan aset tetap selama tahun 2011 ke dalam buku besar aset tetap
yang sesuai ?
1.2.8. Bagaimana melakukan pengkajian untuk
mengidentifikasi ada tidak penurunan nilai aset tetap atau pemulihan rugi
penurunan nilai pada tanggal 31 desember 2011, jika terdapat penurunan nilai atau
pemulihan rugi penurunan nilai, hutunglah kerugian penurunan nilai atau
pemulihan tersebut dalam buku jurnal dan posting ke dalam rekening buku besar
dan buku pembantu ?
1.3. Tujuan
1.3.1 Bagaimana membuat jurnal koreksi pada
buku jurnal umum?
1.3.2 Bagaimana posting jurnal koreksi ke
dalam buku pembantu masing - masing
jenis aset tetap?
1.3.3. Bagaimana posting jurnal koreksi ke
dalam buku besar aset tetap dan akumulasi depresiasi?
1.3.4. Bagaimana melakukan pengkajian untuk
mengidentifikasi ada tidak penurunan nilai aset tetap pada tanggal 31 desember
2010, jika terdapat penurunan nilai tersebut dalam buku jurnal dan posting ke
dalam rekening buku besar dan buku pembantu ?
1.3.5. Bagaimana mencatat transaksi yang
berhubungan dengan aset tetap selama tahun 2011 termasuk jurnal untuk mencatat
beban depresiasi tahun 2011 ?
1.3.6. Bagaiaman posting transaksi yang
berhubungan dengan aset tetap selama tahun 2011 ke dalam buku pembantu masing -
masig jenis aset tetap yang sesuai ?
1.3.7. Bagaiaman posting transaksi yang
berhubungan dengan aset tetap selama tahun 2011 ke dalam buku besar aset tetap
yang sesuai ?
1.3.8. Bagaimana melakukan pengkajian untuk
mengidentifikasi ada tidak penurunan nilai aset tetap atau pemulihan rugi
penurunan nilai pada tanggal 31 desember 2011, jika terdapat penurunan nilai
atau pemulihan rugi penurunan nilai, hutunglah kerugian penurunan nilai atau
pemulihan tersebut dalam buku jurnal dan posting ke dalam rekening buku besar
dan buku pembantu ?
1.4. Teknik Analisis
1.4.1. Teknik
Analisis Kuantitatif
Teknik analisis kuantitatif yaitu teknik analisis dengan menggunakan
angka-angka yang memiliki satuan ukur, yang dianalisis dengan mengadakan
perhitungan-perhitungan terhadap ayat jurnal yang diperlukan sehubungan transaksi
kredit yang terjadi.
1.4.2. Teknik
Analisis Deskritif Komperatif
Teknik analisis deskritif komperatif
yaitu teknis analisis yang berupa keterangan-keterangan dan uraian-uraian yang
digunakan untuk digunakan untuk mendukung analisis kuantitatif kemudian
dibandingkan dengan teori yang diperoleh di perkuliahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang
mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk
menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan
dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas
penjualan tersebut. Pengertian aktiva tetap berwujud dikemukakan oleh beberapa
orang ahli sebagai berikut :
- Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : “Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan”.
- Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) “Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun”.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat
tetap berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk
diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap
atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan
panca indera.
2.2 SIFAT AKTIVA TETAP
Meskipun semua aktiva memiliki beberapa ciri dasar
yang umum, aktiva tetap memiliki ciri-ciri tambahan sebagai berikut :
- Aktiva tetap merupakan barang-barang fisik yang dimiliki untuk memperlancar/ mempermudah produksi barang-barang lain atau untuk menyediakan jasa-jasa bagi perusahaan atau para pelanggannya dalam kegiatan normal perusahaan.
- Semua aktiva tetap memiliki usia terbatas, pada akhir usianya harus dibuang atau diganti.
- Nilai aktiva tetap berasal dari kemampuannya untuk mengesampingkan pihak lain dalam mendapatkan hak - hak yang sah atas penggunanya dan bukan dari pemaksaan dari suatu kontrak.
- Aktiva tetap seluruhnya nonmoneter : manfaatnya diterima dari penggunaan atau penjualan jasa-jasa dan bukan dari pengubahannya menjadi sejumlah uang tertentu.
- Pada umumnya jasa yang diterima dari ativa tetap meliputi suatu periode yang lebih panjang dari satu tahun atau satu siklus operasi perusahaan. Akan tetapi terdapat terkecualian. Misalnya suatu bangunan atau peralatan tidak klasifikasikan kembali sebagai aktiva lancar bilamana sisa manfaatnya kurang dari satu tahun. Dalam beberapa kasus seperti halnya,beberapa unsur memiliki usia asli yang lebih pendek dari pada satu siklus operasi perusahaan.
2.3 PENGGOLONGAN AKTIVA TETAP
1. AKTIVA TETAP
BERWUJUD
Adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya
relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah
relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat
digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
Akitva tetap berwujud yang dimiliki oleh suatu
perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan,
mesin-mesin dapat alat-alat, kendaraan, mebel dan lain-lain. Dari macam-macam aktiva tetap berwujud di
atas untuk tujuan akutansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut :
a)
Aktiva tetap yang
umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan
peternakan.
b)
Aktiva tetap yang
umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti dengan
aktiva yang sejenis.
c)
Aktiva tetap yang
umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti
dengan aktiva yang sejenis.
ü Klasifikasi Aktiva
Tetap Berdasarkan Jenis
Aktiva tetap biasanya
digolongkan menjadi empat kelompok, yaitu:
a)
Tanah, seperti tanah
yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-gedung perusahaan.
b)
Perbaikan tanah,
seperti jalan-jalan diseputar lokasi perusahaan yang dibangun oleh perusahaan,
tempat parkir, dan pagar.
c)
Gedung, seperti kantor,
toko, pabrik, dan gudang.
d)
Peralatan, seperti
peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan, dan mebel.
ü Sudut Substansi
Aktiva tetap dapat dibagi:
a. Tangible
Assets atau Aktiva berwujud seperti Lahan, Mesin, Gedung dan Peralatan.
b. Intangible
Assets atau Aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, HGB, Goodwill, Patents,
Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.
ü Sudut Disusutkan Atau
Tidak
a. Depreciated
Plant asset yaitu aktiva tetap yang disusutkan seperti Building (Bangunan),
Equipment (Peralatan), Machinary (Mesin), Inventaris dan lain-lain.
b. Undepreciated
Plant Asset yaitu aktiva yang tidak dapat disusutkan seperti Land (Lahan).
2.
AKTIVA TETAP TIDAK BERWUJUD
Aktiva tidak berwujud adalah aktiva tetap
perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan. Contoh Aktiva tidak
berwujud adalah hak paten, hak cipta hak merek, biaya riset dan pengembangan
biaya ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tidak berwujud
dapat diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
Apabila suatu
aktiva tidak berwujud diperoleh dengan membeli dari pihak luar, maka disamping
harga beli yang termasuk sebagai harga perolehan (cost) adalah biaya – biaya
tambahan untuk mendapatkannya seperti biaya yang dibayarkan kepada pemerintah
dan notaries serta biaya administrasi yang berhubungan. Apabila suatu aktiva
tidak berwujud diperoleh dengan jalan mengembangkan sendiri ,maka termasuk
dalam harga perolehan adalah biaya-biaya bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya
gaji dan upah dan biaya tidak langsung misalnya alokasi biaya administrasi dan
umum.
Aktiva tidak
berwujud mungkin timbul dari:
1. Pemerintah-seperti
hak paten, hak cipta, frenchis, merek dagang, dan nama dagang.
2. Perusahaan
lain, misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Perjanjian
tertentu-seperti frenchise dan lease.
Ciri-
ciri aktiva tetap tidak berwujud
1.
Dapat
dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari BPR dan
dapat dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara
bersama.
2.
Muncul dari
hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut dapat
dialihkan atau dapat dipisahkan dari BPR atau dari hak dan kewajiban lainnya.
3.
Aset Tidak
Berwujud dapat diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara terpisah dan
pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal.
4.
Aset Tidak
Berwujud hanya dapat diakui apabila berasal dari eksternal. Sedangkan biaya penelitian dan pengembangan
yang terkait dengan upaya menghasilkan aset tidak berwujud secara internal
tidak dapat diakui sebagai Aset Tidak Berwujud, kecuali merupakan bagian dari
perolehan aset lain.
2.4 AKTIVA TETAP BERWUJUD
2.4.1 AKTIVA TETAP BERWUJUD (PEROLEHAN, PENYUSUTAN
DAN PELAPORAN)
Kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan disebut
aktiva atau harta ( assets ). Aktiva
menunjukan bentuk kekayaan yang dimiliki perusahaan yang merupalan sumber daya
(resources) bagi perusahaan untuk melakukan usaha. Setiap perusahaan
memiliki laporan keuangan .Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk
para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan
dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba
rugi dan laporan arus kas. Neraca adalah laporan keuangan yang dapat memberi
informasi tentang sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan sumber
pembelanjaan untuk memperolehnya. Laporan ini menyajikan posisi keuangan
perusahaan yang didalamnya terdiri dari tiga komponen penting yaitu aktiva,
kewajiban dan modal. Aktiva dapat dibedakan menjadi dua, yaitu aktiva lancar
dan aktiva tetap.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva yang jangka waktu
pemakaiannya lama digunakan dalam kegiatan perusahaan, dimiliki tidak untuk
dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan serta nilainya cukup besar.
Aktiva ini digolongkan menjadi aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets )
dan aktiva tidak berwujud ( intangible assets ). Tidak ada criteria standar
mengenai jangka waktu pemakaian minimal untuk membedakan aktiva tetap dengan
aktiva lainnya. Walaupun demikian, pemakaian lebih dari satu tahun, pada
umumnya digunakan sebagai pedoman. Kriteria lain adalah aktiva tersebut harus
dipakai dalam kegiatan perusahaan dan tidak untuk dijual kembali. Hanya aktiva
yang nilainya tinggi saja yang biasanya dikelompokan sebagai aktiva tetap.
Harga Perolehan
Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu
aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukkan sebagai
bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. Contoh : apabila
perusahaan membeli sebuah tanah dengan harga Rp.20.000.000 dan untuk biaya
notarisnya Rp.400.000, biaya balik nama sebesar Rp.300.000 dan komisi kepada
makelar Rp.200.000 maka harga perolehan dari tanah tersebut adalah
Rp.20.900.000.
Perolehan Dengan
Angsuran
Ada kalanya aktiva tetap dibeli secara angsuran.
Dalam hal demikian kontrak pembelian dapat menyebutkan bahwa pembayaran akan
dilakukan dalam sekian kali angsuran dan terhadap saldo yang belum dibayar
dikenakan bunga.
Penyusutan
Semua jenis aktiva tetap kecuali tanah, akan semakin
berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu.
Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya kemampuan ini adalah pemakaian,
keausan, ketidakseimbangan kapasitas yang tersedia dengan yang diminta dan
keterbelakangan teknologi. Berkurangnya kapasitas berarti berkurangnya nilai
aktiva tetap yang bersangkutan dan hal ini perlu dicatat dan dilaporkan.
Pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud ini disebut penyusutan
( depreciation) . Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat
penyusutan dalah debit biaya penyusutan dan kredit akumulasi penyusutan. Perkiraan
akumulasi penyusutan digunakan untuk mencatat secara akumulatif jumlah
penyusutan yang telah dilakukan .Selisih antara harga perolehan dengan
akumulasi penyusutan merupakan bagian dari harga perolehan yang belum
disusutkan. Selisih ini disebut nilai buku ( book value) aktiva
tetap.
Metode
Penyusutan
Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan
yaitu nilai aktiva tetap yang digunakan dalam penghitungan penyusutan (dasar
penyusutan) dan taksiran manfaat. Dasar penyusutan dapat berupa : harga
perolehan dan nilai buku. Untuk menghitung penyusutan, taksiran manfaat
dinyatakan dalam tarif penyusutan dan dapat dihitung dengan rumus :
a.
Metode garis lurus ( Straight line ), biaya
penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu ,dalam jumlah yang
sama,sepanjang masa manfaat aktiva tetap.
Biaya penyusutan =
Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai
sisa
b.
Metode saldo menurun ( Declining balance ), biaya
penyusutan akan merata sepanjang umur aktiva tetap dan biaya penyusutan makin
menurun dari tahun ke tahun selama taksiran masa manfaat dikarenakan semakin
tua, kapasitas aktiva dalam memberikan jasanya juga akan semakin
menurun.
Biaya penyusutan =
Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan =
Nilai buku awal periode
c.
Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan jadwal
penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan makin
menurun dari tahun ke tahun.
Biaya
penyusutan = Tarif penyusutan x Dasar penyusutan
Dasar penyusutan = Harga perolehan – nilai sisa
d.
Metode unit produksi,dalam metode unit produksi
taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat
dihasilkan.Kapasitas produksi itu sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit
produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian atau unit unit kegiatan yang lain.
Harga perolehan dikurangi nilai sisa merupakan dasar penyusutan.
Penilaian dan
pelaporan
Aktiva tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu
harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Tetapi apabila manfaat
ekonomi dari suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva
tersebut dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi yang
tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tersebut dicata sebagai kerugian.
Dalam laporan keuangan, aktiva tetap dirinci menurut jenisnya, seperti tanah,
gedung, mesin-mesin, peralatan dan lain-lain.
Buku Aktiva Tetap
Perkiraan aktiva tetap dibuku besar perlu dibuatkan
rinciannya dalam buku aktiva tetap (fixed assets subsidiary ledger). Buku
tambahan ini merinci aktiva tetap dibuku besar menurut jenisnya.
2.4.2. AKTIVA
TETAP BERWUJUD ( PENARIKAN )
1.
Penjualan
Aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi dapat
ditarik dari pemakaian. Penarikan (retirements) dapat dilakukan dengan dijual,
ditukarkan dengan aktiva lain atau dibuang begitu saja (dihapuskan). Ayat
jurnal yang harus dibuat untuk ketiga macam transaksi tersebut sedikit berbeda,
namun yang pasti, nilai buku aktiva yang bersangkutan harus dikeluarkan dari
pembukuan. Hal ini dilakukan dengan mengkredit harga perolehan dan mendebit
akumulasi penyusutannya. Suatu aktiva tetap tidak boleh dikeluarkan dari pembukuan
hanya karena telah habis disusutkan. Harga perolehan maupun akumulasi
penyusutan aktiva tetap yang telah habis disusutkan tetap disajikan, walaupun
kalau dinettokan, nilai bukunya sama dengan nol.
Apabila suatu aktiva tetap dijual, niai bukunya dihitung
sampai dengan tanggal penjualan. Nilai buku ini kemudian dibandingkan dengan
hasil penjualan yang diterima. Selisih yang diperoleh merupakan keuntungan atau
kerugian karena penjualan aktiva tetap.
2.
Penukaran
Suatu aktiva tetap yang sudah berkurang manfaatnya,
dapat ditukarkan dengan yang lain. Penukaran aktiva teatp dapat dilakukan
dengan aktiva sejenis ( misalnya mobil dengan mobil ) atau dapat juga dengan
tidak sejenis ( misalnya mobil dengan mesin ).
Dalam
penukaran (trade in) aktiva tetap, terlebih dahulu harus ditentukan nilai
tukarnya ( trade in allowance). Selisih antara nilai tukar aktiva lama dengan
harga aktiva baru merupakan keuntungan atau kerugian dari penukaran. Apabila
nilai tukar lebih besar dari nilai buku, maka memperoleh keuntungan dan
sebaliknya jika nilai tukar lebih kecil dari nilai buku maka merupakan
kerugian. Ada dua cara pencatatan untuk transaksi penukaran aktiva tetap yaitu
:
a. Untuk
penukaran aktiva tidak sejenis ,keuntungan dan kerugian dibebankan dalam tahun
berjalan.
b. Untuk
penukaran aktiva sejenis,keuntungan dikurangkan pada harga aktiva baru,
sedangkan kerugian dibebankan dalam tahun berjalan.
3.
Penghapusan
Kemungkinan lain bagi aktiva yang sudah tidak
bermanfaat adalah dihapuskan. Ini terjadi kalau aktiva tetap tidak dapat dijual
atau ditukarkan. Apabila aktiva belum disusutkan penuh, maka akibat penghapusan
ini adalah terjadinya kerugian sebesar nilai buku. Seperti halnya kerugian dari
penjualan aktiva tetap kerugian karena penghapusan aktiva juga dilaporkan
sebagai biaya lain-lain. Adakalanya penghapusan aktiva tetap dilakukan karena
kejadian – kejadian yang tidak diharapkan seperti kebakaran.
4.
Aktiva
Tetap Bernilai Kecil
Salah satu kriteria untuk dapat dikategorikan
sebagai aktiva tetap adalah nilainya yang besar. Aktiva tetap yang nilai per
unitnya kecil, dapat langsung dibebankan sebagai biaya pada saat perolehan.
Manajemen perusahaan perlu menetapkan atau untuk pengeluaran yang harus
dikapitalisir sebagai aktiva tetap dan pengeluaran yang harus dibebankan
sebagai biaya. Apabila pengeluaran untuk aktiva – aktiva tetap yang nilainya
kecil misalnya suku cadang, dikapitalisir, maka pencatatannya dapat
dikelompokan menjadi satu. Penyusutan secara regular tidak dihitung. Pembebanan
ke biaya dilakukan dengan menghitung secara phisik aktiva tetap yang masih
tersisa. Harga perolehan aktiva yang masih ada ditaksir kemudian selisih antara
saldo menurut perkiraan dengan nilai taksiran dibebankan ke perkiraan biaya.
5.
Pengeluaran
modal
Pengeluaran-pengeluaran aktiva tetap seperti biaya
pemeliharaan (maintenance), penambahan (additions), penggantian (replacement)
atau perbaikan (repairs) dapat dikategorikanmenjadi pengeluaran modal (capital
expenditures) and pengeluaran pendapatan ( renevue expenditures). Pengeluaran
modal adalah pengeluaran-pengeluaran yang harus dicatat sebagai aktiva
(dikapitalisir ).
Pengeluaran-pengeluaran yang akan mendatangkan
manfaat lebih dari satu periode akutansi termasuk dalam kategori ini. Misalnya,
penambahan satu unit AC dalam sebuah mobil merupakan pengeluaran modal.
Demikian juga halnya dengan pengeluaran – pengeluaran yang menambah efisiensi
memperpanjang umur aktiva atau meningkatkan kapasitas atau mutu produksi.
Pengeluaran modal dicatat sebagai debit pada perkiraan : aktiva ataupun
akumulasi penyusutan. Pengeluaran – pengeluaran untuk penambahan dan
penggantian, pada umumnya dicatat dalam perkiraan aktiva sedangkan untuk
perbaikan besar-besaran yang akan memperpanjang umur aktiva dicatat
sebagai debit pada perkiraan akumulasi penyusutan.
6.
Pengeluaran
pendapatan
Pengeluaran pendapatan adalah
pengeluaran-pengeluaran yang hanya mendatangkan manfaat untuk tahun dimana
pengeluaran tersebut dilakukan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran akan
dibebankan sebagai biaya. Biaya pemeliharaan dan perbaikan rutin merupakan
contoh dari jenis pengeluaran ini. Biaya pemeliharaan adalah biaya-biaya yang
terjadi agar aktiva tetap selalu berada dalam keadaan baik. Biaya perbaikan
adalah biaya-biaya untuk mengembalikan aktiva tetap dalam keadaan baik.
Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran
yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi
menjadi dua, yaitu :
a)
Pengeluran modal adalah pengeluran-pengeluran untuk
memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi
pengeluaran-pengeluaran.
b)
Pengeluran pendapatan adalah pengeluran-pengeluran
untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi
yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluran seperti ini dicatat
dalam rekening biaya.
2.5. CARA – CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana
masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan
berikut ini akan dibahas tetang harga perolehan.
1.
Pembelian
Tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai
dicatat dalam buku-buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.
2.
Pembelian
secara gabungan
Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan
perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
3. Perolehan Melalui Pertukaran
a. Ditukar dengan Surat-surat Berharga
Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara ditukar dengan saham atau
Obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi
yang digunakan sebagai penukar
b. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara
tukar-menukar atau sering disebut “tukar tambah”. Dimana aktiva lama digunakan
untuk membayar harga aktiva baru ada dua jenis pertukaran yaitu :
1. Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
2. Pertukaran
aktiva tetap yang sejenis
4. Pembelian
angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian
angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.
5. Diperoleh
dari Hadiah atau Donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi,
pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan.
6. Aktiva
yang Dibuat sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang
diperlukan seperti gedung, alat-alat dan perabotan. Pembuatan aktiva ini
biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih diam.
2.6 AKTIVA
TETAP TIDAK BERWUJUD
Aktiva tak berwujud adalah aktiva tetap perusahaan
yang secara fisik tidak dapat dinyatakan. Contoh Aktiva tidak berwujud adalah
hak paten, hak cipta, hak merek, biaya riset dan pengembangan biaya
ditangguhkan serta hak pengusahaan sumber alam. Aktiva tidak berwujud dapat
diperoleh melalui pembelian atau dikembangkan sendiri oleh perusahaan.
Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan
membeli dari pihak luar, maka disamping harga beli yang termasuk sebagai harga
perolehan (cost) adalah biaya – biaya tambahan untuk mendapatkannya seperti
biaya yang dibayarkan kepada pemerintah dan notaries serta biaya administrasi
yang berhubungan. Apabila suatu aktiva tidak berwujud diperoleh dengan jalan
mengembangkan sendiri, maka termasuk dalam harga perolehan adalah biaya-biaya
bahan, peralatan, dan fasilitas, biaya gaji dan upah dan biaya tidak langsung
misalnya alokasi biaya administrasi dan umum.
Hak paten adalah hak yang diberikan oleh pemerintah
(Direktorat Paten) kepada perusahaan atau seseorang atas suatu penemuan baru.
Hak ini diberikan dalam jangka waktu 17 tahun.
Hak Cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah
( Direktorat Paten) kepada perusahaan atau seseorang atas karya-karya tulisan
dan seni yang dihasilkan. Hak ini diberikan untuk selama penciptanya masih
hidup ditambah 50 tahun setelah meninggal dunia. Hak merek juga dikeluarkan oleh
Direktorat Paten. Ketentuan mengenai merek diatur melalui undang-undang No. 21
tahun 1961. Merek menurut ketentuan undang-undang ini adalah tanda yang
digunakan untuk membedakan barang-barang produksi atau barang-barang perniagaan
seseorang atau perusahaan lain.
Biaya yang ditangguhkan adalah biaya-biaya yang
tidak dapat dibebankan dala periode terjadinya karena memberikan manfaat di
masa datang misalnya biaya operasi, biaya emisi saham dan biaya pendirian.
Biaya pendirian adalah biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan usaha
mendirikan perusahaan yang termasuk biaya ini adalah biaya untuk memperoleh
izin usaha, izin penanaman modal dan lain-lain. Biaya emisi saham adalah
biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penjualan saham kepada masyarakat.
Biaya pra operasi (preoperating cost ) adalah biaya
– biaya yang terjadi mulai dari saat mendirikan sampai dengan saat perusahaan
menghasilkan pendapatan. Biaya administrasi, umum, penjualan dan produksi,
dikapitalisir sebagai biaya pra operasi.
1.
Amortisasi
Pengurangan nilai suatu aktiva tak berwujud yang
seara berkala dibebankan sebgai biaya disebut amortisasi (amortization).
Amortisasi aktiva tak berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode
garis lurus. Dipandang dari sudut kemungkinan amortisasinya, aktiva tak
berwujud dapat digolongkan sebagai :
a. Aktiva
tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang, peraturan atau
persetujuan, misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek.
b. Aktiva tidak berwujud yang tidak
terbatas waktunya dan pada waktu perolehannya tidak ada petunjuk mengenai
usianya yang terbatas, misalnya biaya pendirian dan biaya pra operasi.
Harga
perolehan aktiva tak berwujud kategori : (a) Diamortisasikan selama jangka
waktu yang dinyatakan dalam ketentuan. Bila ternyata jangka waktu kegunaannya
lebih lama atau lebih singkat dari perkiraan semula, maka dapat dilakukan
koreksi seperlunya. Aktiva yang termasuk dalam kategori (b) Diamortisasikan
sesuai pertimbangan perusahaan, asalkan amortisasi tersebut layak dan masuk
akal. Amortisasi aktiva tak berwujud dicatat dengan mendebit perkiraan biaya
amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi amortisasi atau langsung ke
perkiraan aktiva yang bersangkutan.
2.
Hak
Penguasaan Sumber Alam
Suatu perusahaan mungkin memperoleh hak untuk melakukan
eksplorasi dan eksploitasi sumber alam tertentu. Biasanya untuk memperoleh hak
eksploitasi sumber-sumber alam tersebut perusahaan harus membayar sejumlah
uang. Biaya-biaya untuk memperoleh hak penguasaan sumber-sumber alam dicatat
sebagai aktiva tetap dan diamortisasikan.
Seperti halnya aktiva tak berwujud, biaya-biaya
sehubungan dengan penguasaan sumber-sumber alam juga akan makin berkurang
nilainya yang disebabkan oleh tambangnya sumber tersebut. Pengurangan nilai itu
secara berkala dibebankan dalam perhitungan rugi laba, yang dalam hal
sumber-sumber alam disebut deplesi. Deplesi pada hakekatnya dapat disamakan
dengan penyusutan pada aktiva tetap berwujud dan pada umumnya deplesi dihitung
berdasarkan metode unit produksi.
3.
Aktiva
Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan
dalam aktiva lancar investasi /penyertaan, aktiva tetap maupun aktiva tidak
berwujud, seperti mesin-mesin yang tidak digunakan, disajikan dalam kelompok
aktiva lain-lain.
Aktiva tetap tidak berwujud (intangible assets)
adalah aktiva yang umur ekonomisnya panjang dan memberikan manfaat bagi operasi
perusahaan, tetapi tidak mempunyai
bentuk fisik. Aktiva ini berupa hak-hak istimewa atau pemilikan posisi yang
menguntungkan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Bukti pemilikan aktiva
tidak berwujud bisa berupa kontrak, lisensi atau dokumen lain.
4.
Contoh
Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Asset)
Berikut adalah contoh-contoh Aktiva Tetap Tidak Berwujud yang
lumrah kita temui dalam dunia usaha adalah :
a.
Hak Sewa (Lease Hold)
Adalah hak yang diperoleh atas suatu
sewa aktiva tertentu (sewa tempat usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya
menggunakan kurun waktu tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris).
Hak sewa dinyatakan sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
- Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di masa yang akan datang.
- Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa, akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.
Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat
memilah-milah atas kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak
berwujud atau sebagai biaya sewa.
b.
Organization Cost
Adalah
pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan dengan set-up
perusahaan sebelum beroperasi, contohnya : pembayaran kepada notaris.
Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud, karena atas
pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh manfaat yang lebih dari satu
tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih beroperasi.
c.
Perijinan (Permit &
Licences)
Periijinan adalah hak
perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah baik daerah maupun pusat untuk
melakukan suatu aktivitas tertentu terkait dengan bidang usahanya. Ijin-ijin
perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan jika masa berlakunya telah habis maka
ijin tersebut harus diperpanjang atau diperbaharui. Namun demikian ijin usaha
atau aktivitas tertentu atas terkait dengan usaha biasanya memiliki jangka
waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya lebih dari satu tahun buku. Untuk itu
izin diakui sebagai aktiva tetap tidak berwujud.
d.
Hak Patent
Hak Patent adalah hak yang
diperoleh atas suatu penemuan tertentu. Dimana atas penemuan tersebut, penemu
akan memperoleh manfaat tertentu untuk kurun waktu tertentu dan dapat
diperpanjang. Penemuan tersebut bisa berupa suatu produk, atau rekayasa, atau
formula, atau system, atau cara tertentu.
e.
Merk Dagang (Trade Mark)
Merk Dagang (Trade Mark)
yang biasa disingkat TM, adalah hak yang diperoleh atas suatu merk komersial
tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan, bentuk, symbol, atau kombinasinya,
yang mewakili suatu organisasi/perusahaan tertentu.
f.
Hak Penggandaan (Copyright)
Copyright adalah hak yang
berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa karya ilmiah, puisi, novel,
maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script atau scenario film
tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan mengedarkannya.
g.
Franchise
Adalah hak yang diperoleh
untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau memasarkan produknya, sekaligus
mengikuti pola usaha, cara pengelolaan, penggunaan logo maupun penggunaan alat
usaha tertentu yang aslinya dimiliki oleh perusahaan yang memberikan hak
franchise.
h.
Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan,
keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh perusahaan, yang oleh karenanya
menjadi dinilai lebih oleh pihak lain. Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa
karena perusahaan memiliki reputasi manajemen yang sangat bagus, menghasilkan
suatu produk unggul yang sulit dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan
lain-lain.
Catatan penting :
Catatan penting :
Goodwill hanya
diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu transaksi, yang mana dalam
transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh pihak lain. Transaksi yang
dimaksudkan bisa berupa : penjualan perusaahaan, bergabung/berhentinya sekutu
(anggota persero) baru, merger atau akuasisi.
BAB
III
GAMBARAN
UMUM PERUSAHAAN
3.1. Latar
Belakang Perusahaan
PT Karya Makmur adalah sebuah perusahaan dagang yang
mempunyai usaha dalam bidang penjualan produk yang masuk kategori obat-obatan
dan alat-alat kedokteran.Perusahaan telah berdiri lima tahun yang lalu dengan
tempat kedudukan perusahaan di kota
Surabaya.Produk tersebut dibeli dari
sebuah persuhaan importir yang berkedudukan di Jakarta.Pembelian produk
dilakukan secara kredit dengan jangka waktu 60 hari.Pengambilan produk dari
Jakarta dilakukan sendiri oleh perusahaan setiap seminggu sekali.
Penjualan obat-obatan dan alat-alat kedokteran
tersebut dilakukan oleh PT Karya Makmur secara kredit kepada rumah sakit-rumah
sakit,pedagang-pedagang obat,took-toko obat dan apotekyang berada di wilayah
Jawa Timur dan di sekitar Jawa Tengah bagian timur.Penjualan produk wilayah
sekitar Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah dilakukan setiap hari dengan cara
keliling dari satu kota ke kota yang lain oleh Divisi Pemasaran.
Untuk melayani Divisi Pemasaran yang setiap hari
menggunakan kendaraan untuk menjual produknya dan melayani Divisi Pembelian
yang setiap seminggu sekali harus mengambil barang dagangan dari Jakarta,PT
Karya Makmur mempunyai cukup banyak armada kendaraannya.Sampai dengan tanggal
31 Desember 2010,perusahaan mempunyai 4 buah truk besar,10 buah truk box diesel,dan
10 buah kijang pick up.Armada truk besar digunakan untuk melayani Divisi
pembelian,sedangkan armada truk box diesel dan armada kijang digunakan untuk
melayani Divisi Pemasaran.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Dari hasil perhitungan yang telah
dilakukan berdasarkan bukti yang ada maka PT Karya Makmur memiliki total aktiva tetap pada Buku Besar per 31 Desember 2011 sebesar tanah Rp. , bangunan
sebesar Rp ,
kendaraan sebesar, mebelair sebesar Rp. , perelatan kantor sebesar Rp. ,
Emplasemen sebesar Rp. , sedamgkan untuk akumulasi depresiasi sebesar Rp. ,
akumulasi depresiasi emplasemen sebesar Rp. , akumulasi depresiasi kendaraan
sebesar Rp. , akumulasi depresiasi menelair sebesar Rp. , akumulasi depresiasi
peralatam kantor sebesar Rp. ,
5.2 Saran
Setelah
disusunnya makalah mengenai aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud,
diharapkan dapat menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah pengantar
akuntansi. Begitu juga alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi
lebih banyak dari berbagai sumber sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan
semakin luas.
Daftar
Pustaka
AKUNTANSI.pdf
ED-PSAK No. 19
Revisi 2009 Aset Tidak Berwujud.pdf
Hendriksen, S.
Eldon.,dan Nugroho W. Teori Akuntansi. Edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
http://awandaniaputry.blogspot.com/2013/05/makalah-akuntansi-aktiva-bewujud-dan_5743.html
diakses pada tanggal 11 november 2013
Jusup, Al.
Haryono.1993. Dasar-Dasar Akuntansi 2. Edisi
4. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN.
PSAK No. 19
Aktiva Tak Berwujud.pdf
Tuanakotta, M.
Theodorus. Teori Akuntansi 2. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskak minta pembahasannya bisa?
BalasHapusBoleh nia, nantik coba tak cari lagi
HapusKaa tlong bgt dan tlong bgt . Pembahsane gmnh smpai ke buku nesar dari ptk krya makmur itu sndri
HapusKak bisa bantu share pembahasannya?
BalasHapusbisa share pembahasannya kak
BalasHapusKak, tlong share pembahasan PT Karya Makmur ?
BalasHapuskak boleh share pembahasannya nggak kak?
BalasHapusKak minta pembahasannya lah
BalasHapusKak boleh minta pembahasannya??
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus